Riddan masih dalam perjalanan ke puncak bersama Saza. Saza tampak sangat antusias karena ini pertama kalinya Saza dan Riddan pergi berdua. "Lo udah bener-bener maafin gue, 'kan?" tanya Riddan sambil melirik Saza yang menatap keluar dan tersenyum-senyum."Iya, aku maafin. Aku gak mau memperbesar masalah kecil," kata Saza sambil tersenyum. "Kak Riddan janji ya, jangan bohong lagi," lanjutnya.
"Janji," kata Riddan. Tiba-tiba ponsel Riddan berbunyi. Riddan berusaha mengambil ponselnya, tetapi ia masih harus fokus menyetir. "Ambilin HP dong, Za."
Saza menurut dan mengambil ponsel Riddan yang ada di tas ransel. "Dari Setan Neraka? Siapa tuh, Kak?" tanya Saza saat melihat panggilan dari kontak bernama 'Setan Neraka'.
"Reject aja," suruh Riddan.
Saza menuruti suruhan Riddan. Setelah me-reject panggilan dari 'Setan Neraka', Saza kembali merasa kecewa ketika melihat wallpaper ponsel Riddan.
"Ini Kak Jea?" tanya Saza pelan.
Riddan melirik sebentar, lalu mengambil ponselnya dari tangan Saza. Belum sempat Riddan menjawab pertanyaan Saza, ponselnya kembali berbunyi. Dengan terpaksa Riddan mengangkat panggilan yang selalu ia abaikan itu. Riddan meletakkan ponselnya di telinga dan menyetir menggunakan satu tangan karena tangan satunya memegang ponsel. "Apaan?"
"Jea kecelakaan, Dan!"
"Apa?! Kok bisa?" Riddan langsung meminggirkan mobilnya dan berhenti di pinggir jalan.
"Dia mau ke mall terus kecelakaan. Di rumah sakit Medika. Gue ada di jalan otw ke sana."
"Sialan!" bentak Riddan yang langsung mematikan ponselnya dan melemparnya ke belakang. Riddan menghidupkan lampu sein, lalu memutar balik mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan maksimal. Ia sangat khawatir pada Jea. Bila terjadi sesuatu pada Jea, Riddan tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
"Kenapa, Kak? Kok putar balik?" tanya Saza bingung. Ia menatap Riddan yang terlihat sangat gemetar. "Kenapa, Kak?" tanya Saza lagi.
"Jea kecelakaan," jawab Riddan singkat sembari fokus mengemudi dengan kecepatan maksimal.
Saza agak kecewa karena jalan mereka ke puncak batal karena Jea kecelakaan. Akan tetapi, Saza tidak mungkin egois dan melarang Riddan putar balik. Saza ingin menjadi pacar yang pengertian.
***
"Lo kenapa gak bilang kalau lo belum ahli bawa mobil?" tanya Gavin sedikit kesal.
"Ya kalau gue bilang lo pasti ngelarang … kayak Riddan," ucap Jea sambil memanyunkan bibirnya. "Lagian gue gak papa kok," lanjutnya.
"Gak papa apanya? Ini tangan lo sampai diperban gitu lo bilang gak papa?" omel Gavin.
"Sssttt! Sini deh deketan," bisik Jea sambil mengkode Gavin agar mendekat.
"Apaan?" tanya Gavin sambil mendekatkan diri ke Jea.
"Mana tangan lo?" Gavin mengerutkan keningnya karena Jea meminta tangannya. Akan tetapi, tak urung ia lakukan juga.
"Nih." Betapa terkejutnya Gavin karena Jea mengarahkan tangannya untuk memukul tangan Jea yang diperban. "Lo gila? Gak sakit?" jerit Gavin histeris.
Jea menggeleng polos. Kemudian ia menarik baju Gavin agar lebih mendekat lagi kemudian Jea berbisik, "Gue udah bilang kalau gue gak kenapa-kenapa, cuma mobil lo yang penyok." Setelah berbisik, Jea mendorong Gavin kembali.
"Jangan bilang … enggak 'kan, Je? Lo gak senekat itu kan?"
"Iya, gue sengaja," kata Jea.
"Anjir! Lo nekat bener. Emang kenapa lo sampai kayak gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Impromptu Couple (END)
RomanceJea adalah sahabat Riddan. Sementara Saza adalah gadis yang disukai Riddan. Jea tidak suka dengan gadis itu karena merebut Riddan darinya. Kemudian Jea bekerjasama dengan Gavin yang katanya suka pada Saza. Mereka ingin menghancurkan hubungan Riddan...