Finding Truth

4.2K 310 26
                                    


Revenge deceives love. Always does.

-Author-

***

"Bu Ratna dan Mas Hasan sudah bercerai?" tanya Ratna lebih penasaran lagi dengan menahan segenap emosi yang sudah tertumpuk di dadanya.

Ratna menggeleng pelan dengan kepala masih tertunduk sendu. "Kami hanya menikah siri, Bu."

"Ya Tuhan ... dan kalian masih dalam status menikah?" Bibir Retha yang terlanjur menganga tak mampu mengatup saking tercengangnya.

"Bu Retha, maaf ... saya tidak —" Kalimatnya terputus oleh aksi Retha yang mendadak berdiri dari posisi berlututnya.

"Saya akan bicara dengan Mas Hasan. Ini nggak bisa dibiarkan."

Merasa panik dan takut dalam waktu bersamaan, Ratna pun turut berdiri untuk menghentikan aksi nekat Retha yang sangat ia khawatirkan dampaknya.

"Bu Retha, tolong jangan Bu. Saya nggak mau urusan antara saya dan Mas Hasan jadi tambah kusut."

"Kenapa kusut, Bu?" tanya Retha dengan mata memicing penasaran.

"Ya karena ..." Ratna mendesah berat lalu menarik Retha untuk kembali duduk berdampingan dengannya. "Masalah antara saya dan Mas Hasan tidak mudah untuk diselesaikan. Terlalu banyak halangannya."

"Penjelasan Bu Ratna jadi bikin saya makin penasaran. Tolong Bu, cerita yang detail. Saya perlu tahu semuanya tentang Mas Hasan," bujuk Retha dengan wajah agak memelas. Membuat Ratna kini yang memicing penasaran.

"Maaf Bu, tapi ini masalah pribadi saya. Sepertinya saya tidak punya kewajiban untuk cerita ke Ibu."

Jawaban Ratna menyentak kesadaran Retha. Wanita yang terlihat lebih tua darinya itu memang benar. Retha tidak memiliki hak sama sekali untuk memaksa Ratna bercerita tentang masalah pribadinya. Ia harus hargai itu. Bisa-bisa wanita itu menaruh curiga lebih banyak pada Retha jika ia tidak pandai menahan-nahan diri.

"Bu Ratna benar. Saya minta maaf." Retha tertunduk malu lalu keluar desahan lemah dari mulutnya. Meski segala luapan rasa sudah tercampur-aduk di dadanya.

"Mohon maaf juga kalau saya terkesan lancang. Bukannya Ibu dengan Mas Hasan hanya rekan bisnis? Atau ..." Ratna terdiam sejenak sebelum ragu-ragu melanjutkan, "... lebih dari itu?"

Retha yang sebenarnya masih terombang-ambing gelombang emosi, kembali mengangkat wajah lesunya hingga kedua manik matanya bertemu dengan wajah penasaran Ratna. Benar saja dugaannya, Retha mulai curiga padanya. Dan semua akibat dirinya yang terlalu terburu-buru mengejar jawaban.

"Kami memang cuma rekan bisnis. Hanya sebatas itu," jawab Retha tegas.

Meragukan jawaban Retha jujur, Ratna memejamkan mata sejenak seraya menarik napas dalam lalu menghembus perlahan. "Kalaupun lebih dari itu tidak apa-apa, Bu. Saya juga tahu Mas Hasan punya istri-istri lainnya. Bahkan status mereka sudah resmi di KUA, tidak seperti saya."

"Bu Ratna tahu?" Kedua bola matanya membulat lebar.

"Mas Hasan sendiri yang cerita sama saya."

Ratna kembali terpancing rasa penasarannya. "Bu Ratna nggak marah? Bu Ratna mengijinkan?"

Sebelum menjawab, Ratna menyeruput wedang jahe yang sedari tadi sudah mereka anggurkan hingga rasanya tidak terlalu nikmat lagi untuk diteguk. Kerongkongannya yang kian mengering perlu dibasahi untuk menurunkan luapan emosinya yang mulai naik ke permukaan.

"Saya nggak berhak untuk melarang. Toh, pernikahan kami juga hanya sebuah formalitas atas nama agama saja. Selebihnya ... tidak ada ikatan apapun di antara kami. Ikatan perasaan pun tidak."

LOVABILITY (Judul Lama: ADAMANTINE) (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang