PART 19

233K 8.4K 221
                                    

Up lagii yeeee🤗

Jangan lupa vote dan comment ya gaiss, klik tanda bintangnyaa💕

Author mau curhat, setiap buka wattpad pasti ada mbak nella sama pakde didi thr sepuluh milyar, wkwk ya ga sehh apa punya author aja😆

Bicara apaseeh thor, yuk langsung baca ajaa💖

~♥~

Hari ini sudah seminggu sejak Gavin sadar, keadaan Gavin saat ini sudah jauh lebih baik. Gavin sudah tampak lebih segar, walaupun berat badannya belum sepenuhnya kembali.

Pagi ini Gavin sudah boleh pulang, Ayy dan Gavin saat ini dalam perjalanan pulang ke rumah. Sebenarnya Ayy tidak mengijinkan Gavin untuk menyetir, takut dia masih terlalu lemah. Tapi Gavin bersikeras bahwa dia sudah sembuh, akhirnya Ayy hanya pasrah saja menghadapi sifat batu sang suami.

"Loh loh kak ini mau kemana" tanya Ayyara bingung, pasalnya saat ini jalan yang dilewati Gavin bukan jalan menuju rumah mereka.

"Pulang" jawab Gavin singkat.

"Iyaa Ayy tau, tapi ini beda arah" jawab Ayy kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

"Bibirnya jangan di monyong2in gitu dong sayang, minta di cium heum" goda Gavin kepada Ayy

"Iya uuuuu" jawab Ayy menggoda sang suami sambil memajukan bibirnya yang sukses membuat Gavin melotot.

Melihat itu Ayyara pun tertawa terbahak-bahak, sadar karena dikerjai sang istri, Gavin mencubit pipi Ayy dengan gemas dan membawa tangan sang istri dalam genggamannya.

----

Saat ini mereka telah sampai di depan rumah mewah berlantai tiga yang lebih besar dari rumah Gavin dan Ayyara.

Cup.. cup.. cup..

"Ayy sayang bangun" kata Gavin mengecupi pipi chubby Ayyara untuk membangunkannya.

"Erghh" erang Ayyara yang merasa tidurnya terganggu.

Ayyara pun mengerjapkan matanya dan menghentikan aksi suaminya yang masih mengecupi seluruh wajahnya.

"Kakk udahh ih, gelii"

"Abisnya susah banget dibangunin, yuk turun" kata Gavin lalu keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk sang istri.

"Ini rumah siapa?" tanya Ayyara memandang takjub rumah mewah di hadapannya.

"Rumah kita" jawab Gavin yang membuat Ayyara melongo tak percaya.

Gavin pun menarik tangan Ayyara untuk memasuki rumah, di dalam ternyata sudah ada Bi iin yang menyambutnya.

"Selamat datang den, selamat datang non" sambut bi iin ramah

"Loh bi iin kok disini?" tanya Ayyara yang langsung memeluk bi iin

"Iya non, kemarin saya sama pak kardi diboyong kesini sama nyonya besar. Katanya rumah baru den Gavin"

"Wah non Ayy hamilnya udah berapa bulan non?" Lanjut bi iin

"Jalan 7 bulan bi" jawab Ayy mengelus perutnya, bi iin melongo mendengar jawaban Ayyara

"Tapi kok besar sekali non, seperti sudah 9 bulan saja" jawab bi iin terkekeh

"Yaiyalah besar, orang bayi Gavin ada dua" itu suara Gavin yang menyela obrolah dua wanita beda usia itu karena merasa diabaikan.

Bi iin pun yang mendengar itu tersenyum lebar, "Wah selamat ya non, kalau begitu bibi mau lanjut beres-beres di belakang dulu" pamit bi iin yang diangguki Ayyara.

Tiba-tiba Ayyara merasakan sebuah tangan kekar memeluk erat perutnya. Ayyara menolehkan kepalanya yang langsung dihadiahi kecupan di pipi oleh Gavin.

"Kamu suka rumahnya sayang?" tanya Gavin yang sudah meletakkan kepalanya di bahu Ayyara

"Suka kak, bagus dan luas seperti keinginan Ayy. Kenapa tiba-tiba pindah rumah? Ayy juga suka kok tinggal di rumah kita yang lama" jawab Ayyara menoleh sambil mengelus pipi Gavin

"Kakak mau memberikan suasana baru buat kamu Ayy, kakak rasa banyak kenangan buruk disana yang kakak berikan buat kamu" kata Gavin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ayyara.

Ayyara yang paham maksud Gavin pun mengangguk dan menggenggam tangan Gavin yang ada di perutnya.

"Mau pelukan terus nih, Ayy cape tau kak"

Gavin yang mendengar itu pun melepaskan pelukannya dan menggendong Ayy bridal style menuju kamar mereka.

"Ihh kak lepas, nanti jatuh. Kakak kan masih lemes"

"Kata siapa, kakak udah sehat tau. Cup." jawab Gavin yang diakhiri kecupan singkat di bibir Ayyara.

Gavin membaringkan sang istri di ranjang dan disusul dirinya naik ke ranjang dan membawa Ayyara ke pelukannya.

"Yang" panggil Gavin sambil mengelus punggung Ayyara

"Heumm" gumam Ayy di pelukan Gavin.

"Jangan panggil kak lagi dong, kan bentar lagi punya baby masa masih panggil kak. Aku kan bukan kakak kamu" kata Gavin yang membuat Ayy mendongak dan mengecup dagu Gavin.

"Terus panggil apa?" tanya Ayy yang masih menatap Gavin.

"Sayang, honey, babe, papa, papi, daddy terserahlah yang penting jangan kakak lagi heumm" jawab Gavin mengecup hidung mancung Ayyara.

"Oke sayang"

"Apa ulangi? Aku ga denger"

"Gak mau"

"Sayang, please"

"Iya iya sayang" jawab Ayy yang membuat Gavin tersenyum lebar dan mengecup seluruh wajah Ayyara.

Akhirnya mereka tertidur dengan perasaan yang bahagia dengan saling berpelukan.

Suamiku Calon Kakak Iparku ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang