Seorang lelaki terlihat meringkuk di sudut kamarnya, lampunya sengaja ia matikan supaya saudaranya mengira bahwa ia sudah tertidur. Padahal nyatanya, ia malah menangis sesegukkan dengan tangan kanan yang terus tak henti bergerak.
Netra gelapnya berkilat tatkala petir tiba-tiba menyambar, menghasilkan cahaya yang cukup membuat kamarnya mendapat cahaya meski sesaat. Bisa ia lihat cairan kental berwarna merah itu sudah mengotori lantai dingin yang sedang ia duduki.
Meskipun begitu, ia terus saja melanjutkan kegiatannya, yaitu menyayat sendiri pergelangan tangannya sambil sesekali menggigit bibir bawahnya saat rasa sakit ia rasakan. Ia tidak mau mengganggu waktu istirahat saudaranya, terlebih memberi tahu saudaranya tentang kondisinya.
Tak berselang lama kemudian, pintu kamarnya diketuk. Lelaki itu sempat panik, mendengar suara dua orang yang terdengar khawatir dan panik saat baru saja ia tanpa sengaja meloloskan ringisan yang cukup keras.
"Eric? Buka pintunya!"
—
29 Mei, 2020halo gais, hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
fake | juric. ✓
FanfictionDi balik topeng bahagianya, ada tangan yang siap menampar dirinya agar kembali pada kenyataan mengenai kehidupannya. warn! bxb, sensitive topic, a lil bit mature content, typo(s). Ⓒ httptbz, 2020