41

1.6K 247 31
                                    

Juyeon menelisik daerah sekitar dengan mata tajamnya, di belakang lelaki itu Jeno sibuk bertanya dengan foto Eric berada di genggamannya. Keduanya memilih untuk berpencar supaya peluang ketemunya Eric semakin besar.

"Bang, disini kayaknya nggak ada, deh," ujar Jeno, menghampiri Juyeon yang tengah memperhatikan salah satu bangunan di ujung gang.

Kepala yang lebih tua tertoleh. "Ah, iya, kayaknya. Tapi gue sedikit curiga sama bangunan itu." Jemari Juyeon terangkat, menunjuk sebuah gedung tua terbengkalai. "Kita coba ke sana dulu," usul Juyeon kemudian.

Jeno bergidik ngeri, melihatnya saja ia sudah merasa takut apalagi harus mengunjunginya. Tapi pandangannya pun tak bisa luput dari gedung tersebut, meski kini ia tanpa sadar meneguk salivanya sendiri.

"Bang Juy, serius?" tanya Jeno, memastikan.

Juyeon mengerutkan kening, melihat raut pucat Jeno. "Kenapa? Takut, ya? Kalau gitu biar gue sendiri aja, lo tunggu sini. Jadi biar kalau ada apa-apa lo bisa kabur atau hubungin pihak berwajib."

Baru Juyeon hendak membuat langkah, tangan Jeno segera mencekal pergelangan tangannya. Kepala yang lebih muda menggeleng cepat, mengisyaratkan agar tidak menghampiri gedung tua tersebut.

"Kita ganti tempat aja, bang. Atau gak minta bantuan yang lain buat bantu cari Eric," ujar Jeno sambil sesekali melirik ke arah bangunan itu.

Juyeon berdecak jenaka, jelas sekali adik kelasnya itu tengah dilanda ketakutan. "Jangan ngerepotin mereka, Jen, udah mau malam," responnya, menarik kembali tangannya. "Yaudah, gue gak jadi ke sana. Kita mendingan cari di tempat lain aja daripada nanti lo malah kencing di celana," sambung Juyeon membuatnya mendapatkan pukulan pada salah satu lengan.

Keduanya segera menggerakkan tungkai mereka menjauhi gedung tua itu, membiarkan sepasang mata memperhatikan sosok Jeno dan Juyeon menjauh dengan senyum kemenangannya dari salah satu jendela yang tersedia.

Hyunjae mengusap pelan wajahnya yang sudah dibanjiri peluh, sementara disebelahnya Hwall juga melakukan hal serupa. Lelaki Lee itu memilih untuk mengajak Hwall mencari tempat duduk, karena mereka nyaris dua jam lebih berkeliling di sekitar daerah rumah sakit hanya demi mencari keberadaan Eric.

"Hwall, duduk dulu sini," ajak Hyunjae, menarik lembut tangan adik kelas merangkap kekasihnya itu.

Tangan yang lebih tua mengusap kening Hwall, sesekali mengipasi wajah memerah keduanya akibat terus menerus berlari kesana kemari. Hwall hanya bisa mengulum senyumnya yang nyaris mengembang, melihat bagaimana Hyunjae sibuk menghapus peluh di wajah Hwall.

"Kakak beli minum dulu, ya, Hwall tunggu disini jangan kemana-mana!" ujar Hyunjae, sebelum beranjak dan berlari meninggalkan lelaki Heo itu seorang diri.

Srek. Srek.

Kepala Hwall teralih pada sebuah semal belukar yang tak jauh dari tempatnya beristirahat. Jelas sekali ia lihat semak itu bergerak, tapi setelah beberapa saat Hwall perhatikan malah tidak ada pergerakan kembali.

Sruk.

Hwall sempat berjengit kaget tatkala secara tiba-tiba sepucuk surat jatuh dari langit dan mendarat tepat di atas kedua pahanya. Ia meraih surat itu perlahan, merasa ragu harus membukanya atau tidak begitu melihat surat itu tersegel.

"Hwall?"

Lagi, lelaki Heo itu tersentak hingga genggamannya pada sepucu surat asing itu terlepas membuat benda mati itu tergeletak di tanah. "Kak Jae! Jangan ngagetin terus!" tegur yang lebih muda kesal pasalnya Hyunjae tiba-tiba menepuk bahunya.

Hyunjae hanya terkekeh, kemudian pandangannya jatuh pada sepucuk surat tersebut. "Apa ini?" tanyanya sambil merunduk untuk meraihnya.

"Gak tahu, jatuh dari langit," jawab Hwall cepat.

"Hah? Jatuh dari langit?" Kedua alis Hyunjae bertaut, merasakan sesuatu tidak beres. "Dibuka aja kali, ya? Ini di salah satu sudutnya ditulis nama 'Eric Bae' soalnya," lanjutnya setelah meneliti bagian luar surat tersebut.

Mendengar itu, lelaki yang lebih muda langsung melebarkan kedua mata sipitnya. "Masa? Tadi aku gak lihat ada tulisannya," komentarnya tak percaya.

Hyunjae mendelik, kenapa kekasihnya itu selalu saja tidak mempercayai dirinya?

"Nih, lihat sendiri."

Tangan yang lebih tua terulur, menunjukkan pada Hwall bagian pinggir luar surat. "Kak, ada lanjutannya di bawah," ucap Hwall sambil menunjuk bagian di bawah nama Eric. "'Ucapkan selamat tinggal untuknya.'"

"Maksudnya?"

"Eric diculik, kayaknya," imbuh Hwall, bangkit dan segera menarik tangan Hyunjae menjauhi tempat itu. "Ayo, kak. Kasih tahu soal surat ini sama yang lain!"






30 Juni, 2020

wp tuh kenapa ya? setiap up notifku selalu telat masuk atau malah gak masuk, apalagi notif komentar + vote. pengen tak HIH aja rasanya :"

fake | juric. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang