Jeno beserta Juyeon memilih untuk kembali mencari Eric di tempat lain, membuat keduanya bertemu dengan Hwall dan Hyunjae. Keempatnya berkumpul, mencari tempat duduk begitu Hwall mengatakan ia menemukan sesuatu yang penting.
"Kak, gue nemu ini." Tangan lelaki Heo itu terulur, menyerahkan sepucuk surat kepada Juyeon dan Jeno.
"Ini..., kenapa ada nama Eric?! Lo nemu darimana?"Jeno langsung melontari Hwall dengan pertanyaan bernada tinggi.
Hyunjae menepis tangan lelaki berahang tegas itu tatkala nyaris saja hendak mencengkram erat kedua bahu milik kekasihnya. "Nanya aja, gak usah pake pegang-pegang!"
Mendengarnya Juyeon pun mendelik, sama halnya seperti yang Jeno lakukan. Lantas tanpa membuang waktu, mereka membuka surat tersebut. Membiarkan tulisan bertinta merah itu terumbar untuk keempat ketahui isinya.
Kalian mencari keberadaan Eric? Ha-ha. Yang benar saja, saat kalian menemukan surat ini, bocah bodoh itu sudah tidak di dunia ini.
Ia sudah mati. Jadi, ucapkan saja selamat tinggal.
Terutama untuk Lee Juyeon yang sudah berani-beraninya menyentuh milikku.
Hening.
Sampai secara tiba-tiba Juyeon beranjak, menggerakkan tungkainya ke arah berlawanan dari arah datangnya dengan Jeno. Ketiganya tanpa banyak bertanya langsung bangkit, sedikit berlari untuk menyamakan langkah mereka.
"Mau kemana, bang?" Jeno bertanya sembari tangannya masih memegang surat tersebut.
"Gedung tua tadi," balas Juyeon datar, membuat Jeno sempat bergidik ngeri.
Hyunjae mempercepat langkahnya, bersebelahan dengan Juyeon. "Tadi? Jadi, udah sempat cek ke sana?"
Yang ditanya melirik sekilas, sebelum akhirnya menggeleng. "Jeno nggak berani, makanya gue lewatin bangunan itu," jawabnya membuat tatapan Hwall maupun Hyunjae memicing ke arah lelaki bermarga Bae itu.
Jeno hanya terkekeh canggung, merasa bersalah karena sudah mengedahulukan rasa takutnya.
—
Eric meringis, merasakan perut bagian bawahnya sakit. Apalagi saat ia berusaha menggerakkan anggota tubuh, rasanya setiap inci tubuh lelaki itu akan segera hancur jika tidak hati-hati dalam menggerakkannya.
Pria yang Eric ketahui merupakan ayah tirinya itu sudah menghilang di balik pintu, meninggalkannya seorang diri dengan rasa sakit menjalari seluruh tubuhnya. Tubuh Eric terbaring pada sebuah ranjang, salah satu kakinya dirantai pada kaki ranjang.
Sementara setelah Sangyeon tadi sempat menyetubuhinya, Jaehyun segera masuk ke dalam ruangan dan memberikannya beberapa potong pakaian. Eric terpaksa memakainya jika tidak ingin mati kedinginan. Namun kini perutnya terasa meraung, meminta untuk diisi oleh sesuatu.
Alih-alih mati karena kedinginan, sepertinya ia akan segera mati karena tidak diberikan makanan sedikitpun.
Aliran sungai kecil menyusuri kedua pipinya, kedua belah bibirnya mengeluarkan isak tangis lirih. Bahunya bergetar hebat, ia benar-benar tidak tahan akan seluruh rasa sakit dan trauma yang kini menghantam badan ringkihnya.
Rasanya benar-benar ingin mati.
—
1 Juli, 2020kukira cuman wpku aja yang mabok gak masuk notif, taunya yang lain juga ya. . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
fake | juric. ✓
FanfictionDi balik topeng bahagianya, ada tangan yang siap menampar dirinya agar kembali pada kenyataan mengenai kehidupannya. warn! bxb, sensitive topic, a lil bit mature content, typo(s). Ⓒ httptbz, 2020