Eric menopang dagunya, memperhatikan guru yang menjelaskan materi dengan pandangan bosan. Sedangkan Sunwoo sudah memejamkan matanya dengan damai, mengabaikan panggilan Bomin yang duduk di belakang.
"Woi, bangun," bisik Bomin sambil menoel-noel punggung Sunwoo menggunakan pulpennya. "Heh, itu dilihatin," lanjutnya, menyadari atensi gurunya itu kini sudah berpindah dari papan tulis menjadi ke arah para murid.
Eric hanya melirik, ia sudah benar-benar terlalu mengantuk untuk sekedar mencoba membantu Bomin membangunkan Sunwoo. Sementara Hwall yang duduk di sebelah Bomin mulai ikut-ikutan teman sebangkunya dengan cara menendang-nendang bangku lelaki Kim di depannya itu.
"Heran, temen sebangku lo kebo banget," ujar Hwall, mulai terpancing emosi karena usahanya juga gagal.
Eric mengerjap, nyaris kehilangan kesadarannya begitu sosok wanita paruh baya menghampiri mejanya. "Kim Sunwoo, Bae Eric! Berani sekali kalian berdua tidur di kelas saya!"
Brak!
Sunwoo berjengit kaget, kemudian tanpa bisa ia tahan tubuhnya jatuh dari bangku. Eric juga terkejut, namun ia tidak membuat dirinya malu seperti Sunwoo dengan aksi jatuh dari bangku. Lelaki mungil itu hanya mengelus dadanya sambil diam-diam bersyukur gurunya itu tidak memanggilnya dengan marga yang lain.
"Sekarang kalian keluar! Putari lapangan sebanyak dua puluh kali!"
Mendengar hukuman yang didapat, Eric mengangkat pandangannya. "Mrs, bisa ditawar gak dihukumannya?"
"Tidak ada penawaran! Kecuali kalian ingin hukumannya ditambah dengan membersihkan toilet di lantai tiga," balas wanita itu lugas, sambil kedua tangannya berkacak pinggang.
Eric mendengus, sementara Sunwoo masih berusaha mengumpulkan sisa kesadarannya. Lantas tangan gurunya itu mulai bergerak, menunjuk ke arah pintu kelas.
"Cepat keluar! Atau mau saya tambah hukuman kalian?"
Eric segera beranjak mendengar ancaman yang diberikan, lelaki itu tak lupa menarik Sunwoo untuk keluar kelas dan sedikit berlari menuju tangga saat didengar kembali teriakan guru itu untuk menyuruh mereka cepat-cepat melaksanakan hukuman.
—
Satu jam adalah waktu yang dibutuhkan keduanya untuk menyelesaikan hukuman dari guru biologi mereka itu. Kini keduanya tengah bersimpuh di pinggir lapangan, dengan Eric tak henti-hentinya mengipasi wajahnya yang memerah. Sedangkan Sunwoo sudah terlentang dengan nafas yang masih ia coba untuk diatur.
"Guru gila," desisan Sunwoo tanpa sengaja didengar oleh Eric.
"Heh, ilmunya gak sampai ke otak lo tahu rasa!" sahut Eric sambil tangannya bergerak untuk membuka hoodie yang ia kenakan, sampai ia menyadari sesuatu dan mengurungkan niatnya itu.
Sunwoo melirik Eric yang duduk di sebelahnya. "Lo tahan banget pake hoodie di siang bolong gini, gak panas?" tanyanya, memperhatikan hoodie berwarna abu-abu dengan kedua lengannya yang menutupi tangan Eric hingga pergelangan.
"Panas lah," Eric menjawab cepat. "Tapi terkadang ada hal yang seharusnya gak lo tanyain dan harus lo tahu jawabannya, Sun."
Kening Sunwoo mengerut. "Lo berasa apa aja, dah. By the way, gimana lo sama kak Juyeon?"
"Kenapa kak Juyeon?"
"Karena tadi pagi gue lihat lo berdua pegangan tangan, ya, di depan gerbang lagi," ujar Sunwoo sambil mengalihkan atensi pada langit.
Eric menoleh, gantian memperhatikan Sunwoo. "Sun, aneh gak, sih? Gue baru kenal dia belum ada semingguan padahal, tapi udah nyaman aja. Padahal jelas-jelas hati gue sejak dua tahun belakangan ini cuman—"
"Cuman apa?" potong Sunwoo ketus. "Cuman stuck disosok pangeran sekolah ini? Ric, lo tahu sendiri kalau kak Younghoon nganggep lo sebatas adek doang, gak pernah lebih gak pernah kurang. Lagipula, kak Younghoon sendiri punya orang yang dia pikirin dan dia sukai. Bahkan kemarin gue denger mereka baru aja ngubah status."
Eric bungkam. Tapi hatinya entah mengapa mencelos begitu saja mendengar fakta bahwa seseorang yang beberapa tahun belakangan ini menjadi alasannya untuk bertahan, selain Jeno dan bundanya.
—
17 Juni, 2020nggak melenceng kan ya? hshs. ngeh kali, pas di chap awal kan ada interaksi antar bbangric dan ketauan jelas wkwk /apasi
KAMU SEDANG MEMBACA
fake | juric. ✓
FanfictionDi balik topeng bahagianya, ada tangan yang siap menampar dirinya agar kembali pada kenyataan mengenai kehidupannya. warn! bxb, sensitive topic, a lil bit mature content, typo(s). Ⓒ httptbz, 2020