39

1.6K 248 50
                                    

Xiaojun memasuki rumahnya dengan peluh yang membanjiri wajah rupawannya. Saat diperjalanan pulang tadi ia sempat sekilas melihat sosok Sangyeon bersama dengan Jaehyun keluar dari mobil dan masuk ke dalam salah satu klub malam terkenal di kota itu.

Lelaki beralis tebal itu nyaris saja mengikuti keduanya untuk masuk ke tempat jahannam tersebut, namun telepon dari sang mamih membuatnya menahan aksinya itu. Mamihnya mengatakan ada polisi yang mencari keberadaan Sangyeon beserta Jaehyun, mendatangi rumah mereka.

Xiaojun mau tak mau segera tancap gas, mempercepat laju mobilnya agar mamihnya berhenti cerewet dan meneleponnya. Ia akui, mamih barunya ini cukup merepotkan dan menakutkan, terlebih bagi Sangyeon sendiri.

"Lama sekali," celetuk seorang pria manis yanh tengah duduk di sofa seorang diri.

Xiaojun berdesis, menahan dorongan untuk membalas ketus mamihnya itu. "Suka-suka Dejun, lagipula polisi cuman tanya papih sama pacar gelapnya itu 'kan?"

Pria yang lebih tua menganggukkan kepalanya, lalu ia menyeruput tehnya sebelum kembali membuka suara. "Harus aku apakan lagi tua bangka itu agar nurut? Benar-benar selalu merepotkan aku saja."

"Mamih Chanhee!" teriak Xiaojun saat menyadari sesuatu. "Papih ternyata punya dua anak lagi, walaupun bukan kandung. Dan ia sering..., um—" Xiaojun menghentikan ucapannya, mendadak ragu harus mengatakan kelakuan bejat papihnya itu pada pria yang sempat tersentak mendengar teriakannya.

"Bermain-main?" Chanhee menaikkan sebelah alisnya.

Xiaojun hanya mengangguk-angguk, membenarkan ucapan mamihnya. "Bahkan sejak mereka masih kecil," lanjutnya memelankan suaranya. "Papih sudah keterlaluan, mamih gak ada niatan untuk melaporkan kelakuannya pada polisi?"

Hening.

Chanhee terlihat sibuk menyeruput tehnya, sementara Xiaojun masih betah berdiri di dekat pintu masuk dengan pandangan tak lepas dari mamihnya itu. Bahkan hingga kedua kakinya pegal, Chanhee masih tak bergeming ataupun memberi respon berarti.

Sampai Xiaojun hendak beranjak ke kamarnya sendiri, suara sang mamih menghentikan pergerakannya.

"Sudah." Chanhee bangkit, balas menatap anak tirinya itu. "Bahkan tadi aku sudah bilang untuk segera melakukan penyidikkan dan melacak keberadaan mereka."

"Hm? Mamih berubah pikiran? Kemarin saja bilang masih sayang papih," cibir Xiaojun pelan.

"Aku sudah muak," sahut yang lebih tua. "Tua bangka itu terlalu gila pada seks hingga rasanya aku bisa saja mati sekarang juga karena kegilaannya yang selalu menginginkan berpuluh-puluh ronde setiap malam," sambung Chanhee ketus, sebelum tungkainya bergerak meninggalkan ruang tamu.

Esoknya, Eric terpaksa ditinggal sendirian dalam ruang rawatnya. Jeno tadinya ingin bolos dan menemani kembarannya, tapi Eric memaksa lelaki itu masuk supaya tidak terlalu ketinggalan dalam pembelajaran.

Lelaki mungil itu menghembuskan nafas panjang, pikirannya masih melayang pada aksi berani seorang Lee Juyeon semalam. Eric merasa sedikit canggung setelah semalam Juyeon menjauhkan wajahnya, meski matanya tak bisa lepas dari mata tajam milik kakak kelasnya itu.

Dan Eric ingat betul bagaimana reaksi wajahnya yang memanas, serta Juyeon tiba-tiba langsung berlari keluar ruangan dengan kedua telinganya sudah memerah seperti wajah Eric. Tanpa sadar, lelaki itu terkikik geli. Membayangkan betapa lucunya muka panik kekasihnya itu, sebelum membuang muka dan kabur.

Ah, tapi Eric masih kesal akan traumanya yang membuat ia gemetaran setelah Juyeon meninggalkannya sendirian di dalam ruangan. Padahal seharusnya ia menikmati sensasi letupan pada dadanya, serta perutnya yang rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu hidup di dalamnya.

Masih asik dengan pikirannya, Eric tidak menyadari seseorang sudah membuka pintu bernuansa putih tersebut. Sebelum secara tiba-tiba mulutnya dibekap oleh seseorang menggunakan sapu tangan yang dikasih bau sesuatu hingga perlahan kesadarannya hilang bahkan sebelum ia sempat melihat siapa pelakunya.

"Sweet dream, baby boy."





29 Juni, 2020

otakku mulai limit. . . alias tanda-tanda kosa katanya bakalan berantakan dan sedikit nyeleneh heu

fake | juric. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang