"Eric, ini ada temen-temen lo— RIC?!"
Kedua mata Jeno melebar begitu membuka pintu bernuansa putih itu ia sudah tidak mendapati keberadaan kembarannya. Mata tajamnya segera menelusuri seisi ruangan tersebut, berasumsi kalau Eric tengah bersembunyi.
Namun nihil. Ia bahkan melihat bekas infus dan selang oksigen di atas brankar, sudah pasti ada sesuatu yang baru saja terjadi pada kembarannya itu.
"Mana Eric, Jen?" Kepala Hyunjae menyembul masuk, menelisik sekitar. "Lho, gak ada?"
Mendengar suara Hyunjae, Younghoon beserta Hwall segera memaksa untuk masuk. Hyunjae sempat terhimpit di bingkai pintu sebelum akhirnya berhasil menarik dirinya keluar. Atensi lelaki Lee itu jatuh pada Juyeon dan Sunwoo di luar ruangan, keduanya terlihat mengerutkan keningnya.
"Kenapa?" tanya Juyeon, menuntut.
"Eric nggak ad—"
BRAK!
Belum sempat Hyunjae menyelesaikan ucapannya, tangan besar Juyeon langsung mendorong bahunya dan berlari masuk ke dalam ruangan tersebut. Sunwoo terbahak, melihat bagaimana kakak kelasnya itu nyaris saja tersungkur dan mencium dinginnya lantai rumah sakit.
"Lee Sialan Juyeon, untung temen," desis Hyunjae sambil bangkit dibantu Sunwoo.
"Bang, Eric beneran gak ada?" tanya Sunwoo begitu melihat Younghoon dengan raut panik tengah menempelkan ponselnya pada telinga.
Younghoon melirik Sunwoo, lantas menggeleng. "Tolong secepatnya cek cctv-nya, ya, pak. Terimakasih."
Salah satu alis Sunwoo terangkat. "Ngapain, bang?" tanyanya penasaran, pasalnya Jeno, Hwall, dan Juyeon pun berekspresi sama seperti Younghoon.
"Sun, lo temenin gue cari Eric, ya!" ujar Younghoon sambil menarik tangan yang lebih muda, tanpa berniat untuk mendengarkan jawaban Sunwoo.
Sunwoo tertarik, sempat ingin menolak tapi melihat raut kepanikan dari wajah para temannya itu ia memilih menutup rapat-rapat mulutnya. Akhirnya ia berlari di sepanjang koridor, berusaha menyamai langkah cepat sepasang kaki jenjang milik Younghoon.
"Bang, pelan-pelan! Ini kaki gue gak sebanding sama kaki lo," protes yang lebih muda karena ia gagal mengejar Younghoon.
Younghoon berdecak pelan. "Kalau pelan-pelan nanti Eric keburu gak ada, mau lo kehilangan sahabat?"
Sunwoo mendelik mendengarnya. "Enggak lah! Bang Younghoon kalau ngomong suka aneh-aneh aja," balasnya cepat.
"Bawel lo."
Keduanya segera masuk ke dalam mobil milik Younghoon, sempat yang lebih tua itu terlihat menghubungi seseorang sebelum akhirnya memilih meninggalkan perkarangan rumah sakit.
—
PLAK!
Eric menangis tersedu-sedu, merasakan pipinya berdenyut akibat menerima tamparan untuk yang entah kesekian kalinya. Sosok di hadapannya itu kini berjongkok, menyamai tingginya dengan tinggi Eric yang tengah terikat dan duduk pada sebuah kursi.
"Aduh, kenapa nangis?"
Eric memicingkan matanya. "Lo siapa, sih?! Pengecut banget mainnya sama orang yang lagi sekarat," tanyanya sambil berusaha memberontak begitu pria itu mulai mengusap tengkuknya.
Pria asing itu tertawa kencang, terdengar memuakkan di indera pendengaran Eric. "Saya? Kamu tidak mengenali saya padahal kita sudah sering berhubungan?"
Lelaki mungil itu merinding, begitu tangan pria itu mulai menelusup ke dalam pakaiannya dan mengelus punggungnya secara sensual. Eric memberontak, berusaha menendang kaki pria di hadapannya itu yang mulai bergerak untuk merobek pakaiannya.
"Stop, please..," desis Eric tatkala atasannya berhasil disobek yang menyebabkannya kini bertelanjang dada.
Pria itu tertawa. "Tadi saja mengatakan saya pengecut, sekarang malah memohon layaknya anak kucing. Benar-benar naif sekali kamu, baby boy."
Eric mendecih, geli sendiri mendengar panggilan yang diberikan pria itu. "Berhenti memanggil seperti itu, menggelikan!" sentaknya keras, membuat suasana sempat hening.
Sampai tiba-tiba kaki pria itu menghantam perut bagian atas Eric, membuatnya terjengkang dari kursi dengan darah keluar dari kedua belah bibir tipisnya. Tak sampai disitu, tangan pria itu mulai menarik kedua tangan Eric yang terikat hingga terangkat di atas kepala Eric.
Lantas tanpa berkata apapun, pria itu menindih tubuh mungilnya dan mulai melakukan aksi bejatnya. Mengabaikan jeritan kesakitan yang lebih muda karena permainan sang iblis.
—
30 Juni, 2020eh kok jadi agak thriller????? haha ngaco bgt ini otakku kalo lagi limit huft
KAMU SEDANG MEMBACA
fake | juric. ✓
FanfictionDi balik topeng bahagianya, ada tangan yang siap menampar dirinya agar kembali pada kenyataan mengenai kehidupannya. warn! bxb, sensitive topic, a lil bit mature content, typo(s). Ⓒ httptbz, 2020