"Kak?"
Juyeon tersentak, begitu disadarinya kalau Eric baru saja bersuara dan kini tengah menatapnya. Posisinya yang masih menunduk itupun dengan cepat ia menegakkan punggungnya. Sementara Eric mengubah posisinya menjadi duduk.
"Barusan yang kak Juyeon bilang, bener?" tanya Eric, memastikan bahwa telinganya tidak salah menangkap suara.
Tadi, saat Juyeon mulai berbisik di telingnya, Eric terbangun karena merasakan sensasi geli karena seperti ada yang tengah meniup telinganya itu. Tapi inderanya itu malah menangkap setengah ucapan sang kakak kelas, membuat Eric harus memastikannya.
Juyeon diam, otaknya sibuk mencari jawaban atas pertanyaan Eric. Ia serius menyayangi Eric? Benar-benae tulus menyayangi atau ini hanya perasaan sesaatnya karena kasihan pada hidup Eric?
"Kak Juyeon?" Eric memanggil, tangannya terlambai di depan wajah Juyeon. "Kalau semisalnya gue salah denger bilang aja, kak. Jangan bikin gue berharap yang nggak jelas," lanjutnya begitu menyadari kalau Juyeon melamun. "Gue bisa aja hilangin perasaan ini, cuman sekarang ini gue butuh kejelasan atas apa yang baru aja gue denger tadi."
Juyeon mematung, jelas-jelas ia menangkap apa yang baru saja Eric tuturkan padanya. Bukankah itu sebuah pertanda bahwa Eric juga mempunyai serupa Juyeon? Lantas, sebenarnya ia ragu karena apa?
Baru saja Eric ingin beranjak untuk mengambil minum di dapur, tangannya segera ditahan oleh Juyeon dan ditarik agar kembali duduk. Pandangan keduanya bertemu, sementara kedua tangan besar Juyeon mulai menggenggam erat tangan mungil milik Eric.
"Gue— kakak serius, Eric. Kamu..., mau jadi sumber bahagia kakak?"
Juyeon tersenyum hangat, sehangat relung hati Eric begitu mendengar bahwa indera pendengarannya tidak salah menangkap suara. Keheningan sempat menguasai keduanya, sebelum secara tiba-tiba Eric menubrukkan tubuhnya hingga Juyeon kehilangan keseimbangan dan jatuh tertidur di sofa.
Eric menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah di dada bidang Juyeon, sementara Juyeon semakin memperlebar senyumannya dan mulai melingkarkan lengannya untuk membalas pelukan Eric dengan erat.
"Gue anggap jawaban lo adalah iya."
—
24 Juni, 2020aku punya pertanyaan..
fake maunya dibikin happy ending,atau
sad ending?
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
fake | juric. ✓
ФанфикDi balik topeng bahagianya, ada tangan yang siap menampar dirinya agar kembali pada kenyataan mengenai kehidupannya. warn! bxb, sensitive topic, a lil bit mature content, typo(s). Ⓒ httptbz, 2020