11

34.4K 6.6K 2.6K
                                    

–––––
〃ABINAYA〃
–––––

Bagai parade musik yang menyuguhkan banyak lagu dengan iringan dan nuansa berbeda
Dua isi hati dengan watak dan karakter yang tak sama pun bisa bersatu dalam satu naungan
Keduanya memiliki perbedaan tetapi terangkum dalam sebuah lingkaran bagi penikmatnya

Cinta...

–––––

PUKUL setengah enam pagi Januar sudah mandi dan tampak segar. Ia saat ini berada di dapur membantu Emak memotong kol dan wortel untuk membuat sup. Tidak jauh dari dapur, ada Jauzan yang sedang mencuci baju di kamar mandi yang pintunya sengaja dibuka.

Januar pada akhirnya menginap di rumah Jeno. Awalnya ia merasa sungkan saat Emak dan Bapak meminta untuk menginap, tapi saat Jeno yang meminta tentu saja Januar mau. Mana mungkin dirinya menolak. Terlebih hari ini adalah hari Minggu dan besoknya tanggal merah. Tampaknya Januar memang akan menjadi warga Bandung untuk beberapa hari ini.

Satu hal lagi, untungnya Januar selalu menyimpan beberapa potong pakaian ganti di mobilnya, sangat menguntungkan di saat-saat seperti ini.

Mengenai kemarin malam setelah terjadi beberapa perdebatan akhirnya Januar tidur berdua bersama si pemilik kamar, Jeno. Awalnya Januar sungkan dan lebih memilih tidur di ruang tengah menemani Bapak dan Emak yang tidur disana. Tapi setelah dipaksa oleh semua penghuni rumah -kecuali Jeno, akhirnya Januar tidur nyaman di atas ranjang kamar kekasihnya.

Ya, kekasihnya yang baru saja resmi beberapa jam lalu.

Satu informasi, Januar maupun Jeno tidak menggunakan ranjang yang sama. Hanya Januar yang tidur di atas ranjang, sedangkan pemiliknya tidur beralaskan kasur lantai di bawah Januar. Selain untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, ranjang milik Jeno terlalu kecil untuk ditempati oleh dua orang dewasa.

Ngomong-ngomong soal Jeno, pria itu sedang membantu Bapak membersihkan diri. Pria itu menolak saat Januar menawarkan bantuan. Jadilah Januar kini membantu Emak di dapur.

"Emak, ini sayurnya udah dipotong semua. Jeje taruh disini ya." Januar memasukkan semua sayur yang dipotongnya ke dalam baskom besi dan meletakkannya di samping kompor.

"Iya, taruh disitu aja nak biar Emak yang masak. Kamu duduk aja, masa tamu ikut bantu-bantu sih." Balas Emak yang sedang memindahkan nasi dari rice cooker ke dalam bakul.

"Malu kalo Jeje cuma numpang enak disini." Januar mengambil alih bakul yang ada di tangan Emak.

Mengenai panggilan, awalnya Januar memanggil Emak dengan sebutan tante dan om untuk Bapak. Tapi setelahnya Januar ditegur oleh Emak, katanya panggilan itu terlalu mewah untuk orang kampung. Akhirnya Emak menyuruh Januar memanggil keduanya dengan panggilan yang biasa Jeno dan Jauzan ucapkan, Emak dan Bapak.

Januar tidak menyangka, ternyata keluarga Jeno seramah itu pada orang asing.

"Jeje di kantor sama kayak Abi? Jadi manajer juga?" Tanya Emak tiba-tiba.

Mendengar pertanyaan Emak, Januar gelagapan. "A-Ahh... Iya, manajer juga cuma beda departemen."

Emak tersenyum dan mengangguk dengan jawaban Januar. Setelah ini Januar sepertinya harus berbicara dengan Jeno. Rasanya agak terlalu berat untuk mengatakan jika dirinya adalah pemimpin di perusahan, ia hanya takut diistimewakan jika berkata jujur.

ABINAYA | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang