–––––
〃ABINAYA〃
–––––Lembayung membayang di ufuk barat
Menjadi saksi cakrawala maya diantara dirinya dan langit yang dipuja
Kegelisahan hati ditiupkan pada hembusan angin sore
Terbawa tenggelam dengan kelelahan surya yang kan berganti purnama
Semoga dengan dirinya berlanjut, dan kegelisahan terputus di kedinginan malam–––––
PAGI ini terjadi beberapa masalah di departemen pemasaran. Sejak satu jam lalu, Jeno sudah disibukkan dengan berbagai laporan yang masuk dari beberapa departemen. Laporan yang menyebutkan telah terjadi overstock di gudang membuat Jeno cukup ketar-ketir. Kemungkinan ada kesalahan perhitungan dari departemen pemasaran terkait permintaan pasar atau departemen persediaan terkait ketersediaan bahan baku.
Hal ini membuat Jeno harus berpikir ekstra di pagi hari. Terjadinya overstock yang baru diketahui ternyata sudah membawa dampak untuk tiap departemen dan juga perusahaan. Saat Jeno mengecek ulang laporan dari departemen keuangan yang masuk, cashflow perusahaan terlihat tidak sehat. Terlalu banyak uang perusahaan dalam bentuk raw material.
Sekali lagi Jeno mengecek forecast penjualan marketing yang lebih dulu ia laporkan pada departemen persediaan, ternyata tidak ada kesalahan sama sekali. Itu berarti semuanya murni memang kesalahan perhitungan dari departemen persediaan.
Otak Jeno dipaksa berpikir di tengah waktu yang singkat ini. Ia belum membuat laporan pertanggung jawaban pada Januar. Sedangkan beberapa departemen sedang terjadi kekacauan. Terlebih jika membandingkan grafik penjualan minggu ini dan laporan ketersediaan bahan baku juga biaya pemeliharaan gudang yang kacau, rasanya tidak sampai hati Jeno akan melaporkannya pada sang direktur.
Bisa-bisa Jeno dipukul oleh Januar karena tidak bekerja dengan benar. Ya meskipun peluangnya hanya sedikit jika dipukul. Tapi peluang untuk disembur dengan kritikan pedas sangatlah tinggi.
Setelah membuat beberapa pertimbangan, Jeno menyuruh sekretarisnya untuk mengumpulkan semua kepala divisi di departemennya. Jalan yang bisa ia lakukan kali ini adalah revisi planning penjualan untuk meningkatkan grafik. Supaya stok yang menumpuk setidaknya bisa dikurangi.
Baru saja akan menuju ruangan yang sudah disiapkan untuk rapat dadakan, pintu ruangan Jeno dibuka. Ada Rendi yang berdiri di ambang pintu dengan mengacungkan map pada Jeno.
"Setelah rapat departemenmu selesai, Bos nyuruh buat menghadap ke ruangannya. Berlaku buat semua manajer departemen." Rendi menyerahkan map di tangannya pada Jeno.
"Siap Ren, makasih."
"Tapi diusahain jangan lebih dari jam sebelas ya."
"Oke!"
Setelahnya Rendi pergi meninggalkan si manajer yang mematung dengan wajah tegang bercampur bingung. Setelah kedatangan Rendi yang tiba-tiba, semua rancangan pembahasan yang disusun di kepala Jeno buyar begitu saja.
Kesal sekali.
"Duh! Nanti mau ngomong apa ya. Abis ngambil cuti kok otak jadi susah jalan begini."
–––––
Menuju pukul dua belas bagi Jeno terasa begitu berat untuk hari ini. Beberapa saat yang lalu ia baru saja menghadiri diskusi dengan semua kepala departemen juga sang direktur. Diskusi kali ini diisi oleh kemurkaan Januar yang membuat Jeno tercengang.
Ternyata jika sedang dalam keadaan seperti ini Januar sama saja dengan Pak Sigit dan Jefri, ketiganya sama-sama menyeramkan.
Jeno sampai ketar-ketir waktu beberapa kali Januar menaikkan intonasi bicaranya saat diskusi tadi. Tak jarang juga Januar menekan beberapa kepala departemen yang dianggapnya lalai, termasuk Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABINAYA | NOMIN
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] *cerita belum direvisi, jadi mohon maklum jika tanda baca maupun PUEBI-nya berantakan 𝙆𝙞𝙨𝙖𝙝 𝙥𝙚𝙢𝙪𝙙𝙖 𝙙𝙚𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙚𝙢𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙞 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙣𝙩𝙖𝙪𝙖𝙣. • Lokal!AU • BxB NCT © SM Entertainment ...