–––––
〃ABINAYA〃
–––––Membuat kesalahan, dimaafkan
Membuat kekacauan, diselesaikan
Membuat penyesalan, diratapi
Seperti itulah manusia
Mengulang hal yang sama mejadi kebiasaan–––––
SETELAH kejadian huru-hara yang dibuat Hendery dua hari lalu, kini keadaan sudah mulai membaik. Beberapa orang mungkin masih mempermasalahkan dengan menggunjing di belakang, tapi selebihnya hanya tutup mulut demi kelangsungan hidup agar tidak terusik.
Terlebih saat berita jika Hendery Mahawira dijatuhi Surat Peringatan 1 dan didepak dari departemen pemasaran dan dipindah ke departemen produksi yang terkenal super sibuk. Selain itu ia juga ditandai oleh manajemen sebagai karyawan dalam pengawasan.
Hal tersebut cukup menyeramkan untuk sebagian besar karyawan. Untuk itu kebanyakan hanya memilih diam, takut mendapat sanksi yang sama seperti Hendery jika menyuarakan ketidaksukaan.
Itu juga untungnya perusahaan mempertimbangkan untuk tidak mengeluarkan Hendery yang jelas-jelas lancang membuat keributan dengan putera pemilik perusahaan.
Bukan hanya Hendery, Januar maupun Jeno juga Doni yang terseret ikut mendapat sanksi. Januar sendiri mendapat teguran langsung dari Sanjaya Group, sedangkan Jeno dan Doni masing-masing mendapat Surat Peringatan 1 tanpa adanya sanksi pemindahan atau penurunan jabatan.
Jika Jefri masih di Human Corp mungkin akan mendapat sanksi yang sama seperti Januar. Untungnya status Jefri saat ini hanya terdaftar sebagai salah satu komisaris pasif yang tidak aktif dalam kegiatan perusahaan.
Untuk masalah hubungan yang terekspos hanya diselesaikan sampai disana. Meskipun banyak karyawan yang penasaran hubungan atasan mereka yang dipermasalahkan. Selebihnya perusahaan hanya tutup mulut juga tidak berniat memperbaiki peraturan yang sempat disinggung Hendery.
Sekilas semuanya tampak kembali normal untuk sementara ini.
Dua hari setelah huru-hara, Jeno maupun Januar tidak pernah lagi bertegur sapa. Mereka benar-benar seperti orang asing, bahkan saat menyerahkan beberapa laporan pada Januar pun Jeno menyuruh Somi yang mengantar. Keduanya paling hanya saling mengabari lewat chat singkat tanpa adanya percakapan berarti.
Bukan tidak ingin saling berinteraksi, tapi semua orang sedang menempatkan mata.
Pagi ini Jeno termenung menatap layar komputer di depannya. Ia sedang bekerja tapi akhir-akhir ini sulit sekali untuk fokus. Kepalanya seolah membuat seratus cabang yang membuat Jeno cukup stres. Pekerjaan yang Jeno cintai seolah tidak bisa mengalihkan dari pikiran-pikiran yang setiap malam tidak bisa membuatnya tidur.
Di tengah keterdiaman dengan pikiran yang terus melayang, Jeno tersadar saat pintu ruangannya diketuk dari luar. Ia bisa melihat Somi menyembulkan kepalanya dari balik pintu.
"Permisi Pak. Ada yang ingin bertemu." Ucap Somi.
"Siapa? Suruh masuk saja." Balas Jeno sambil membuka kacamata yang dipakainya.
Somi kemudian membuka pintu dan mempersilahkan tamu yang ingin bertemu dengan Jeno. Seorang pria yang pernah menjadi salah satu anak buah kepercayaan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABINAYA | NOMIN
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] *cerita belum direvisi, jadi mohon maklum jika tanda baca maupun PUEBI-nya berantakan 𝙆𝙞𝙨𝙖𝙝 𝙥𝙚𝙢𝙪𝙙𝙖 𝙙𝙚𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙚𝙢𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙞 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙣𝙩𝙖𝙪𝙖𝙣. • Lokal!AU • BxB NCT © SM Entertainment ...