25

29.5K 5.5K 3.1K
                                    

–––––
〃ABINAYA〃
–––––

Ke depannya akan ada enam hari singkat untuk dijadikan waktu membuat kenangan

–––––

SIGIT SANJAYA kembali datang ke Human Corp dengan sekertarisnya juga dua orang pengawal. Beliau berjalan santai tanpa menghiraukan beberapa sapaan karyawan yang berpapasan dengannya. Jika membalas paling hanya mengulas senyum simpul kemudian kembali dengan wajah datar.

"Hubungi Jeno Abinaya untuk segera ke ruangan saya." Perintah Pak Sigit pada sekertarisnya.

"Dimengerti Pak."

"Januar ada di tempat hari ini?"

"Akan saya hubungi sekertarisnya, ada yang ingin disampaikan?"

"Suruh juga ke ruangan saya kalau dia ada di tempat."

"Siap Pak."

Pak Sigit bersama satu orang pengawalnya menaiki lift menuju lantai delapan. Tempat khusus yang jarang sekali dilewati oleh karyawan. Lantai delapan dikhususkan untuk ruangan para petinggi perusahaan mengadakan pertemuan, juga ruangan pribadi milik Pak Sigit.

Butuh beberapa saat untuk Pak Sigit bisa bertemu dengan Jeno. Sekretarisnya menjelaskan jika Jeno sedang mengadakan rapat mingguan di departemennya. Lalu Januar juga sedang mendapat tamu dari perusahaan mitra yang tidak bisa ditolak.

Pak Sigit tidak marah. Lagipula dirinya tidak menghubungi terlebih dahulu sehingga kejadian seperti itu bisa dimaklumi.

Menunggu sekitar lima belas menit, Jeno akhirnya datang menghadap dengan tergesa. Terlihat dari nafasnya yang sedikit tidak teratur.

"Maafkan atas keterlambatan saya." Jeno membungkuk di hadapan Pak Sigit.

"Gak masalah, duduk kamu."

"Terima kasih."

Jeno duduk di sofa panjang yang ada di ruangan Pak Sigit. Sebelum duduk, Jeno membuka kancing blazer-nya agar tidak merasa sesak. Pergerakan Jeno tersebut tak luput dari pengamatan Pak Sigit.

"Baca itu!" Pak Sigit menunjuk map di atas meja.

Dengan patuh Jeno membukanya. Dalam satu kali lihat ia langsung paham apa isi dari dua lembar surat di dalam map itu.

Surat pemindahan dengan logo Human Corp juga surat perjanjian kerja baru dengan logo Sanjaya Group di atasnya. Jeno sempat tertegun kala melihat JANUAR SANJAYA, M.B.A sebagai yang mengesahkan kepindahannya.

"Apa harus secepatnya?" Tanya Jeno. Pikiran Jeno langsung melayang, ia bahkan belum membicarakan kepindahannya pada Emak dan Bapak.

"Kalau bisa secepatnya kenapa harus menunggu lebih lama?"

Setelahnya Jeno menundukkan kepala. Matanya menatap deretan kalimat yang ada di atas kertas. Membacanya dengan serius takut ada hal penting yang terlewatkan.

"Saya berniat menempatkan kamu di Semarang sebagai Manajer Distribusi dan Logistik."

Jeno tidak terkejut jika Pak Sigit akan tetap macam-macam padanya. Tapi akan ditempatkan sebagai Manajer Distribusi dan Logistik cukup membuat Jeno ketar ketir. Terlebih Sanjaya Group adalah perusahaan global dimana mereka memiliki jaringan di pusat-pusat dagang di seluruh dunia.

Sanjaya Group merupakan perusahaan Trading House dengan status General Eksporters, dimana mereka merupakan perusahaan eksportir yang ekspornya tidak lagi terbatas pada satu komoditas saja tetapi sudah beraneka macam.

ABINAYA | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang