Panti Asuhan

548 26 0
                                    

Mobil Jimin telah sampai di depan Panti Asuhan Min Joo. Mereka pun keluar dari mobil.

" Masuklah, setidaknya untuk minum. " kata Min Joo pada Jimin.

" Baiklah. " balas Jimin.

Mereka pun berjalan memasuki Panti Asuhan tempat Min Joo tinggal. Min Joo melihat ibu panti sedang menunggunya di depan pintu. Nama ibu pantinya adalah Shin Hye Sung.

" Ibu, kau sedang menungguku? " tanya Min Joo pada ibu pantinya.

" Ya, aku sedang menunggumu. " balas ibu panti.

" Siapa dia? " tanya ibu Panti pada Min Joo bertanya siapa lelaki yang datang bersamanya.

" Annyeonghaseyo! Nama saya Jimin. " belum juga Min Joo memperkenalkannya, Jimin sudah memperkenalkan dirinya sendiri pada ibu panti.

" Ibu kau ingat, satu minggu yang lalu aku pernah bilang padamu aku telah menolong seseorang saat aku pergi membeli obat demam untuk Hye Sung. " kata Min Joo mengingatkan ibu pantinya.

" Ah, jadi dia adalah orang yang kau tolong waktu itu? " tanya ibu panti pada Min Joo memastikan.

" Ya. " balas Min Joo singkat.

" Kalau begitu masuklah! Kita bicara di dalam. " kata ibu panti mempersilahkan Jimin masuk ke dalam.

Mereka pun masuk ke dalam, Jimin pun dipersilahkan duduk di sofa yang ada di ruang tamu oleh ibu panti.

" Kau mau minum apa? " tanya Min Joo pada Jimin.

" Air putih saja. " balas Jimin.

" Air putih? " tanya Min Joo memastikan.

" Ya, aku sedang ingin minum air putih sekarang. " balas Jimin.

" Baiklah. Aku akan segera membawakannya. " Min Joo pun pergi ke dapur untuk mengambil air putih untuk Jimin, sekaligus menyimpan belanjaannya tadi.

" Siapa namamu tadi? " tanya ibu panti pada Jimin setelah Min Joo pergi.

" Nama saya Jimin. " jawab Jimin sopan.

" Kalian bertemu dimana? " tanya ibu panti penasaran.

" Kami bertemu di supermarket, ketika kami sedang memilih makanan. " jawab Jimin.

" Apa Min Joo mengenalimu? " tanya ibu panti lagi.

" Dia tidak mengenaliku, tapi aku yang mengenalinya. Jadi aku menyapanya dan mengantarkannya pulang. " jawab Jimin.

" Ah ya, terima kasih karena kau telah mengantarkan Min Joo pulang. " kata ibu panti dengan tulus.

" Tidak masalah. Aku malah senang bisa mengantarkannya. " balas Jimin.

Min Joo pun datang di sela-sela obrolan ibu panti dan Jimin dengan membawa nampan yang berisi segelas air putih dan setoples makanan ringan untuk disuguhkan pada Jimin.

" Gomawo. " kata Jimin pada Min Joo.

" Minum dan makanlah. " kata Min Joo, dia pun duduk di samping Jimin.

" Oh ya ibu, semua belanjaan yang aku beli tadi, dia yang membayarkannya. " kata Min Joo pada ibu panti.

" Sungguh? " tanya ibu panti, Min Joo hanya mengangguk untuk membalasnya.

" Apa tidak masalah? " tanya ibu panti pada Jimin.

" Semua itu bukanlah apa-apa, anggap saja sebagai ucapan terima kasihku karena Min Joo sudah menolongku waktu itu. " balas Jimin.

" Baiklah, terima kasih. " kata ibu panti pada Jimin.

" Kalian lanjutkan saja, ibu harus menidurkan anak-anak. " kata ibu panti kemudian meninggalkan Jimin dan Min Joo di ruang tamu.

" Anak-anak sangat senang jika ibu menceritakan dongeng sebelum tidur pada mereka. " kata Min Joo pada Jimin setelah ibu panti sudah tidak ada.

" Tentu saja, karena mereka masih anak-anak. " balas Jimin.

" Oh ya, Min Joo-ssi, kau bersekolah dimana? " tanya Jimin penasaran.

" SMA Geumdo. " jawab Min Joo seadanya dan Jimin hanya mengangguk.

Mereka berdua melanjutkan berbincang-bincang. Menceritakan tentang diri sendiri pada satu sama lain.

Jimin sangat senang karena akhirnya dia bisa menemukan seorang malaikat cantik seperti Min Joo yang telah menyelamatkannya dan telah membuat hatinya lemah setiap kali matanya dengan mata Min Joo saling beradu pandang.

" Oh ya, apa ibumu masih dirawat di Rumah Sakit? " tanya Min Joo penasaran.

" Dia sudah kembali ke rumah dua hari yang lalu. " jawab Jimin.

" Syukurlah. " kata Min Joo lega.

" Ah, tidak terasa sudah satu jam aku disini. " kata Jimin sambil melihat jam di pergelangan tangannya.

" Tidak masalah. Kapanpun kau bisa datang kesini lagi. " kata Min Joo.

" Tentu saja. Meskipun kau tidak bilang begitu, aku akan tetap datang kesini untuk melihatmu. " kata Jimin dengan senyum jahilnya.

" Terserah kau. " balas Min Joo.

" Tapi lebih baik kau datang kesini di siang hari. " lanjutnya.

" Wae (kenapa?) " tanya Jimin penasaran.

" Agar kau bisa bermain dengan anak-anak. Mereka pasti akan senang bertemu denganmu. " jawab Min Joo dengan senyum manis terukir di wajahnya.

" Baiklah, lain kali aku akan datang lagi, di siang hari. " kata Jimin.

" Baguslah. " balas Min Joo.

" Kalau begitu aku akan pulang sekarang. " kata Jimin pada Min Joo.

" Apa aku harus panggilkan ibu? " tanya Min Joo pada Jimin memastikan jika Jimin ingin berpamitan pada ibu panti.

" Tidak perlu. Itu akan mengganggunya. " jawab Jimin.

" Baiklah. Kalau begitu aku akan mengantarkanmu keluar. " kata Min Joo.

Mereka berdua pun berjalan keluar panti menuju tempat mobil Jimin di parkir.

Jimin pun masuk ke dalam mobil, kemudian membuka kaca mobilnya untuk berpamitan pada Min Joo.

" Sampai jumpa! " Min Joo melambaikan tangannya pada Jimin.

" Min Joo-ssi! " kata Jimin.

" Ye? (iya?) " tanya Min Joo heran kenapa Jimin belum juga menjalankan mobilnya.

" Apa aku boleh meminta nomor telponmu? " tanya Jimin dengan hati-hati.

" Tidak. " balas Min Joo.

" Ah, baiklah. " kata Jimin dengan wajah cemberut.

" Aku hanya bercanda. Mana HP mu? Aku akan menyimpan nomorku. " kata Min Joo mengulurkan tangan kanannya pada Jimin.

Dengan segera Jimin pun memberikan HP nya pada Min Joo. Min Joo pun menyimpan nomor telponnya di HP Jimin.

" Nih! " kata Min Joo, mengembalikan HP Jimin di tangannya pada pemiliknya.

" Kalau begitu, aku pergi sekarang. " kata Jimin setelah mendapatkan HP nya kembali.

" Sampai jumpa! " ucap Jimin pada Min Joo, kemudian menjalankan mobilnya.

Min Joo pun membalasnya sambil melambaikan tangannya pada Jimin yang perlahan-lahan menjauh darinya.

*****

20.34 WIB
Rabu
3 Juni 2020

The Heirs : Ahli WarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang