24

121 14 0
                                        

Bae Jinyoung mengejar Yiren yang terus saja berlari hingga akhirnya ia bisa meraih tangan Yiren dan menariknya agar dapat melihatnya.

"Lepaskan"

Jinyoung pun menuruti permintaan Yiren untuk melepaskan genggamannya itu. Sebisa mungkin Yiren menunduk agar Jinyoung tidak tahu jika ia sedang menahan air matanya karena cemburu melihat Jinyoung dan Pinky tadi di taman.

"Aku minta maaf"

"Untuk apa?"

"Membuatmu cemburu"

"Aku tidak cemburu"

"Lalu kenapa kau pergi menghindari dariku?"

"Memangnya kenapa? Bukankah kita memang sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi?"

Penjelasan Yiren kali ini cukup menyayat hatinya, karena bagaimanapun juga bukan kalimat seperti itu yang diinginkan oleh Jinyoung.

"Kau masih marah padaku?"

Yiren terdiam. Ia seperti ini karena mungkin ia sedang kesal dengan kejadian ibunya ditambah lagi apa ya g barusan Jinyoung dan Pinky lakukan di taman, membuat dirinya semakin bertambah kesal.

"Kalau kau masih marah padaku, pukul saja aku, tak apa. Asal kau memaafkanku, Yiren-ah"

"Sudahlah, Bae Jinyoung. Jangan mengganguku. Lagian kau sudah punya pacar. Aku pergi dulu"

"Aku sudah putus dengan Pinky"

Langkah Yiren terhenti mendengar pernyataan Jinyoung. Ia tidak membalikkan badannya sama sekali, namun langsung saja pergi meninggalkan Jinyoung sendiri.

"Sulit sekali mendapatkan maaf darinya"

**********

Hari ini Tuan Bae sengaja datang ke sekolah Jinyoung untuk menjemputnya. Dengan memakai baju santai karena memang hari ini beliau tidak pergi ke kantor sama sekali.

"Permisi. Apakah Bae Jinyoung sudah keluar?"

"Kau siapa?"

"Kurasa dia supirnya"

Jawab Yena dengan dibalas anggukan oleh Doyeon. Tuan Bae hendak untuk memperkenalkan dirinya kepada Pinky namun dengan sigap mereka bertiga itu menjauhinya.

"Jangan dekat-dekat. Bae Jinyoung sudah keluar atau belum, itu ya hak dia, memang kau siapa sih? Supirnya?"

Ucapan Pinky yang ceplas ceplos membuat Tuan Bae sedikit terkejut dan memegang dadanya. Penyakitnya belum sembuh 100% namun beliau bersikeras untuk menjemput anaknya sekolah. Hingga akhirnya Yiren dan Chaewon datang.

"Oh Yiren-ah? Ini appa-mu? Bukannya appa-mu sudah meninggal?"

Chaewon yang mendengar itu langsung hendak untuk menampar Pinky namun Yiren menyuruhnya untuk berhenti dan meminta dirinya agar membawakan tas miliknya.

"Gitu aja, baper!"

"Kalian bisa diam tidak?"

Yiren angkat bicara sembari mencoba membantu Tuan Bae berdiri. Pinky terus saja bicara sampai seseorang menghentikan omelannya.

"Appa, ada apa?"

"Appa?"

Ucap Yena dan Doyeon bersamaan dengan sedikit berbisik dan terkejut. Pinky pun membelalakan matanya terkejut saat Baejin memanggil orang itu dengan sebutan appa.

Chaewon pun menjelaskan semuanya bahwa ini adalah karena tingkah Pinky dan kawan-kawannya.

"Kalian bertiga jangan kabur!"

Truth • [ Jinyoung - Yiren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang