Bagian Keduapuluh Lima

3.4K 58 1
                                    

Setelah sekitar 10 menit perjalanan kami, akhirnya Theo menghentikan mobilnya.

Aku sedikit terlelap di mobil selama perjalanan, memang begitu melelahkan. Dari subuh aku harus bangun untuk memperoleh make up yang sudah sebegitu rupa dipersiapkan oleh kakakku.

“Bae.. kita sampai…”ucap Theo membangunkanku dan aku sepenuhnya sadar.

Kemudian kami turun dari mobil.

Aku melihat tepat di depanku sebuah rumah klasik modern yang tidak terlalu besar namun sangat memikat hati. Rumah itu dikelilingi gerbang dengan beberapa tanaman di dalamnya.

Kemudian Theo mendekat dan menggunakan kunci yang diberikan ayahnya itu.

Aku tediam sejenak, tidak menyangka hadiah kecil yang dimaksud ayahnya adalah rumah yang sangat menawan ini.

“Ayo masuk, ini sudah mulai malam.”ucap Theo membuyarkan lamunanku.

Aku tidak berkata apa-apa dan mengikuti dia dari belakang.

Kami memasuki gerbang rumah itu dan kemudian memasuki rumah tersebut.

Aku melangkahkan kakiku di sepanjang rumah itu, sungguh sangat nyaman, indah dan begitu sederhana.

Theo tersenyum melihatku yang berlari kecil ke taman. Tanaman di sana sangat sehat dan subur.

Sangat sejuk dan nyaman, batinku.

Tiba-tiba, Theo melingkarkan lengannya dan memelukku dari belakang. Aku terkejut.

Dia meletakkan kepalanya di salah satu sisi bahuku membuatku dapat merasakan napas hangatnya.

“Hmmmm… ada apa?”tanyaku sembari mengusap rambutnya.

“Aku lelah…”ucapnya.

Mendengar ucapannya itu, aku berbalik melihatnya kemudian memeluknya.

“Mari kita istirahat…”ucapku.

***

Sebelum kami tidur, dia mengajakku untuk berdoa mengucap syukur untuk semua yag terjadi satu hari ini.

Aku tersenyum saat dia memegang Alkitab di tangannya membuatku kagum.

“Aku sangat kagum dan semakin menyukaimu.”ucapku.

“Tentu saja, karena aku suamimu.”ucapnya.

“Yaaa, kamu benar..hehehe...” Aku tertawa kecil.

“Mari kita sekarang dan selanjutnya meluangkan waktu untuk berdoa bersama, mungkin waktu yang pas sebelum tidur.” ucapnya lagi.

“Baiklah… aku setuju.”jawabku.

“Hmm dan juga, aku berharap anak-anak kita nanti juga dapat bergabung dengan kita, berdoa bersama setiap malam.” lanjutnya dan tersenyum kepadaku.

Sekarang kami berdua duduk di tempat tidur dan memulai persekutuan kami dengan Tuhan Yesus Kristus yang adalah Allah kami.

Semoga Tuhan memberkati dan memimpin keluarga kami.

Yosua 24:15

"... Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

AmoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang