'13'. PULPEN KEBERUNTUNGAN

57 16 5
                                    

Percayalah, kunci dari keberhasilan adalah kerja keras kita sendiri.

🌿🌿🌿

Pagi-pagi sekali, Rachel sudah sibuk berkutat dengan buku-buku di meja belajarnya, mulutnya berkomat-kamit melafalkan rumus Fisika. Hari ini, ulangan kenaikkan kelas hari pertama akan dilaksanakan.

Rachel sangat kesal, karena ulangan hari pertama itu pelajaran Fisika dan Bahasa Inggris. Bayangkan saja, baru hari pertama saja sudah membuat kepalanya ingin meledak, bagaimana dengan hari kedua dan seterusnya?.

"Kenapa coba hari pertama harus ulangan Fisika sama Bahasa Inggris," kesal Rachel membolak-balik buku kempulan rumus fisika yang sedang dipegangnya.

"Harusnya tuh Fisika hari terakhir," protes Rachel.

"Oke-oke fokus. Masih ada lima belas menit sebelum berangkat ke sekolah,"
Rachel memberikan semangat kepada dirinya sendiri.

Mulailah Rachel mencoba menghafal rumus-rumus Fisika itu lagi.

"Yeyy hafal," girangnya sambil memberes-bereskan bukunya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Waktunya berangkat," lanjutnya sambil memakai tasnya. Lalu, berjalan keluar dari kamarnya yang benuansa ungu pastel itu.

"Biasanya lo bantuin gue kalau mau ulangan Sak, tapi sekarang udah enggak,"

Rachel sangat merindukan saat-saat dia dan Sakti belajar bersama. Dulu, Rachel selalu bersemangat saat ulangan akan tiba, karena Rachel yakin, Sakti akan membantunya mempelajari pelajaran yang tidak dipahaminya.

"Udah ah Chel. Semangat-semangat," ucap Rachel dengan suara kecil seraya menarik napasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya, bertujuan mengurangi sesak di dadanya, saat ini.

Selepas itu, Rachel bergegas menuju ruang makan untuk sarapan bersama Mama dan Kakaknya.

Sebenarnya, ruang makan ini terasa ada yang kurang. Mungkin, karena Papanya sedang ada dinas penerbangan di luar kota. Tapi, tidak apa-apa Rachel tetap senang bisa makan bersama Mama dan Kakaknya tersayang ini.

"Selamat pagi Mama, Kak Jes," sapa Rachel kepada Mama dan Kakaknya.

"Selamat pagi anak mama," sapa balik Mamanya.

"Hmm," jawab Kak Jessi yang sekarang sedang badmood.

"Ini makan yang banyak biar ujiannya lancar," kata Mamanya sambil menyodorkan sepiring nasi dan lauk-pauk ke arah Rachel.

"Susunya juga jangan lupa diminum," lanjut mamanya, menunjuk gelas berisi susu hangat yang ada di dekatnya.

"Apa hubungannya?" tanyanya.

"Kalo makan banyak otaknya bakal lancar buat mikir, udah ah makan aja yang banyak, udah dimasakin juga," jawab Mamanya dengan nada sedikit kesal. Dasar mamanya ini.

Mereka bertiga pun makan bersama.

"Jessi udah. Lo ikut gue kan Chel?" tanya Kak Jessi kepada Rachel.

"Iya, gue ikut lo," jawab Rachel sambil meminum segelas susu hangat dan berdiri dari kursinya.

Rachel dan Kak Jessi langsung menyalimi tangan Mamanya.

EPIPHANY IN MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang