'23'. SALAD BUAH

37 7 40
                                    

Jangan lupa makan nanti sakit.

🌿🌿🌿

Rachel masih setia duduk di atas kursi yang tersedia di balkon kamarnya. Sejak beberapa jam yang lalu dia sudah berada di sana. Tepatnya setelah dia terbangun dari tidurnya. Karena dia tidak bisa melanjutkan tidurnya lagi, diapun memutuskan untuk duduk di balkon kamarnya. Ditemani semilir angin malam yang membawa ketenangan untuk Rachel

Rachel menatap langit malam penuh bintang dan kotak kecil di tangannya secara bergantian. Lalu tersenyum kecil.

Langit malam sangat ampuh menenangkan pikiran Rachel. Setiap dia rindu dengan Sakti dia selalu menatap langit malam. Dia ingat Sakti pernah berkata, "langit malam itu adalah obat terbaik untuk menenangkan pikiran yang kacau." Dan setelah Sakti pindah ke Jakarta Rachel membuktikan perkataan Sakti itu.

Allaahu Akbar

Allaahu Akbar

Tidak terasa subuh telah tiba. Adzan Subuh menggema nyaring di komplek perumahan Rachel. Rachel segera masuk kamar bersiap-siap untuk salat subuh lalu bersekolah.

🌿🌿🌿

"RACHELLL," teriak Rani saat Rachel baru memasuki kelas.

"Apa?" tanya Rachel sambil berjalan menuju kursinya.

"ADA BERITA TERBARU CHELL," semangat Rani seperti Ibu-ibu rumpi.

Rachelpun langsung duduk menghadap Rani sambil meletakkan ke dua telapak tangannya di dagunya, "hmm?"

"VANIA PUNYA PACAR CHEL."

"HA? NGACO LO," ujar Rachel tak percaya.  Rachel tahu sekali kalau Vania sangat anti terhadap pacar-pacaran. Tapi ini?

"Enggak."

"Kalau bener sama siapa?" tanya Rachel menantang.

"Sama Kak Riko, sepupu gue. Nih liat." Rani melihatkan chatannya bersama Kakak Sepupunya.

"WHAT?" kejut Rachel.

"Nah kan lu pasti kaget. Gue juga gitu Chel. Parah banget Vani gak ngasih tahu kita."

"Harus kita introgasi tu anak," lanjut Rani

"Harus!" jawab Rachel semangat.

Dan tidak lama setelah itu

"VANIAAA," teriak Rachel dan Rani bersama saat melihat Vania masuk ke dalam kelas. Rachel dan Ranipun langsung berlari ke arah Vania, yang tampak terkejut.

"Astaghfurullah, bukan temen gue," lirih Vania.

"VANIA KENAPA LO GAK BILANG-BILANG KALA LO JADIAN SAMA KAK RIKO."

"KAPAN LO JADIAN?"

"GIMANA KAK RIKO NEMBAKNYA?"

Vania langsung disodorkan pertanyaan-pertanyaan dari kedua sahabatnya itu.

"Satu-satu dong nanyanya. Nanti gue jawab, tapi kita duduk dulu ya."

Rachel dan Rani langsung berlari ke tempat duduknya. Saking tidak sabarnya mendengar penjelasan Vania. Sedangkan Vania menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah ke dua sahabatnya itu.

EPIPHANY IN MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang