Who are you really?
🌿🌿🌿
"RACHEL." Terlihat Arif berlari menghampiri Rachel. Saat ini Rachel sedang duduk di Halte dekat Sekolahan untuk menunggu jemputan.
"Eh, iya kenapa Kak?" tanya Rachel sopan, dan berdiri.
"Cuma mau nanya, lo nanti malam ikut makan-makan sama anak-anak OSIS yang lain juga kan? Biar langsung gue list siapa-siapa aja yang ikut," tanya Arif.
Berhubung ulangan kenaikan kelas hari ini telah berakhir, jadi para anggota OSIS berencana untuk makan malam bersama di sebuah rumah makan ayam bakar yang sangat terkenal di Bandung.
"Ikut kok Kak," jawab Rachel.
"Oke deh. Yaudah gue mau nyari yang lain dulu," pamit Arif.
"Iya Kak."
"Kak Arif ada-ada aja," gumam Rachel saat melihat Arif berlari ke dalam Sekolah.
Menurutnya Arif itu lucu, padahal kalau ingin bertanya bisa lewat line atau whatsApp, tidak perlu capek-capek mendatangi satu persatu anggota OSIS, membuang-buang waktu saja bukan?.
Rachel duduk kembali, matanya sibuk menyapu ramainya jalanan. Jalan raya yang hampir dipenuhi oleh siswa-siswi di SMAnya.
Matanya tak sengaja melihat ke Warung di seberang Halte. Di sana ada seorang anak perempuan yang kira-kira berusia 7 tahun sedang digendong Ayahnya ke luar dari Warung tersebut.
"Beruntung banget kamu Dek," ucapnya dalam hati. Rachel tersenyum memandang Anak dan Ayah itu. Tapi, hatinya tak bisa berbohong kalau dia merasa iri kepada anak kecil itu.
Pikirannya seketika melayang mengingat masa kecilnya. Dulu, dia jarang sekali bisa bermain dengan Papanya. Papanya terlalu sibuk bekerja di atas awan. Rachel tahu Papanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Kakaknya dan Mamanya. Namun, tak ada salahnya jika Rachel merindukan Papanya kan?
"RACHEL," teriakkan Kak Jessi membuyarkan lamunan Rachel.
"Lama banget sih lo." Rachel pura-pura marah kepada Kak Jessi, saat dia sudah duduk di dalam mobil.
Sebenarnya Rachel hanya berbohong. Karena kenyataannya dia baru 5 menit duduk di Halte itu.
"Lo kira gue gak sibuk apa. Ini juga udah untung gue jemput lo nyet. Lo itu harusnya berterimakasih sama gue, bukannya marah-marah. Yang harusnya marah itu gue, lagi enak-enaknya gue makan siang bareng Dion, eh terus Mama nelpon nyuruh jemput lo sekolah," emosi Kak Jessi berapi-api, tak santai.
"Iya-iya deh Kakakku yang manis, semanis lolipop yang sering gue makan, makasih ya sudah mau jemput adikmu yang cantik jelita bagai bidadari ini,"
Kak Jessi langsung memutar bola matanya malas.
"Kak Jes," panggil Rachel ditengah-tengah keheningan.
"Hmm?" gumam Kak Jessi seadanya, karena dia masih fokus dengan jalanan.
"Senyum dong Kak. Jangan cemberut terus, serem tau," ucap Rachel dengan wajah ketakutan yang dibuat-buatnya.
"Iya-iya nih senyum," kata Kak Jessi sambil melebarkan senyumnya terpaksa.
"Hahahaha kaya joker senyum lo lebar banget," ledek Rachel, tertawa kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY IN MEMORIES
Teen FictionSemua orang pasti memiliki kenangan yang indah di masa lalunya. Sama seperti Clarissa Rachel Putri. Gadis cantik itu juga memiliki kenangan yang sangat indah di masa lalunya. Kenangan yang dibuatnya berdua bersama sahabat laki-lakinya yang sangat is...