'10'. WHATSAPP

60 18 5
                                    

🌿🌿🌿

Malam ini, setelah salat Isya di kamarnya, Naufal sedang dipijat oleh Rini, Bundanya. Karena kakinya keseleo saat ingin memasukkan bola basket ke ring di pertandingan basket pagi tadi disekolah.

"Aduh, pelan-pelan dong Bun mijat nya," adu Naufal saat merasakan pijatan Bundanya sangat keras.

"Ini juga udah pelan Fal," kata Bunda Naufal, sambil memijat kaki anaknya itu semakin keras.

Naufal hanya bisa membalasnya dengan ringisan kesakitan.

"Kamu sih Fal. Main basket gak hati-hati. Untung ini cuma keseleo coba kalau patah tulang gimana?!" kesal bundanya.

"Biasalah bun. Namanya juga tanding basket," jawab Naufal dengan santai tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Bundanya yang sedang kesal itu langsung memukul kaki Naufal.

"Biasa-biasa, enak banget kamu ngomongnya. Mending kamu keluar dari ekskul basket itu!" bentak Bundanya.

"Apaan sih Bun!" Naufal sedikit tersulut emosinya.

"Ya, gimana lagi," kata Bundanya sambil tetap memijat kaki Naufal.

"Gak bisa gitu dong Bun. Naufal kan udah suka sama basket dari kecil. Lagipula, sekarang kan Naufal jadi kapten basket, masa keluar cuma gara-gara ini. Emang dikira Bunda jadi kapten basket itu gampang apa?," jelas Naufal dan bertanya diakhir perkataannya.

"Yaudah terserah kamu Fal," final Bundanya

"Udah nih. Udah mendingan kan? Yaudah turun ke bawah kita makan malam sama-sama," suruh Bundanya

"Emang Bunda udah masak?" tanyanya.

"Udahlah, tadi sebelum mijatin kaki kamu dibantu sama Bi Inem," jawab Bundanya

"Oke Bun,"

🌿🌿🌿

Setelah acara pijat-pijatan penuh drama itu berakhir. Dan sekarang disinilah Naufal dan Bundanya berada "Ruang Makan". Di meja makan yang berisi 4 kursi ini terlihat hanya dua kursi yang diduduki. Pemandangan yang sudah biasa.

"Bun kok ini rasanya gak enak ya?," kata Naufal sambil berlagak ingin muntah.

"Masa sih?" tanya Bundanya sambil mengambil piringnya dan mencicipinya makanan dipiringnya itu.

"Gak enak apanya? Enak gini kok. Kamu ngerjain Bunda kan?" selidik bundanya sambil memicingkan matanya saat melihat Naufal yang sedang tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha, bercanda bun," kata Naufal sambil berusaha meredakan ketawanya.

"Dasar anak laknat," sinis Bundanya.

"Biarin yang penting ganteng kaya Ayah," kata Naufal sambil menyisir rambutnya ke belakang sok ganteng.

"Ganteng mukamu gosong. Ayahmu memang ganteng kalo kamu enggak. Gak tau deh kamu anak siapa," canda Bundanya yang berhasil membuat Naufal sedikit sakit hati.

"Ya Allah, Bun jahat bener sama anak sendiri," kata Naufal dengan tampang yang disedih-sedihkan.

"Hah? Anak sendiri? Kayanya saya gak punya anak seperti anda. Maaf ya," balas Bundanya.

EPIPHANY IN MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang