Kita tidak bisa selalu menjadi yang terbaik.
-C. Rachel Putri.🌿🌿🌿
Hari yang dinanti akhirnya telah tiba, pembagian rapor akan segera dilaksanakan. Rachel berangkat ke Sekolah ditemani Mamanya.
"Mama ayo buruan dong! Nanti kita telat loh," kesal Rachel.
Rachel menghentak-hentakan kaki dengan keras. Ia menatap kesal ke arah Mamanya yang sedang berkaca di spion mobil terbaru bermerk Nissan GT-R milik Mamanya itu.
"Bentar Chel. Mama udah cantik belum?"tanya Mamanya, wanita berparas cantik dengan senyum yang sangat manis. Dulu ketika pengambilan rapor di SMP Rachel, banyak yang mengira kalau dia adalah Kakak Rachel. Bahkan ada Kakak kelas laki-laki Rachel yang dengan terang-terangan menggodanya.
Rachel mengendus pelan, ia menatap Mamanya dari atas sampai bawah.
"Udah Ma," jawab Rachel cepat."Oke deh. Ayo sayang." Mamanya menggandeng tangan Rachel erat, lalu mereka berjalan bersama menuju Kelas Rachel.
Ditengah-tengah perjalanan menuju kelasnya. Rachel melihat Naufal, Azki dan Rido berjalan ke arahnya dan Mamanya. Rachel merasakan akan ada sesuatu yang tidak beres.
"Hai Cla," sapa Naufal, sedangkan ke dua temannya hanya tersenyum menyapa Rachel.
"Aish.... Nah kan,"
"Hai," balas Rachel sedikit ketus.
"Rachel kenapa begitu balasnya! Gak sopan banget sama cowok ganteng begini." Mamanya memarahinya.
Naufal tersenyum senang karena dia disebut cowok ganteng. Hahahaha.
"Maaf," ujar Rachel setengah hati.
"Hai kak," sapa mereka bertiga sopan sambil menyalimi tangan Mama Rachel bergantian.
Rachel dan Mamanya terlihat seperti menahan tawa, yang membuat mereka bertiga bingung. Lagi-lagi Mamanya disangka sebagai Kakaknya, dan itu berhasil membuat mood Rachel naik.
"Ada yang salah?" tanya Naufal heran.
"Hahahahaha....," tawa Rachel dan Mamanya pecah saat itu juga.
"Saya Mamanya Rachel bukan Kakaknya Rachel, hahaha..." jelas Mamanya, tertawa.
"Astaga maaf Tan," ujar Azki merasa bersalah.
"Maaf Tan. Saya kira Tante ini Kakaknya Rachel, soalnya Tante kelihatan masih awet muda banget. Cocok anaknya cantik banget Tan," puji Naufal blak-blakan, tak tahu malu.
"Setan," umpat Rachel dalam hati.
"Sa ae lo Bos, hahahaha," gelak Azki.
"Hahaha...ya jelas dong," jawab Mamanya bangga. Dia merasa sepertinya pemuda ini menyimpan perasaan lebih kepada anaknya.
"Tante beneran Mama Rachel?" tanya Rido memastikan.
"Beneran dong. Tapi saya tau kalau saya memang masih cantik dan awet muda," kata Mamanya sedikit centil.
Wajah Rachel menahan malu saat itu.
"Astaga Mama," lirih Rachel dalam hati.Naufal, Azki, dan Rido tertawa mendengar jawaban Mama Rachel. Ramah, satu kata yang tepat untuk mendeskripsikan sikap Mama Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY IN MEMORIES
Roman pour AdolescentsSemua orang pasti memiliki kenangan yang indah di masa lalunya. Sama seperti Clarissa Rachel Putri. Gadis cantik itu juga memiliki kenangan yang sangat indah di masa lalunya. Kenangan yang dibuatnya berdua bersama sahabat laki-lakinya yang sangat is...