Part X ; Restlessness

303 124 489
                                    

Kau bukan jenis munci yang binal, kan?

•••

Tidak ada suara lagi setelah Jimin berkata demikian, Callie memilih terdiam, keduanya tenggelam dalam lautan pikiran masing-masing.

Well, mereka tengah menaiki Self driving caryang berbeda dengan milik Taehyung. Mobil ini mengudara, tanpa pengemudi dan dapat berjalan hanya dengan perintah suara sang pengarah jalan—pengendara mobil. Jika kalian berpikiran mobil ini mudah dicuri hanya dengan bersuara, kalian salah. Mobil ini memerlukan laser scanner dan fingerprint scan untuk mendeteksi apa itu pemilik mereka atau bukan, serta ada pendeteksi suara. Jika ada yang jahil dan mencoba laser serta scan itu, maka sengat listrik akan menyambut mereka, bahkan bisa menyebabkan kematian jika mobil ini benar-benar marah karena dipermainkan. Di desain ulang oleh Jimin, well, ini mobilnya, Callie malas membawa mobil sendiri. Pergi berdua dengan Jimin lebih baik baginya.

Setibanya di tempat tujuan, keduanya langsung melangkah menemui Yeonjun—anak Roberta. Yeonjun adalah pria berusia 20 tahun, umurnya sama seperti Callie dan Taehyung. Dia adalah manusia yang bekerja di Panti Asuhan Vealger, melatih kecerdasan anak-anak mengenai dunia robotik. Pemuda ini adalah salah satu anak Panti Asuhan Vealger sebelum Roberta mengasuhnya. Saat umur 3 tahun, Yeonjun mulai dirawat oleh Roberta. Robot kembaran Yeonjun ikut tewas saat kedua orang tua kandung dan dirinya kecelakaan. Jadi, ia adalah manusia tanpa robot kembaran—pelindung—hingga Callie dengan kebaikan hati membuat robot yang sama persis seperti Yeonjun, tentu ini adalah hadiah untuk Roberta kesayangannya, Yeol namanya.

"Hai, Yeonjun. Lama tidak bertemu," ucap Callie mendaratkan bokong di kursi yang berhadapan langsung dengan Yeonjun. Jimin pun sama, ia duduk di samping Callie dengan senyum manis menghiasi wajah.

Yeonjun tersenyum simpul. "Ada keperluan apa kalian mengajakku bertemu?" tanyanya to the point tanpa mau tertele-tele. "Apa ini penting?"

Menarik sekali, batin Jimin.

"Tentu saja ini penting. Roberta berkata kau selalu menyakiti para gadis yang mendekatimu, kalau aku boleh tau—apa alasannya?" balas Callie sama-sama to the point.

Yeonjun terdiam mencari jawaban yang tepat di otak kecilnya. "Alasannya—karena aku tidak suka pada mereka. Mereka selalu menginginkan uang, itu tidak masalah, namun tidak menerima kenyataan jika Ibuku adalah Humanoid."

Oh, rupanya karena itu, batin Callie. Gadis ini tersenyum, melipat kedua lengan di bawah dada. "Yeonjun, maukah kau ikut bersama kami? Aku memiliki kenalan, namanya Song Yuna. Dia adalah bawahanku, sekertaris  Profesor Doctors specialist humanoid and human, Jung Callie. Dia sangat mandiri dan mapan, dia juga memiliki Ibu Humanoid yang merawatnya. Kisahnya kurang lebih sama sepertimu. Jadi—apa kau tertarik untuk berkenalan dengannya?"

Belum ada jawaban dari bibir Yeonjun. Ia tau Callie mengenalnya, namun—mencari jodoh untuknya? Bukankah itu sedikit aneh. Mengapa tiba-tiba sekali? Padahal mereka sama sekali tidak dekat, monolog Yeonjun pada pikirannya. "Aku belum bisa memutuskannya."

Jimin terkekeh kecil. "Bukan bertemu berdua, Jun. Namun, bertemu dirumahku. Akan ada aku di sana, menemani kalian berbincang-bincang."

Yeonjun terdiam, pria ini menggaruk tengkuk yang sedikit menarik bagi tangannya. "Baiklah. Em ... Kapan kita bisa bertemu?"

"Hari ini juga pun bisa. Bagaimana?" balas Callie. Yeonjun menganggukkan kepala.

Pertemuan itu berakhir dengan singkat. Akhirnya aku menemukan mangsa yang cocok, batin Callie ketika Yeonjun pergi untuk mengurus suatu kepentingan.

CyberpunkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang