Part XIX ; Sweet night

217 19 18
                                    

❝ Kuharap kita bahagia.❞

•••

Hidup itu seperti memiliki roda. Berputar tanpa henti membuat dirimu jatuh dan bangkit secara berulang-ulang. Namun, tidakkah kau sadar bahwa setiap kali kau jatuh, akan ada masanya kau harus memilih? Ya, memilih untuk bangkit dan berjuang, atau menyerah seperti parasit saja? Tatkala satu perkara saja sudah menyerah, lantas itu artinya kau tidak akan pernah bertemu dengan perkara yang lebih besar lainnya di depan sana. Menyerah bukanlah pilihan yang bagus. Pilihan yang bahari adalah beristirahat sejemang. Istirahatlah, tarik napas dan tenangkan pikiranmu untuk mencari celah keluar. Karena setiap masalah memiliki solusinya. Terkadang, kau hanya perlu menarik napas dan berpikir jernih untuk mencari celah dari itu semua. Yakinlah. Taehyung tersenyum simpul tatkala jemarinya selesai menulis beberapa kalimat di sebuah buku. Ia suka menuangkan berbagai kalimat pada buku hariannya. Entah mengapa, sejak hidup kembali, Taehyung menjadi suka menulis. Ia merasa tenang jika melakukannya.

Malam yang sunyi kembali datang menggantikan mentari. Callie melangkah setelah dirinya selesai bergulat dengan kamar mandi. Membersihkan diri. Memakai jubah tidur, lengkap dengan handuk kecil yang diletakkan di atas kepala. Kedua tungkai terhenti pada sebuah cermin yang memantulkan bayangan dirinya. Perlahan bibir gadis ini membentuk sebuah lengkungan sabit. "Aku memang sangat cantik sekali, ya?" Memuji diri sendiri bukan hal yang terlarang, 'kan?

Beberapa menit kemudian, Callie selesai mengenakan baju tidurnya. Sebuah dress putih sepanjang mata kaki. Gadis ini duduk di depan meja rias, menyisir surai pendeknya dengan penuh kasih. "Ah ... surai pendek membuatku seksi." Berbicara dengan diri sendiri saat tengah bersama sunyi bukanlah pilihan yang buruk untuk dicoba.

"Callie? Kau sudah selesai mandi?" Callie menoleh tatkala ia mendapati sebuah suara memanggilnya dari luar. Suara yang tidak asing dan selalu menjadi candu baginya.

Dengan senyum merekah Callie melangkah mendekati pintu untuk membukanya. Kendati marah karena terusik, Callie justru tersenyum lebar tatkala menyadari bahwa itu adalah Taehyung. Dengan piama tidurnya, Taehyung tersenyum pada si gadis. Oh jangan lupakan jika pria itu membawa sebuah bantal dan guling di genggamannya juga. Callie sedikit melirik benda yang dibawa Taehyung, terbingung. "Em? Untuk apa membawa bantal dan guling?"

"Bukankah kita tengah mengadakan acara tidur bersama?"

"Sleep party in outdoor, Baby." Taehyung tersenyum lebar ketika Callie berkata demikian. "Benar, sih. Sama saja artinya. Namun, mengapa harus membawa bantal? Toh di dalam tenda sudah ada bantal, selimut dan alat lainnya," lanjut Callie.

Taehyung mengerjapkan netranya berkali-kali. Seperti anak kucing yang bahagia karena menemukan sebongkah berlian. "Benarkah? Woah! Aku tidak tahu."

Sekon itu Callie langsung mengambil bantal dan guling yang Taehyung bawa, melemparkannya dengan asal. Saat si gadis tiba-tiba menggenggam lengannya, Taehyung sedikit terkejut. "Ayo. Bukankah daging-daging lezat itu sudah menunggu kita? Aku yakin yang lain juga sudah menunggu."

"Benar," jawab Taehyung disertai senyuman semanis gula.

Dalam sekejab mata, keduanya sudah berada di lantas dasar, tepatnya di halaman belakang mansion mewah ini. Ada Jungkook, Jimin, Namjoon, Jisoo, Seokjin, beserta humanoid mereka dan beberapa tamu lainnya yang merupakan bagian dari headquartes. Callie sengaja mengadakan pesta kecil untuk merayakan hari sibuk yang telah usai ini. Gadis ini hanya mengundang beberapa temannya saja, sebab Callie tidak terlalu suka keributan di malam hari (kecuali itu acara penting, seperti ulang tahun atau perayaan yang memang harus benar-benar dirayakan bersama banyak orang).

CyberpunkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang