Ekor-ekor waktu terus menerjang si kenangan. Tanpa meninggalkan jejak, atau barang menghela napas, detik terus berubah menjadi lebih cepat. Mentari telah menyapa, pertanda hari lain telah tiba. Masih teringat jelas di dalam fragmen ingatan, tangan lembut dan senyum manis Taehyung di kepala. Duh, pujaan. Callie tak kuasa menahan gejolak rindu yang kian meletup-letup di dada. Apa jangan-jangan jantungnya hendak meledak sebab rindu yang tidak bisa ditahan ini, ya? Mungkin si gadis memang terlalu berlebihan menahan rindu. Melirik kanan-kiri dengan kekosongan yang ada, Callie menghela lagi. Jika dihitung sudah berapa kali ia menghela napas, mungkin mencapai angka sepuluh---atau mungkin lebih? Sunyi memang bersahabat dengan hati, sih. Akan tetapi, ia sama sekali tidak menyukai kesunyian yang mencekam ini---terlebih sebenarnya karena terlalu sering datang beberapa jam ini. Andaikata dirinya harus memilih, lebih baik berdiri di tengah-tengah keramaian dibanding sendiri dalam sepi seperti ini. Well, sudah ada lebih dari satu jam semenjak meeting pertama, untuk hari ini. Menunggu beberapa menit lagi untuk meeting kedua agaknya sedikit menjadi beban. Sepenuhnya, sebenarnya. Callie bosan, ingin bertemu Taehyung, tetapi pekerjaan menghalang. Sial sekali.
Tatkala tengah menggerutu sendiri bersama si kesunyian, ketukan pintu membuatnya terkejut, setengah memekik pelan. "Siapa?"
"Jungkook."
"Masuk saja, Jung." Aneh sekali laki-laki ini, padahal pintu terbuat dari kaca anti sensor yang mampu mendeteksi siapa yang hendak masuk. Namun, dia masih saja mengetuk tatkala hendak masuk ke semua ruangan di headquarters. Callie terus-menerus berpikir hal negatif mengenai Jungkook, sebab dia sangat aneh, seperti orang lampau. Tatkala Jungkook sudah masuk ke dalam ruangannya, laki-laki itu tersenyum cerah bersama tablet digenggaman. "Ada apa dengan senyum aneh itu?"
Si gadis tampak terheran dengan tingkah Jungkook, tetapi laki-laki itu hanya tertawa kecil sebelum akhirnya menghentikan langkah tatkala tiba di depan Callie. "Aku ada kabar bagus untukmu."
Callie mengernyit, sedikit mendengkus. "Apa? Kuharap kabar bagus sungguhan, karena jika bukan kabar bagus, akan kupenggal kepalamu, Jung." Terkejut, hampir saja Jungkook terkena serangan jantung dadakan. Laki-laki itu sangat paham bahwasanya Callie tidak pernah main-main dengan ucapannya. Namun, yang tadi itu bukankah agak berlebihan? Tidak ambil pusing, laki-laki ini meletakkan tablet yang ia bawa ke hadapan Callie. Karena posisi si gadis masih terduduk di kursi depan mejanya, Jungkook memilih berdiri saja, tanpa mau duduk di salah satu sofa yang tersedia. "Apa? Mana berita bagusnya?" Selesai dengan pertanyannya lagi, tiba-tiba sebuah gambar terpajang jelas di depan netra Callie. Tablet itu mengeluarkan pantulan cahaya yang membuat layar hologram terbentuk di sana. Callie memperhatikan dengan seksama setiap kata yang terletak. Sebuah pesan yang mendadak membuat gadis itu terdiam sejenak.
"Kau tidak perlu pergi ke semua negara yang menghadapi masalah human predator, cukup pergi ke Athena untuk bertemu pimpinan di sana, sebab para hacker headquarters telah menemukan satu tersangka, si dalang besar yang ada di dibalik ini semua."
Pernyataan Jungkook membuat si gadis berpikir keras. Berusaha mencari kata dari hal yang tengah ia pikirkan, Callie menemukan celah. "Jadi, di tengah-tengah keributan beberapa negara yang menghadapi human predator, hanya satu dalang dibalik itu semua?" Si laki-laki hanya menganggukkan kepala dengan senyum mengembang. Tampaknya ia senang sekali dengan hasil yang baru saja diraihnya. Sebenarnya Callie tidak setuju dengan kesimpulan itu, jujur saja, ia sama sekali tidak setuju. Namun, hacker headquarters tidak pernah salah dalam pekerjaan mereka. Rasa-rasanya Callie ingin ikut serta mencari dalang tersebut, sebab ia merasa bukan hanya satu, tetapi beberapa. Coba tunggu sebentar, dari sepuluh negara yang tengah bergelut dengan human predator, hanya ada satu dalang di balik ini semua. Jikalau kasusnya hanya ada di satu negara seperti kasus Robert kemarin, aku masih mempercayainya, sebab hanya satu negara, bukankah perbandingan luasnya memang lebih kecil? Namun, ini sepuluh negara dengan letak yang berbeda-beda, lho. Tidak masuk di akal sekali. Sungguh aneh. Si gadis menyenderkan tubuh pada kursi miliknya, memejamkan netra sejemang guna menetralkan pikiran. Ini aneh, ini aneh. Beribu-ribu kata terucap di bibir tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cyberpunk
Fantasy(ON-GOING) revisi setelah selesai Tepatnya pada saat Cyberpunk telah mengusai seluruh dunia tanpa batasan. Tahun 2222, menjadi tahun di mana tingkat kehancuran Bumi kian melambung. Taehyung harus terjebak pada semua takdir mengejutkan yang tertuju k...