Part XXI ; Get you the moon

68 9 0
                                    

Berdua bersama kasih. Ah, benar. Waktu terasa sangat lambat jika diri tengah sibuk bersama sang pujaan. Mereka yang tengah mabuk cinta seketika lupa pada dunia fana ini. Terlalu sibuk membagi kasih mesra. Tertawa, tersenyum, terbayang-bayang tiap detiknya. Duh, cinta. Walakin jatuh cinta itu berbahaya, tetapi manusia tidak pernah berhenti untuk jatuh cinta. Mengapa demikian? Sebab kau tidak akan tahu kapan hati harus terluka. Lagi dan lagi---mungkin. Well, memang suatu keharusan, sih. Sebab manusia diciptakan dengan perasaan. Jika ditafsirkan, manusia lebih sering memabukkan diri dengan cinta. Tak peduli dunia mereka, tak peduli waktu terus berjalan, tak peduli apa pun. Cinta, cinta dan cinta, hanya itu hal utama. Mereka tidak mau mempedulikan akibat dari bahayanya cinta ini. Merapatkan diri bersama sang kasih, Callie tak henti-henti mengulas senyum manis. Menatap hambaran luas kumpulan air asin di depan netra. Biru, dalam, dan segar. Laut memang ciptaan yang sangat indah. Angin mengelilingi, pasir putih panas akibat siraman mentari, ditambah duduk bersama sang kasih. Duh, duh. Sempurna sekali. Callie berpikir sejemang. "Taehyung." Si gadis akhirnya membuka pembicaraan, membuat Taehyung menoleh seketika.

Menaikkan sebelah alisnya, Taehyung menyahut, "Ada apa?"

"Dari tadi wajahmu memerah, kau demam? Merasa tidak enak badan?" Sial, sial. Si gadis agaknya tak paham juga atas kesalahan yang baru saja ia lakukan. Beberapa menit lalu, ah---atau jam, ya? Taehyung bahkan tidak tahu mengapa waktu bisa berjalan sangat cepat dan lambat secara bersamaan. Kenapa waktu tidak pernah beristirahat sejemang, sih? Pikiran dalam controller terus mengulang semua kejadian manis yang pernah Callie lakukan padanya. Terus mengulang, bak film rusak yang tidak ada habisnya. Oh, apa jangan-jangan controller-nya mulai error? Taehyung menggelengkan kepala, mengusap wajah dengan kasar, laki-laki itu mendengkus, menghela napas, terus-menerus seperti itu seperti orang kebingungan. Callie mengernyit, mengerjapkan netra beberapa kali. Ada apa dengannya? Gadis itu ikut mendengkus. "Ada apa? Pusing, tidak enak badan, ya? Ayo katakan padaku agar aku panggilkan dokter."

"Bukan." Si pria tiba-tiba mendaratkan pandangan padanya. Namun, beberapa sekon kemudian, Taehyung menoleh, menatap sisi lain. "Aku kepanasan." Tangan Taehyung mengibaskan wajah sendiri. Bertingkah seperti tengah kepanasan. Pria itu bahkan menghela napas berkali-kali sembari mengusap keningnya yang kering.

"Panas?" Callie menatap langit, mentari memang cerah. Namun, tidak panas, sebab angin menetralisasi udara panas yang tertata. Lantas serta-merta Callie menangkup wajah Taehyung, memperhatikan wajah si pria dengan seksama. Taehyung tetap diam, netranya melihat ke berbagai sisi, tidak ingin menatap netra Callie. Labiumnya terangkat, berkata, "Dari tadi kau terlihat gugup. Ada apa? Apa aku melakukan kesalahan? Kenapa menghindari tatapanku?"

Aku harus membalas ini. Taehyung menggeleng cepat, ia tiba-tiba bangkit, menarik lengan Callie tanpa aba-aba. "Ayo pergi ke restoran yang ada di sana, aku lapar."

"Bukank--"

"Makan, Callie. Aku lapar, tahu." Taehyung memasang wajah memelas, menggaruk belakang lehernya sekilas. Laki-laki itu terlihat lucu sekali. Setelah suhu panas akibat semua memori itu berhasil dinetralkan, ia menarik napas dalam-dalam, menghela sebelum akhirnya menjawab, "Aku sebenarnya hanya terkejut saja."

Tunggu ... terkejut karena apa? Setelah Callie pikir-pikir, tidak ada hal aneh selama sejak mereka tiba di pulau ini beberapa jam lalu. Taehyung bertingkah biasa saja, begitupula dirinya. Namun, mengapa laki-laki itu tiba-tiba menjadi gugup dan bertingkah lucu seperti ini? Jadi, sebenarnya di sini siapa yang aneh? Apa yang telah aku lakukan? Dari pada menyerahkan otak untuk berpikir hal aneh yang menimbulkan banyak spekulasi, gadis ini memilih untuk bangkit. "Baiklah, ayo makan." Tatkala Callie bangkit, Taehyung serta-merta mengangkat daksa gadisnya. Callie tentu saja terkejut, ia bahkan memekik karena berpikir angin kencang telah menerpa dirinya. Oh, ia tahu pemikiran itu konyol sekali. Namun---mengapa tiba-tiba sekali? Ada apa dengan prianya ini? "T-taehyung? Kenapa kau menggendongku seperti ini? Aku bisa jalan sendiri."

CyberpunkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang