❝ Aku tahu dunia itu tidak abadi,
namun perasaanku untukmu adalah sebuah keabadian yang tidak dapat dikalahkan
oleh apapun, bahkan takdir sekalipun. ❞•••
Kamu adalah kemegahan, keindahan, serta kesempurnaan yang Tuhan kirim untukku. Kata-kata yang selalu Callie lontarkan untuk Taehyung, bidadaranya. Kebahagian yang Tuhan beri untuk Callie, seorang. Hanya Taehyung. Selamanya, hanya Taehyung, Taehyung, dan Taehyung.
Mari kita kembali pada dua anak manusia yang saling melemparkan tatapan. Beberapa detik yang lalu Jimin melontarkan kalimat yang sangat menarik ditelinga Callie, gadis itu tertawa kecil. "Oh, aku takut sekali ...."
Gadis itu mengeluarkan senyum remeh yang ia lemparkan langsung untuk Jimin. Respon Callie membuat Jimin menghela nafas, berusaha tidak menghiraukan. "Apa kau sudah berhasil menyempurnakannya?"
Jimin menatap lekat mata biru Callie. Callie berbalik menatap Jimin dengan tatapan yang tak kalah tajam.
Sedetik kemudian gadis itu menghela nafas. "Sudah hampir sempurna. Hanya perlu beberapa sentuhan terakhir, dan dia akan sempurna, sepenuhnya."
Jimin mengangguk kecil. "Bagus. Artinya, semua yang kuberikan membantumu, kan?"
Callie tersenyum lebar. "Kau bercanda? Tentu sangat membantu! Setelah ini, semuanya akan sangat sempurna."
"Baiklah jika begitu. Aku akan pergi." Jimin bangkit dari kursinya. Callie menatap heran pria yang hendak beranjak pergi itu. Dalam batin, Callie tidak siap untuk berpisah secepat ini dengan Jimin. Mengingat bahwa pria itu sangat sulit dihubungi dan diajak bertemu.
"Jim, kau tidak ingin bertemu sejenak dengan Taehyung?"
Menyadari Callie tengah berkata padamya, Jimin menoleh menatap Callie. "Untuk apa? Toh, aku sudah tau kelanjutannya, serta keadaannya."
Lagi-lagi Callie menyunggingkan senyuman tak berarti. "Kau terlalu bodoh memainkan peranmu, Jim."
"Aku tidak bisa terus menerus menjadi seperti yang kau inginkan." Callie terdiam. "Sampai nanti, Callie." lanjut Jimin dengan senyum licik sebagai penutup pertemuan mereka. Namun bagi Callie, senyum itu sangat manis sekali. Hingga akhirnya, Jimin menghilang bersama dengan pintu yang tertutup kembali, seakan pintu itu baru saja menelan Jimin bulat-bulat.
Setelah kepergian Jimin beberapa menit yang lalu, pria itu meninggalkan sebuah fantasi liar tersendiri di benak Callie. Gadis itu menghela nafas, dirinya seakan terpaku pada pembicaraan yang baru saja terjadi beberapa menit yang lalu.
Sialan! Menatapnya masih saja meninggalkan bekas.
Dengan tergesa Callie menghilangkan pikiran konyol yang baru saja terlintas dan mengganggu otak cerdasnya. Bodoh, apa yang kau pikirkan lagi, Callie!
Gadis itu bangkit dari kursinya, mengambil ponsel di dalam saku yang sedari tadi bergetar. "Hallo?"
"..."
"Baiklah." Dengan cepat, Callie menaiki Hoverboard (Skateboard terbang tanpa roda), melesat menuju lantai dasar. Gadis itu bergegas menemui seseorang yang baru saja menelponnya. Hingga beberapa detik kemudian, ia tiba di lantai dasar. Disana, Callie melihat Ailyn tengah duduk berbincang dengan seorang pria yang tidak asing baginya.
Sedang apa dia disini?
"Apa keperluan mu berkunjung kemari, Jung?"
Jungkook dan Ailyn yang tengah berbincang mendadak menoleh menatap Callie yang baru saja tiba. "Callie! Aku sudah lama menunggumu, kau lama sekali berbincang dengan Jimin hyung." Jungkook mendekat pada Callie, ingin memeluk. Namun Callie dengan secepat kilat mengangkat tangannya, bertanda jika ia tidak ingin dipeluk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cyberpunk
Fantasy(ON-GOING) revisi setelah selesai Tepatnya pada saat Cyberpunk telah mengusai seluruh dunia tanpa batasan. Tahun 2222, menjadi tahun di mana tingkat kehancuran Bumi kian melambung. Taehyung harus terjebak pada semua takdir mengejutkan yang tertuju k...