Chapter 5

280 22 0
                                    

"Dab, bangun!"

Ada orang yang mencoba menganggu tidur gue, pasti Edo. Gue mencoba tidak menghiraukannya, tapi goyangan tangan Edo semakin kuat. Tak ada pilihan lain.

"Paan sih" tanya gue.

"Liat ini" Edo memperlihat ponsel nya tepat didepan gue.

"Kenapa itu" tanya gue lagi

"Itu lo kan?" Edo bertanya balik.

Gue sekarang mencoba fokus dengan foto itu. Dan terlihat foto gue sedang makan dengan Chika kemarin.

HA? itu artinya

"Iya itu gue, kenapa?"

"Ini rame di forum wota twitter "

"Terus"

"Yang ngunggah foto itu bilang orang yang makan sama lo itu Chika. Beneran itu Chika"

Ini bahaya, Chika dalam masalah. Gue benar benar bingung sekarang, apa yang harus gue lakukan.

"Bukan Chika itu, kemarin gue ketemu temen gereja dijalan, gue ajak pulang bareng. Tapi karena gue laper jadi makan dulu sama dia" jawab gue.

"Bener?"

"Emang gue pernah bohong?"

"Ngga sih, oke deh" balas Edo dan kembali ke sofa untuk bermain game

Gue langsung mengambil ponsel, segera mengabari ke Chika.

Chik ketik gue. Kali ini pesan nya langsung dibaca oleh dia, sepertinya dia tau masalahnya.

Untung saja di foto tersebut muka Chika tertutup oleh gelas minuman. Mulai sekarang gue harus hati hati, jangan meremehkan fans JKT48.

Gue memutuskan untuk kembali tidur berharap besok bakal membaik. Ya, semoga saja.

                   

                                ****

Gue terbangun karena ada suara telpon dari ponsel gue. Jarang sekali ada yang menelpon sepagi ini.

"Halo" jawab gue di telpon

"Halo dab"

Tunggu, suara ini seperti tak asing, gue memindahkan posisi ponsel gue dari telinga jadi kedepan mata.

Tertulis nama Chika. Seketika gue langsung berpindah menjadi posisi duduk.

"Kenapa chik" tanya gue.

"Baru bangun ya?"

"Iya hehe"

"Masalah kemarin gimana?" tanya gue.

"Banyak banget yang mention aku, ga sanggup bacanya" kata dia dengan nada mengeluh.

"Yaudah ga usah dibaca Chik, maaf ya gara gara aku"

"Emm, yaudah aku tutup ya dadah"

Telpon pun berakhir, gue masih  menempelkan ponsel gue di telinga, ini pertama kali nya gue telponan dengan Chika.

"Dab, lo tadi nyebut Chika sama masalah kemarin malem, jangan jangan..? " ucap seseorang di belakang gue.

YAAMPUN, gue lupa ada Edo disini. Bagaimana ini.

"Cerita aja Dab, gue sahabat lo ko ga mungkin nyebarin hal ini" katanya lagi.

"Yaudah gue ngaku deh, gue udah sebulan ini deket sama dia" kata gue dan menjelaskan semuanya ke Edo.

MALOISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang