"Dab, dab" kata Chika membangunkan gue dengan mengoyang goyangkan tubuh. "Aku udah mau pergi" tambah nya.
Gue pun membuka mata dan melihat Chika bersiap siap.
"Ayo" kata gue.
Gue berjalan menuju tempat batas antar, member member lain sepertinya sudah masuk duluan. Disini hanya ada Chika, Ara dan Yori yang diantarkan oleh orang tuanya.
"Yaudah, aku pergi ya." kata Chika sambil mengambil tentengan koper yang tadi dipegang gue.
"Iya, hati hati ya. Kalau udah nyampe bilang" balas gue
"Iya, dadah" kata Chika.
Setelah Chika menghilang dari pandangan, gue akan kembali kerumah dan istirahat.
Untung saja tadi gue sudah tidur walaupun bentar, jadi sudah tidak terlalu ngantuk saat mengendarai mobil.
Gue jadi teringat dengan rencana untuk melamar Chika, sepertinya ini waktu yang pas untuk memikirkan nya.
"Do" panggil gue lewat telepon
"Kenapa?"
"Cariin gue cincin buat lamaran dong"
"Lo mau ngelamar Chika dab? Belum juga resmi grad"
"Iya emang siapa yang mau cepet cepet, gue cuman nyari aja" balas gue.
"Yaudah, ntar gue cariin. Lo dimana?" tanya Edo
"Dijalan, habis nganter Chika ke bandara"
"Oh yaudah, hati hati ye"
"Ok" jawab gue dan menutup telepon itu.
Masalah cincin sudah selesai, lalu yang kedua adalah yang tersulit untuk dilakukan sendiri yaitu restu orang tua. Kami memiliki kepercayaan yang sama lalu gue juga sudah kenal dengan orang tua nya.
Mungkin ini akan mudah, gue akan lakukan ini lusa sepertinya sambil memikirkan apa yang harus gue katakan didepan orang tua Chika.
Akhirnya gue sampai dirumah, tak usah pake ritual ritual sebelum tidur gue langsung membaringkan diri ke kasur lalu segera tidur.
***
Hari ini gue ada janji sama Edo, katanya dia sudah menemukan cincin nya. Jadi hari ini gue akan pergi ke kafe setelah mengobrol dengan orang tuanya Chika.Gue baru saja tiba dirumah nya, dan sekarang gue akan masuk.
"Eh ada Dabi, ada apa Dab?" tanya bokap nya Chika.
"Ini pa, eee. Gimana ya ngomong nya" kata gue, entah mengapa setelah tiba gue jadi lupa mau ngomong apa.
"Ngomong aja gapapa, sini duduk disini" balas nya sambil menunjuk tempat duduk.
"Oh iya pa, makasih" kata gue dan langsung duduk di tempat yang disuruh bokap nya Chika.
"Jadi mau ngomong apa?" tanya nya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
MALOISA
Fiksyen Peminat"Kamu makin hari ko makin cantik sih, jadi pengen milikin kamu selamanya" [100% cerita ini hanyalah Halu author semata, jadi buat yang baca ini jgn diseriusin]