'Manis'
Kageyama Tobio x Hinata Shouyou ,...bonus
.
.
.
.
."Hinata!" Sahut sebuah suara. Hinata menoleh. Ia melihat sosok bersurai hitam itu lagi lagi mengejarnya dengan tas sekolah nya di selempang kan. Entah kenapa sosok bersurai hitam itu selalu saja berada di stasiun yang sama dengan Hinata.
"Oh Kageyama!, Halo, tumben kau lagi lagi kesini?" Tanya Hinata, memiringkan kepalanya hingga surai orange nya terlihat manis melambai. Yang disebut Kageyama itu lagi lagi memerah melihat kemanisan Hinata.
"Ya- yah, cuman sekedar mau cepat saja" seru Kageyama. Ia sengaja datang kesini padahal ia bisa saja pergi lewat stasiun lain yang lebih dekat dari rumah nya. Hinata melihat sosok teman setimnya yang hanya menundukkan kepala , wajahnya memerah lagi lagi.
"Kh Kh!, Bilang saja kau mau bertemu denganku kan?" Tanya Hinata dengan niat mengoda. Lagi lagi Kageyama mengelak. Ia memukul kepala Hinata dengan kasar sehingga Hinata menunduk memegangi kepalanya.
"Jangan salah paham Boge!"
"Ish hanya bercanda Kageyama, kau ini kasar sekali" gerutu Hinata. Ia lagi lagi merutuki kepalanya yang benjol pagi pagi hanya Karena pria ini. Kageyama terlihat bersalah tetapi pantang bagi nya untuk meminta maaf. Kageyama mengalihkan tatapan nya dan mengelus perlahan kepala Hinata tanpa mengatakan apapun.
Cukup hanya dengan itu saja, Hinata sudah tau. Itu adalah permintaan maaf yang manis. Sosok bersurai orange itu tersenyum lagi kali ini lebih cerah dengan semburat merah tipis di pipinya.
.
.
.
.
.Sesampainya di kereta. Kageyama dan Hinata tidak kebagian tempat duduk. Kereta sudah penuh dengan terpaksa Kageyama dan Hinata mengambil arah pojokkan di dinding kereta. Hinata sudah memerah ketika mengetahui Kageyama berjarak sangat dekat di depannya.
Tak!
Kereta berhenti di stasiun pertama. Kageyama mendekat lagi. Kali ini tangannya menahan sisi kanan Hinata. Hinata masih berdegup ria. Ia memegang tasnya yang di alihkan ke depan.
Kereta semakin penuh. Kageyama masih berusaha menahan dirinya untuk tidak mendekati Hinata lagi, ia masih menahan dengan tangan kanan nya itu. Iris hitam nya berusaha keras menoleh ke arah lain agar tidak memperhatikan Hinata.
Tak!
Entah kenapa ada seseorang yang mendorong Kageyama. Kageyama sedikit maju lagi karena dorongan itu. Ia meminta maaf dan berbalik lagi. Kali ini tangan kirinya yang menahan sisi kiri Hinata. Kedua tangan nya menahan Hinata disana.
Ia merasa bersalah, Kageyama melayangkan tatapan ketus kepada sosok kecil di depannya itu. Hinata manis sekali dengan wajah sedikit memerah, menunduk di antara tasnya yang menutupi mulutnya.
"Ma- maaf Hinata" keluh Kageyama. Ia merasa bersalah sudah memojokkan hinata. Pastinya ia tidak akan merasa nyaman. Sedangkan Hinata, jantungnya berdebar kencang sekali. Ia tidak berani menatap Kageyama yang kini merangkap dirinya dengan kedua tangannya.
"Ti- tidak apa Kageyama"
.
.
.
.
.Tak!
Akhirnya stasiun terakhir. Sekali lagi Kageyama terdorong karena pemberhentian kereta. Kali ini akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan. Kageyama menoleh ke arah Hinata begitu pula Hinata karena sudah sampai. Tetapi seketika pandangan mereka terhenti saat melihat dalam pemandangan sangat dekat.
Kageyama menatap iris orange Hinata yang sangat dekat. Hidung mereka hampir bergesekan karena hampir tidak ada jarak. Hinata juga tidak berhenti memerah dan bernafas tidak stabil saat Kageyama sangat dekat ke arahnya.
"Ka-kageyama, sudah sampai" seru Hinata menghentikan kecanggungan ini. Kageyama memerah , ia segera menjauh. Hinata terdiam saat Kageyama meraih tangannya untuk membantunya keluar.., Hinata terdiam diam diam ia tersenyum menerima perlakuan kageyama.
"Terima kasih Kageyama" seru Hinata setelah keluar dari kereta. Kageyama segera melepaskan tangannya, ia mengaruk bagian belakang kepalanya, sungguh hinata tadi manis sekali.
"Ti- tidak masalah kau kecil sih, kalau aku tidak bantu kau tidak akan keluar" seru Kageyama. Ia berusaha menutupi kegugupannya, ayolah padahal ia hanya memegang tangan Hinata saja!!
"Enak saja!" Hinata ikutan merengek. Tetapi dalam hati, ia senang dapat merasakan tangan Kageyama yang cukup besar.
"Hoi Boge!, Kau mau diam saja disitu" seru Kageyama yang sudah mendahului hinata. Hinata berhenti terdiam dan langsung mengejar Kageyama yang dilanjutkan dengan lomba lari harian mereka.
"Akh kau curang kageyama!"
.
.
.
.
.Dan sekarang sudah jam makan siang. Seperti biasa Kageyama dan Hinata makan bersama di taman belakang. Hinata membawa bekal begitu juga dengan Kageyama. Mereka masih tidak berbicara sampai duduk di tempat duduk.
Segera setelah Hinata membuka bekalnya, ia langsung melahap kue yang baru saja ia coba masak tadi pagi. Seketika ia langsung menjulurkan lidah saat merasakan kue itu bukannya manis melainkan sangat asin.
"Ugh seperti nya aku salah memasukkan gula" keluh Hinata. Ia menatap kue yang ingin dia makan hari ini. Kageyama berhenti makan ketika melihat Hinata yang sedang mangut mangut. Dengan wajah ketus nya, ia mengambil salah satu makanan dalam bekalnya. Setidaknya kalau satu saja tidak masalah,
"Ini"
Hinata menoleh. Ia terkejut saat Kageyama menawarkan sebuah kue padanya. Padahal Kageyama juga suka makanan manis. Hinata menatap berbinar binar dan menatap Kageyama lagi dengan tatapan polos.
"Boleh nih?"
Kageyama drop melihat Hinata yang sangat manis ketika mengatakan itu terutama matanya yang bulat berbinar binar. Kageyama mengarahkan lagi kue itu. Kali ini sampai pada bibir Hinata.
"Makan saja" seru Kageyama. Hinata hanya tersenyum,ia segera melahap sebagian dari kue itu. Sebagian nya lagi kemudian ia arahkan pada Kageyama.
Kageyama menoleh. Ia terkejut melihat wajah Hinata yang dekat terutama bibirnya yang lucu itu kini sedang menganggur di bawah. Hinata mengarahkan kue itu pada mulutnya.
"Gak adil kan kalau aku makan semua?" Seru Hinata. Kageyama terdiam. Ia kemudian mengarahkan mulutnya lagi, makan langsung dari tangan hinata. Hinata terdiam ia tidak menyangka kageyama akan memakannya langsung dari tangannya.
"Manis" seru Kageyama dan kembali memakan bekalnya. Hinata masih terdiam hingga kembali duduk dengan perlahan. Pipi nya masih merah, hingga Kageyama mengarahkan kuenya lagi pada pinggiran bekal Hinata.
"Makanlah, aku tidak terlalu suka yang manis manis"
Hinata menatap lagi sosok bersurai hitam yang selalu dengan tampang ketus itu. Mungkin hanya Hinata yang tau tentang sisi Kageyama yang seperti ini. Kageyama melirik ke arah samping menghindari tatapan hinata tetap pada semburat merah menghiasi pipinya.
"Terima kasih Kageyama, kuenya enak" seru Hinata. Ia melayangkan tatapan manis dan memasukkan kuenya pada mulutnya. Manis sekali, entah kenapa setiap bersama Kageyama dan apa yang dilakukan Kageyama selalu membuat hatinya menghangat dan seluruh waktunya menjadi manis seketika seperti gula atau mungkin lebih manis dari gula itu sendiri..
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
💮🌹Suki Desu🌹💮
RomanceTobio Kageyama mengalami kisah cinta rumit karena sikapnya yang kasar dan terkesan --Raja Egois--, tapi itu yang malah membuat si pemarah alias Stundere ini menarik dan membuat dirinya terjebak dalam beberapa orang yang mencintai nya dalam alasan ma...