TsukiYama (2)

775 60 1
                                    

'Cold'

TsukiYama... bonus

.
.
.
.
.

Entah kenapa hari ini sangat dingin padahal sudah memasuki musim panas. Malam harinya apalagi, udara dingin perlahan menerpa tubuh kecil sosok bersurai hijau itu. Tadashi menutup mulutnya dan menghembuskan nafasnya berkali kali untuk menghangatkan tangannya.

"Tadashi, sedang apa kau?" Tanya tsukishima yang baru saja keluar dari lingkungan sekolah Karasuno. Ia menatap aneh ke arah Tadashi yang tidak biasanya masih berada di sana pada waktu yang lama.

Yang disebut namanya itu berbalik menatap sosok berkacamata lengkap dengan headset putihnya. Tadashi hanya mengeleng, ia tidak ingin membuat tsukishima menjadi kerepotan hanya karena ia kedinginan dan tidak bisa melangkah kan kakinya lebih jauh. Tubuhnya bergetar dan rasa dingin serasa membekukan setiap sel dalam tubuhnya.

Sosok berkacamata itu hanya berjalan tanpa menjawab apa apa. Ia terus berjalan dengan kedua matanya menatap ke satu arah. Tidak ada yang tau apa yang dipikirkan sosok berkacamata pendiam ini.

Tsukishima terus mendekat. Tadashi menghela nafas, ia lagi lagi harus menunggu sampai hari lumayan panas. Entah kenapa kakinya terasa berat sekali, karena udara dingin atau karena ia..

Srek

Tadashi terkejut saat menyadari tsukishima tiba tiba mengarahkan tangannya pada dahi Tadashi. Sosok berbintik manis itu menatap tsukishima dan menunduk ia tidak bisa menatap wajah tsukishima dari dekat itu membuat pipinya memanas seketika.

"Sudah kuduga, kau sedang demam Tadashi. Mau kuantar pulang?" Hati Tadashi seketika berbunga bunga mendengar pernyataan itu dari tsukishima yang selalu terlihat tidak peduli itu. Tetapi lagi lagi ia tidak ingin merepotkan sahabat lamanya itu, ia bisa pulang sendiri lagi pula hari sudah malam pasti kakaknya tsukishima akan mencarinya.

"Tidak usah kei, aku baik baik saja. Cukup hanya beristirahat sejenak aku pasti baikan", seru Yamaguchi menyamarkan wajahnya yang memerah dengan senyum. Tsukishima hanya menatap dalam diam.

Sekali lagi Tadashi terkejut saat tsukishima mengenggam tangan kirinya. Menariknya perlahan tanpa mengatakan apapun, Tadashi masih terdiam. Ia melihat punggung tsukishima yang berjalan menariknya. Ah kenapa kau seperti ini?, Kadang kadang membuat ku berpikir kau juga mencintai ku. Tapi itu tidak mungkin kan?, Kita hanya sahabat kan?. Yah kita hanya sahabat , tidak mungkin tsukishima akan menjawab perasaan ku ini.

Tadashi terdiam selama tsukishima terus saja menarik nya. Ia baru tersadar setelah mengetahui tsukishima menarik nya ke arah yang berbeda dari rumahnya malah ke arah rumah nya yang berada di arah sebaliknya. Tadashi segera menyeret tsukishima untuk berhenti. Tsukishima berhenti, ia menatap ke arah Tadashi yang kini menatap tsukishima dengan tatapan bingung dan jangan lupa rona merah dan nafasnya yang sedikit sesak diakibatkan demam itu.

"Kei, rumahku disana" seru Tadashi, yang dijawab dengan jawaban ya dari tsukishima. Tsukishima memandangnya dalam diam yang lagi lagi membuat Tadashi hampir salah tingkah ketika memandangi kedua mata kuning Tsukishima yang tertutup kacamata itu.

"Bi- biarkan aku pulang sendiri kei, ini sudah cukup dekat" seru Tadashi gugup. Ia melepaskan tangan tsukishima perlahan. Tetapi ketika ia sudah melepaskan tangannya, tiba tiba badannya oleng. Rasanya sangat berat hingga Tadashi tidak sadar ia tidak bisa menahan keseimbangan badannya lagi.

.
.
.
.
.

Bruk!

Tadashi terdiam saat menyentuh sesuatu yang hangat, hangat sekali. Tadashi perlahan menjadi tenang. Hingga ia sadar bahwa ada sebuah tangan lumayan besar melingkari pinggangnya. Tadashi menoleh. Seketika wajah nya itu memerah luar biasa.

Ia terdiam, rasanya nafasnya tercekat. Sampai tsukishima mendorongnya menjauh, ia membalikkan badannya, kemudian membungkuk membelakangi Tadashi. Tadashi menatap bingung dan seketika memerah ketika tsukishima mengarahkan tangannya mengajak Tadashi untuk digendong di punggungnya.

"Ti- tidak usah kei!, Aku aku bisa sendiri" seru Tadashi. Ia tidak peduli dengan tubuh nya yang lemah sedari tadi. Dan rasa dingin aneh yang menusuk ini, bersama tsukishima malah membuat nya lebih aneh.

"Tadashi!, Kau sedang sakit. Bagaimana jika kau terjatuh lagi nanti?" Kali ini tsukishima sedikit meninggikan suaranya. Itu tandanya tsukishima sedang serius. Tadashi tercekat,ia menelan ludah lalu perlahan mengarahkan tangannya mengalungkan nya pada leher tsukishima dengan pelan.

Tsukishima mengangkat Tadashi yang cukup ringan di atas punggung, ia melingkarkan tangan nya di pinggang Tadashi agar tidak jatuh. Tadashi menatap dalam dalam, hawanya semakin dingin. Tetapi tubuh tsukishima terasa hangat. Tsukishima berjalan mengendong Tadashi dibelakangnya tanpa berkata apapun.

Hangat

Tadashi menjaga Tubuhnya tetap terjaga. Ia mengarahkan kepala nya di pundak tsukishima. Rasa lelah menghampirinya, betul kata tsukishima ia sedang demam. Makanya sedari tadi ia merasakan rasa dingin aneh di hari panas ini terlebih saat sudah selesai ekskul.

"Terima kasih kei, maaf merepotkan" seru Tadashi pelan pada telinga tsukishima. Oh ya tsukishima sudah melepaskan headset nya sejak mengendong Tadashi. Ia melakukan itu agar Tadashi nyaman menyandarkan kepalanya di pundaknya. Samar samar Tadashi melihat wajah tsukishima memerah, ah apa ia malu?, Entahlah. Tetapi melihat tsukishima yang terkadang memerah seperti ini membuat hatinya perlahan menghangat.

.
.
.
.
.

Tsukishima membawanya pulang ke rumahnya. Setelah itu ia menurunkan Tadashi. Tadashi sedikit oleng dan sekali lagi tsukishima merangkul nya. Ini memalukan, Tadashi tau itu.

Tsukishima mengantarnya ke sofa ruang tamu. Disana tsukishima menyiapkan teh hangat untuk Tadashi yang sedang sakit. Tsukishima menatap Tadashi yang sangat manis ketika demam.

"Ke-kei maafkan aku bisakah kau duduk di sampingku?" Tanya Tadashi. Tubuhnya berat sekali, tsukishima menyanggupi. Ia meletakkan teh di atas meja dan duduk di sebelah Tadashi. Masih dengan headset menutupi telinganya, ia duduk di samping Tadashi. Sebenarnya ia mau tidur sesudah ini. Tetapi ia masih ingin menemani Tadashi yang sedang sakit. Terutama Tadashi sangat manis saat sedang sakit.

.
.
.
.
.

Pluk!

Tsukishima melirik ke arah si pelaku itu. Terlihat Tadashi sedang menyandarkan kepalanya di samping lengan kiri nya. Tsukishima masih terdiam saat melihat tadashi dengan nyamannya tertidur disana. Pasti karena demam itu, tsukishima menyandarkan badannya di sofa. Ia membiarkan Tadashi beristirahat di badannya, diam diam tsukishima melirik ke sebelah. Rona samar memenuhi wajah nya yang selalu tampak datar itu.

Tadashi masih tidak tertidur pulas, cuman ia merasa nyaman dengan keadaan ini. Ia merasakan hangat nya sesuatu disamping nya. Diam diam ia mengulum senyum, tsukishima memang selalu seperti ini. Diam diam sangat baik dan membuat Tadashi benar benar salah tingkah saat menghadapi kebaikan nya ini.

"Kei..Suki dayo..., Kei", seru Tadashi tanpa sadar. Ia mengerjap ngerjap kan matanya dengan berat dan tertidur pulas.

"Tadashi...aku juga menyukai mu, Suki dayo Tadashi...", Ujar tsukishima. Ia mendengar itu meskipun memakai headset, perlahan ia mengecup pucuk kepala Tadashi dan ikutan tertidur di sebelahnya.

.
.
.
.
.

💮🌹Suki Desu🌹💮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang