"tidak ada yang perlu di bahas lagi"
☁️☁️☁️
Jisoo membaca buku di ranjang dengan posisi duduk, serta seokjin yang hanya menonton tv, sebenarnya ini sangat menggangu jisoo ia jadi tidak bisa fokus membaca, dan lagi pria sebesar ini masih menonton kartun dalam volume keras, sungguh menyebalkan.
"Jika butuh sesuatu bilang", ucap seokjin yang masih terduduk di pinggir ranjang
Jisoo hanya mengangguk dan tersenyum, ia kembali melanjutkan membaca buku sampai akhirnya pada sad part, jisoo ingin menangis namun ia gengsi dengan seokjin yang tepat di depannya walaupun badan seokjin menghadap ke televisi.
Jisoo hanya menutupi wajahnya dan mulai menangis pelan, namun hal itu di sadari oleh seokjin dan seokjin langsung menghampiri jisoo
"Hei, kenapa menangis? Sudahlah yang semalam lupakan saja", seokjin mengusap puncak kepala jisoo
"Aku hanya menangis karena buku ini, coba bacalah bagian ini pasti kau juga akan menangis", jisoo menyondorkan buku novelnya kepada seokjin
Hanya butuh dua lembar, akhirnya seokjin mulai terbawa perasaan saat kedua pasangan yang hampir saja menikah meninggal dunia karena kecelakaan, tak terasa seokjin mulai ikut menangis.
"Kenapa kau menangis tepat di atas novelku ? Lihat sekarang jadi basah"
"Maaf"
"Hmm, pesankan makan ! Ini sudah saatnya makan malam", nada bicara jisoo yang sedang memerintah seokjin
"Aku bukan pembantu mu !", Seokjin juga kesal
"Kau sendiri yang bilang bila aku butuh bantuan kau akan membantu", memang fakta
"Yaya baiklah nyonya", dengan malas seokjin meraih handphone hotel
"Hei aku belum setua itu, panggil aku nona jisoo", jisoo tertawa menangapi seokjin
Seokjin tidak menggubris perkataan jisoo dan langsung menelfon agar makannya tersedia dengan cepat. Setelah menunggu beberapa saat bel berbunyi itu tandanya makanannya sudah datang.
Mereka memakan makanannya dengan lahap hanya dalam waktu seperkian menit makanan sudah habis oleh mereka.
"Seokjin, bisakah kita pulang saja ? Aku bosan disini", pinta jisoo
"Baiklah malam ini juga kita check out"
Seokjin sudah memiliki rumah sendiri jadi tidak harus bersama orangtuanya, mereka langsung ke rumah milik seokjin dan betapa terkejutnya mereka saat beberapa koper pakaian sudah berada di depan rumah.
Ini semua adalah pakaian milikmu, orang tuamu yang menyuruhku membawakannya kemari dan orang tua seokjin yang memberi tahu alamat ini, kapan kapan aku akan sering bermain ke rumah kalian ini.
- Jennie kim
Setelah selesai membacanya jisoo langsung memberi tahu seokjin dan seokjin mengangguk sembari membuka pintu rumahnya.
Rumah seokjin memang tidak terlalu besar, mungkin akan cukup untuk keluarga kecilnya di masa depan, seokjin memang tidak suka merepotkan seseorang seperti dengan menyewa pembantu dan lain sebagainya. Tujuannya mempunyai rumah yang minimalis adalah agar suatu saat istrinya bisa membersihkan rumahnya tanpa mengeluh lelah. Rencananya memang rumah ini akan menjadi milik seokjin dan eunbi tapi takdir berkata lain dengan perjodohan ini bukan eunbi melainkan Jisoo."Kau bisa menata bajumu di lemari besar itu ahh dan jangan lupa tata juga bajuku", seokjin menunjuk lemari besar di kamarnya
"Apa apaan ! Menyebalkan", wajah jisoo mulai berubah kesal
"Itu tugas istri bukan ?, jadi menurut lah dengan perintah suamimu"
"Baiklah tuan"
Jisoo mulai menata bajunya dan menggeser baju seokjin agar ia mempunyai tempat bagi baju bajunya. Menjadi istri dari Kim seokjin sungguh menyebalkan padahal impiannya adalah bersama wonho.
Mereka akhirnya tertidur mungkin mereka masih lelah dengan tubuhnya dan pikirannya juga. Sementara besok jisoo ada jadwal di rumah sakit dan seokjin akan kembali memimpin perusahaannya.
06.00 am
Jisoo sudah terbangun terlebih dahulu ia langsung segera mandi dan memasak makanan seadanya, setelah ia masak ia segera membangunkan seokjin, jisoo tentu tahu bila hari ini seokjin akan bekerja kembali ke kantor karena semalam ia sudah bilang kepada jisoo.
"Kau mau kemana ? Kenapa berpakaian formal begini ? Dan untuk apa jas putih ini ?" , Tanya seokjin secara maraton
"Kau mungkin lupa, tapi aku seorang dokter dan segeralah turun untuk makan pakaianmu sudah aku siapkan di ruang ganti", jisoo langsung pergi ke dapur lagi
Seokjin tidak menyangka jisoo akan membantu menyiapkan pakaiannya dan bahkan dasi, jam, serta sepatu yang senada dengan kemeja yang akan ia pakai. Tak lama berganti baju seokjin langsung turun dan menikmati makanannya, di dalam hati seokjin ia bersyukur untunglah istrinya pintar memasak.
Seokjin pernah berfikir bahwa jisoo hanyalah gadis yang suka foya foya dan tidak mengerti tentang pekerjaan seorang istri dengan hanya melihat foto jisoo untuk pertama kalinya.
"Aku akan berangkat terlebih dahulu, dan untuk piring akan ku cuci sepulang kerja nanti", jisoo mengambil tasnya
"Akan ku antar", tawar seokjin
"Dengan senang hati", jisoo mulai memumuti piring mereka berdua dan menaruhnya ke tempat cuci piring di dapur
Mereka berangkat bekerja bersama, hari ini jisoo sudah mengabari wonho untuk bertemu, tentu ia sangat rindu kepada kekasihnya itu.
...
"Saatnya membuat mereka sakit hati"
Vote and coment (◕ᴗ◕✿)