🍁25🍁

633 47 0
                                    


🖤🔥

Jisoo masih terpaku dengan perkataan seokjin, hanya ada keheningan di ruangan tersebut

"Aku lumpuh, dan aku tidak pantas untukmu"

"Aku belum...", Perkataan jisoo di potong kembali oleh seokjin

"Bagaimana jika kita bercerai saja, bukankah itu lebih baik ?"

Kaki jisoo rasanya lemas ia terjatuh ke lantai dan seokjin hanya memandangnya. Pandangan jisoo kini kosong sangatlah kosong, seokjin sangat jahat melontarkan perkataan tersebut hatinya tersakiti oleh perkataan seokjin untuk yang kedua kalinya.

"Ehh, menantu mama ada apa ?", Ibu dari seokjin datang ke rumah sakit tapi yang saat ia membuka pintu ia mendapati jisoo yang terduduk di lantai dan meneteskan air matanya.

Jisoo tidak kunjung menoleh, pandangannya masih sama tidak berkedip dan hanya meneteskan air mata.

"Aku memintanya untuk bercerai", tiba tiba seokjin menjawab pertanyaan ibunya

"Kau gila !!?", Teriak ibu seokjin

"Aku lumpuh ibu"

Jisoo mulai berdiri kembali dan menatap seokjin serta ibu seokjin, ia mulai mengelus elus rambut seokjin

"Aku tau pernikahan kita memang berawal dari sebuah perjodohan sangat lucu bagiku, dulu kita hidup berumah tangga tapi pikiran dan hati kita hanya untuk orang yang berbeda. Caramu memandangku, memelukku dan memperhatikanku, saat itu aku telah jatuh ke dalam hatimu tapi di situ juga kau menyakiti hatiku dengan perkataanmu yang mengira bahwa anak yang ku kandung adalah anak dari pria lain itu adalah hal paling menyakitkan yang pernah aku rasakan selama berada di sini. Aku mencoba untuk menerimamu kembali walau kau telah menyakiti hatiku dan saat aku kembali menginginkanmu dan mencintaimu kembali kau mengucapkan kalimat cerai ?", Jisoo menjeda kalimatnya dan tertawa

"Memang benar kata orang tuaku cinta itu seperti api bila kau jatuh ke dalam lingkaran api tersebut kau akan sangat kesakitan tapi bila kau bisa melewatinya kau akan bahagia. Lalu, aku sadar aku telah jatuh ke dalam lingkaran api tersebut kau menyakiti hatiku untuk yang kedua kalinya tuan Kim seokjin"

Ibu seokjin bahkan mulai menitipkan air matanya, ia sakit mendengar kalimat yang di ucapkan jisoo, seokjin masih mengalihkan pandangannya keluar jendela

"Padahal aku belum selesai bicara tadi tapi kau sudah berucap, aku hanya ingin memberitahu bahwa kau hanya lumpuh sementara bahkan aku tidak mempermasalahkan bila kau lumpuh atau tidak yang terpenting aku bersyukur karena kau masih di beri kesempatan hidup oleh tuhan. Mungkin kau benar cerai adalah pilihan terbaik agar kau tidak melihat wajahku lagi, kali ini aku akan pergi dan tidak akan pernah kembali aku yakinkan itu. Selamat tinggal untuk surat cerainya akan aku urus."

Jisoo beralih pergi mengambil tasnya dan meninggalkan ruangan tersebut. Seokjin hanya bisa menangis saat ini ia salah besar karena mengucapkan kata kata yang paling di hindari dari sebuah hubungan pernikahan, ibu seokjin hanya bisa menenangkan putranya dan memberi tahu kedua keluarga.

"Ibu, aku tidak ingin jisoo pergi"

"Tenanglah seokjin, bila dia memang jodohmu pasti dia akan selalu bersamamu walaupun terbatasi ruang dan waktu"

"Jisoo, aku ingin jisoo ibu"

Seokjin mencabut jarum infusnya dan mulai turun dari kasur, entah ada keajaiban apa dia bisa berdiri dengan tegak dan sepertinya ada energi yang masuk ke dalam tubuhnya. Ibu jisoo lantas tersenyum "kejarlah sebelum dia benar benar meninggalkan kita"

___

Jihyo dan Jinan sekarang ini sudah berada di tangan jisoo, ia memutuskan membawa kedua anaknya menuju arah bandara mereka tentu tidak akan ke Australia lagi karena seokjin pasti akan mengetahuinya. Jisoo berencana akan membawa kedua anaknya ke jepang. Sayangnya taksi yang mereka tumpangi mogok di tengah jalan. Terpaksa mereka harus menunggu taksi lain datang

___

Seokjin melajukan mobil ibunya menuju arah jisoo berada, dia sama pintarnya dengan jisoo ia mengandalkan email jisoo yang masih tersimpan rapi di handphonenya walaupun agak retak karena kecelakaan kemarin.

Beberapa lama kemudian sampailah ia di lokasi jisoo, seokjin tentu bisa melihat jisoo dengan jelas yang terduduk di pinggir jalan dengan anaknya dan di tempati taksi beserta supir.

"JISOO !!", Teriak seokjin dari sebrang jalan

Jisoo menoleh dan menemukan seokjin berada tak jauh dari hadapannya, ia hanya mematung dan mencerna pikirannya mungkin ia sedang berhalusinasi, tapi semua itu salah memang benar seokjin yang berdiri disana.

Karena terlalu fokus dengan seokjin jisoo tidak sadar jika jihyo berlari ke tengah jalan begitu juga seokjin. Dari arah lain ada mobil yang melaju kencang dan hal itu membuat tubuh jisoo reflek berdiri dan berlari ia mendorong tubuh jihyo agar jihyo tidak tertabrak dan sebagai gantinya jisoo lah yang tertabrak mobil.

BRAAK

Jihyo berada di gendongan seokjin, seokjin langsung menghampiri Jinan di sebrang sana, seokjin mencoba menutup kedua mata anak anaknya dan meminta sopir taksi membawa Jinan dan jihyo ke dalam mobilnya.

"Halo, tolong kirim ambulans ke jalan Xxx"

Seokjin menghampiri jisoo yang tergerai lemas tak berdaya, tubuhnya di basahi oleh darah

"Jisoo bertahanlah sayang, maafkan aku aku sangat mencintaimu", seokjin tak henti hentinya menangis melihat jisoo

"Seokjinie, aku san..gat...mencin...taimu", kata kata yang terucap oleh jisoo sebelum ia menutup mata, di saat itu juga tim medis dan tim polisi datang ke lokasi jisoo berada

Maaf jisoo, maafkan aku kejadian ini terulang kembali sama seperti satu bulan yang lalu. Aku tidak sanggup kehilanganmu ku mohon tetaplah hidup untukku dan juga anak anak kita, Kim Jisoo stay together with me and our children | seokjin

Vote and coment 😘

STAY TOGETHER || Seokjin x JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang