"Bab 4"

544 98 12
                                    

Keesokannya...

Di jam Istirahat, kelas The Star selalu keluar lebih dulu di bandingkan kelas yang lain. Jadi tak heran jika siswa/i terlihat berkeliaran 30 menit sebelum kelas lain di istirahatkan. Sejeong, Dahyun dan Hoshi memilih makan di kantin biasa. Kantin yang sering mereka datangi waktu kelas 1. Makanan di kantin biasa jauh berbeda dengan kafetaria The Star yang mewah, lebih bergizi, dan lebih mahal. Tapi 3 manusia yang sudah terbiasa dengan makanan kantin sebelumnya tak bisa mengubah selera begitu saja.

Sejeong dan Dahyun tengah asyik menceritakan keseruan mereka menyusup sekolah semalam dan hampir ketahuan, Dahyun juga senang karena mengetahui potensinya. Sedangkan Hoshi sibuk dengan pikirannya sendiri, matanya tak lepas dari tukang rumput yang sedang menata tanaman di sekitar koridor.

"Bapak itu sepertinya kurang sehat" ujar Hoshi yang membuat ke-2 temannya itu juga ikut memperhatikan bapak yang di maksud Hoshi.

"Lihat, dadanya penuh dengan gumpalan putih dan paru-paru kirinya tak bergerak sama sekali" Celoteh Hoshi.

"Eh?" Sejeong dan Dahyun kebingungan mencari objek yang di jelasin Hoshi.

"Hei macan tutul, darimana kau tahu kalau bapak itu sakit?" Tanya Dahyun.

"Kalian ini buta apa nggak sih, kalian nggak lihat eung? Aku bahkan bisa melihat semua organ tubuhnya..." Hoshi malah mengocehi mereka.

"Hya..." teriak Sejeong dan Dahyun menyadarkan Hoshi bahwa penglihatannya itu tak masuk akal dan membuat ke-2 wanita itu malah takut.

Hoshi tercengang, lalu menggosok matanya. Ketika dia mengedipkan matanya, penglihatan anehnya itu hilang tapi ketika dia mengedipkan sekali lagi penglihatannya muncul kembali.

"Daebak..." Sahut Hoshi tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.

Nayeon menghampiri bapak si tukang kebun itu lalu menyodorkan beberapa obat dan masker "Bapak tau nggak sih kalau batuk bapak itu bisa menular ke yang lain dan juga berhentilah merokok jika bapak ingin hidup lebih lama, paru-paru bapak sudah hampir rusak sepenuhnya..." Omel Nayeon yang terkenal jutek tapi perhatiannya terlihat tulus.

Bapak tua itu mengangguk mengerti lalu berterimakasih pada Nayeon. "Bukankah semua staff di jamin kesehatannya, bapak juga punya hak itu setelah ini pergilah ke bagian kesehatan dan lakukan X-ray..." Suruh Nayeon lalu pergi begitu saja.

"Woahh, dia memang pantas menjadi primadona angkatannya yah. Udah cantik, baik lagi" Puji Sejeong.

"X-ray yah..." Gumam Hoshi seperti memikirkan sesuatu

"Aku tahu" Hoshi memukul meja lalu berteriak kencang

"Kamcagi .." Sejeong dan Dahyun tersedak gara-gara terkejut.

"Sepertinya aku sudah menemukan potensi/kekuatanku" ujarnya semangat

"Apa?"

"X-ray vision, kemampuan melihat organ manusia..." ungkapnya.

Sejeong dan Dahyun mengangguk mengerti penjelasan sederhana Hoshi lalu tiba-tiba melotot kemudian memutar tubuh mereka.

"Hya, apa kau juga bisa melihat tembus pandang eung?"

"Kekuatan macam apaan itu? Dasar mesum..." Omel Sejeong.

"Plis deh jangan berlebihan, lagipula apa bagusnya tubuh kalian" cibir Hoshi.

"Hya..."

"Hehehe, maaf. Aku cuman bisa melihat organ kalian. Seperti hasil X-ray yang hanya menampakkan warna hitam dan putih dalam tubuh kalian..." Jelas Hoshi.

"School 2019" (The End)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang