"Aku mau pulang, pulau ini aneh. Mayat, darah, racun dan sekarang teriakan" dumelnya yang masih terlihat ketakutan hanya dengan memikirkan situasi itu."Oppa, kita tak bisa pergi begitu saja. Penduduk di sini butuh bantuan kita" bujuk Sejeong berusaha menenangkan Dokyeom
"Membantu? Kau pikir kita ini super hero? Tidak Sejeong-ah, kali ini kita tak bisa menghadapi hal aneh ini. Bagaimana jika kita juga ikut celaka?"
"Lee Seokmin!" Mingyu mencoba membuat Sahabatnya itu sadar dengan sedikit membentaknya.
"Tak akan ada yang celaka, aku janji akan melindungimu eung? Aku dan Sejeong akan melindungimu, jadi cobalah untuk tenang" tegur Mingyu menyuruhnya duduk di samping Ayah Jihoon yang tak tahu apa yang mereka bahas dan ketakutan itu muncul dari mana.
"Sebaiknya kita membersihkan badan lebih dulu, lalu menyusun rencana. Oke?" Usul Jaehyun mengajak Ayah Jihoon dan Jihoon ke kamar Khusus pria dan Bona ikut dengan Sejeong dan Doyeon ke kamar mereka.
Satu jam kemudian, mereka berkumpul lagi di kamar Sejeong dan Doyeon, Jihoon dan keluarganya juga ikuy. mereka tak ingin mengambil resiko meninggalkan mereka sendiri. Melihat Ms. sooyoung menatap tak suka pada mereka tadi.
Mereka berunding untuk membuat rencana, dan melakukan rencana itu ketika malam tiba.
Pukul 07:10 kst.
"Aku, Sejeong, dan Mingyu akan pergi ke kaki gunung tempat mayat-mayat penduduk itu di buang!" Tutur Jaehyun.
"Dokyeom akan memberi kita peralatan seperti insiden lab kemarin dan kalian tetap di bungalau untuk berjaga-jaga"
"Aku mau ikut!" Dino mengangkat tangannya.
"Kau yakin?" Sejeong agak ragu mengajak Dino karena jika dia sampai terluka, Sejeong tak bisa menyembuhkan semua penduduk desa sendiri.
"Malam ini salju mulai turun, apa kalian yakin? Bagaimana jika terjadi badai Salju? Apalagi pulau ini..." Doyeon khawatir terjadi apa-apa dengan mereka.
"Doyeon-na, kau tak usah khawatir dan tolong jaga mereka eum? Aku tahu kau yang paling berani, kuat dan juga bisa menghajar hantu sekalipun. Jadi, aku menitip mereka kepadamu" pinta Sejeong.
"Ambillah, ini bisa membantumu lebih tenang dan juga ada beberapa alat di tas Dokyeom yang ampuh untuk melindungi diri, gunakan itu semua. Apapun yang terjadi, jangan keluar dari kamar ini, dan jangan meninggalkan satu sama lain" perintah Mingyu.
"Dokyeom sangat penakut, jadi berusahalah bersabar jika terkadang dia lepas kendali dan membuat kekacauan" tambahnya.
"Hya~ aku nggak separah itu" gerutu Dokyeom yang sibuk dengan beberapa alatnya dan juga laptop di depannya.
"Seperti dugaan kita, kalau mungkin saja Ms. sooyoung yang kita lihat tadi adalah yang palsu, atau seseorang dengan kekuatan yang sama dengan kak Jeonghan yang bisa berwujud pak Sungjae, penduduk dan bisa saja kita. Jadi..." Jaehyun memberikan sebuah gelang bikinan Jihyo yang di berikan padanya sebelum berangkat ke pulau untuk mereka semua.
"Jihyo bilang, ibunya mengajarinya membuat ini agar tak ada yang bisa meniru dirinya" celoteh Jaehyun.
"Oho, sepertinya Jihyo mulai berubah yah. Dia juga care sama kita" Hoshi yang awalnya suka kesal dengan Jihyo kini memujinya.
"Ck, dia cuman mau nyari perhatian si Jaehyun. Kalian kan tahu kalau Jihyo menyukai Jaehyun" celoteh Sejeong.
"Ehe?"
"Bisa-bisanya kau menampakkan kecemburuan mu itu saat ini" ledek Jaehyun.
"Yah mau gi mana lagi yah, aku dengan wajahku ini tentu saja di sukai banyak wanita. Kau memiliki banyak saingan Sejeong-ah" godanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"School 2019" (The End)√
FanfictionHidup Sejeong dan teman-temannya berubah setelah tergabung dalam kelas The Star yang penuh dengan keanehan, supranatural dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan misteri yang akan terpecahkan seiring mereka terbiasa dengan kekuatan/potensi...