"Bab 7"

473 84 25
                                    

Sejeong dan Taeyong mendengus karena situasi mereka sekarang. Seolah-olah mereka berdua yang mengikuti Jaehyun dan Doyeon. Ke dua orang itu malah sibuk mengobrol dan mengacuhkan mereka yang juga duduk di kursi bus tepat di belakang mereka .

"Apa kau bosan?" Tanya Taeyong yang menyadari perubahan mood Sejeong.

"Aniyo, aku hanya tak tahan dengan seorang cowok yang mulutnya seperti cewek jika sedang mengoceh..." Sejeong melantangkan suaranya agar Jaehyun mendengar sindiran itu. Tapi lagi-lagi Pria yang mendapat sindiran darinya sengaja mengabaikannya, seakan dia balas dendam karena sejak Jaehyun mengikutinya dari asrama, sejeong dan Taeyong tak menyadari kehadirannya.

"Kau tahu, aku sangat iri pada Jaehyun!" Ujar Taeyong.

"Kau berbicara santai padanya, tiap kali Jaehyun ngomong kau selalu mengomentarinya..."

"Eh? karena semua yang dia katakan membuatku kesal Kak..."

"Aku juga ingin kau memperlakukanku seperti itu. Aku bukan orang dewasa yang membuatmu berbicara Formal dan sungkan, aku juga bukan kakakmu yang harus kau hormati, aku juga ingin melihatmu kesal padaku dan kemudian terbiasa seperti kau memperlakukan Dokyeom, Mingyu dan juga Jaehyun" Pinta Taeyong.

"Ah,Mian!" Sejeong kini mengubah cara bicaranya karena merasa canggung, Taeyong menatapnya sebentar lalu tertawa.

"Aigoyaa..." Taeyong dengan repleksnya mengelus puncak kepala Sejeong dan membuat wanita itu terpaku, lalu pipinya merona merah.

"Kak..."

"Hm?"

"Apa kau punya kekuatan lain?" Tanya Sejeong.

"Eh?"

"Misalnya ketika kau menyentuh seseorang dan membuat jantungnya berdebar sangat kencan?" Ujar Sejeong dengan polos.

"Oi, Kau tak pernah berkencan yah sebelumnya?" Ledek Doyeon yang mendengar percakapan mereka.

"Ck, emangnya ada pria yang mau mengajaknya berkencan" Ledek Jaehyun.

"Hya..."

"Apa kau merasa dugun-dugun tiap Taeyong sonbae menyentuhmu?" Tanya Doyeon.

Sejeong mengangguk dengan cepat dan malah membuat Taeyong salah tingkah lalu senyam-senyum sendiri.

"Itu berarti kau menyukainya!" Bisik Doyeon pada Sejeong.

"Teori macam apaan begitu? Lihat, aku juga bisa membuatnya dugun-dugun" Jaehyun berdiri dari kursinya lalu membalikkan badannya dan mengacak-acak rambut Sejeong seraya tertawa puas.

Sejeong sudah menduga hal itu, dan hanya menatap Jaehyun sinis karena tanpa rasa bersalah dia duduk dengan santainya.

"Kau bukan membuatnya dugun-dugun tapi membuatnya meledak karena marah..." Ledek Doyeon.

"Hya, kau sebenarnya punya masalah hidup apa denganku euh?" Sejeong mencekik leher Jaehyun yang duduk di depannya menggunakan lengan bajanya.

Jaehyun dan Sejeong turun dari bus sambil dorong-dorongan, lalu kemudian memalingkan wajah satu sama lain. Doyeon dan Taeyong mengekor di belakang mereka hanya bisa menghela napas karena sepanjang perjalanan mereka terus berdebat seperti anak kecil.

"Doyeon'ssi, sebaiknya kita pergi ke arah yang berlawanan. Kau pergi dengan Jaehyun dan biarkan Sejeong bersamaku" usul Taeyong.

"Oho, itu lebih baik. Aku tak bisa tahan bersamanya lama-lama..." Sahut Sejeong setuju.

"Oi, kau pikir aku betah gitu berada di dekatmu lama-lama? Menjauh sana.." usir Jaehyun.

"Hya, kalian berdua bisa diam ngk sih. Kepalaku hampir pecah gara-gara kalian..." Gerutu Doyeon.

"School 2019" (The End)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang