Pagi-pagi sekali Sejeong sudah berkeliaran di lantai 3, sambil celingak-celinguk dia mencoba untuk menghafal tiap ruangan yang di fasilitasi untuk kelas The Star. Ini kali pertamanya menginjakkan kakinya di lantai 3 di mana area itu hanya di khususkan untuk Siswa/i the Star dan beberapa staff serta guru yang khusus untuk mereka. Bagi kelas The Star, tak ada dispensasi keterlambatan. Mereka bisa datang kapan saja asal tak melewati jam 09:00 beda dengan kelas yang berada di bawah yang harus datang jam 07:00.
"Uksnya di mana sih!" Dia masih saja menelusuri koridor seraya memperhatikan sebuah denah yang tertera di ponselnya.
Langkahnya mulai pelan ketika sebuah ingatan mengusik pikirannya, sebuah ingatan yang baru terjadi kemarin.
Kemarin saat mereka di kumpulkan kembali untuk di berikan plakat dan juga lencana yang menandakan bahwa mereka adalah siswa/i The Star. Selain fasilitas mewah yang mereka dapatkan, tingkat disiplin mereka juga lebih di pertegas. Termasuk sikap tolerir serta hukuman yang akan mereka dapat jika melakukan pelanggaran. Menerima dan memberi, itulah hukum dunia.
Saat Nama Peringkat pertama di kumandangkan, pria yang sempat di sangka pencuri oleh Sejeong memasuki aula lewat pintu depan. Dengan gelagak songongnya dia berjalan bak model yang melewati red carpet.
Semua mata siswi terpesona oleh aura ketampanannya, bukan hanya itu. Pengumuman peringkat juga menambah kesan bahwa dia pria yang cerdas diantara semua tingkatan kelas 2.
"Ck, rupanya tak sia-sia kita menunggunya. Dia lumayan..." Tutur Jihyo.
"Lumayan apanya? Dia itu sempurna tauk..." Mina menyangkal penilaian Jihyo.
Pria itu mengambil barisan di samping Sejeong yang sedari tadi menganga karena tak mempercayai apa yang dia lihat. Matanya bahkan mengikuti langkah pria itu yang terhenti di sampingnya.
"Tutup mulutmu itu. Kasian sekali serangga yang akan masuk ke mulutmu yang suka menuduh orang" bisik Jaehyun
"Putri direktur..." Ledeknya.
"Aishh~, jangan memanggilku seperti itu" bisik Sejeong.
"Kenapa? Apa mereka tak tahu kau ini siapa? Woah, apa kau bunda maria atau teresa?" Terka Jaehyun.
"Itu bukan urusanmu dan kau jangan memanggilku seperti itu lagi," Perintah Sejeong.
"Dengan satu syara" Usul Jaehyun
"Berkencan lah denganku eum?"
Lagi-lagi Sejeong menampilkan ekspresi wajah yang tak bisa berkutik. "Dasar sinting..."
"Kau boleh memikirkannya terlebih dahulu, tapi jangan membuatku menunggu. Atau aku akan terus berteriak memanggilmu Putri direktur" Jaehyun terdengar mengancam.
Sejeong menghentikan langkahnya, seketika hidupnya yang tenang berubah drastis hanya dalam sehari. Wanita itu mengamuk dan mengacak-acak rambutnya.
"Terjebak di kelas The Star, ketemu cowok sinting, dan sekarang aku harus menuruti keinginannya. Ayahku bahkan belum andil sepenuhnya merusak rencana hidupku yang tenang tapi sekarang aku sudah merasa Frustasi," Racaunya sambil mengibaskan rambut panjang terurainya yang dia sisir dengan tangan.
"Astaga" Sejeong sedikit terkejut melihat Seorang pria berkacamata berdiri tak jauh darinya.
"Dia salah satu senior kembar itu kan? Mwoya, apa yang dia lakukan di koridor sepi sepagi ini..." Batin Sejeong bergidik ngeri dan merasakan aura yang membuatnya merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
"School 2019" (The End)√
FanficHidup Sejeong dan teman-temannya berubah setelah tergabung dalam kelas The Star yang penuh dengan keanehan, supranatural dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan misteri yang akan terpecahkan seiring mereka terbiasa dengan kekuatan/potensi...