IMTK (2)

5K 123 2
                                        

Fajar mulai menyinari seisi bumi, kicauan burung yang sangat merdu. Pagi ini, Ardella sudah berpakaian rapi menggunakan seragam sekolah. Ia sengaja bangun sangat pagi sekali, bahkan masih gelap pun ia mandi. Ya, alasannya sudah pasti.

Aku harus cepat keluar dari sini. Gumamnya dalam hati.

Ardella pun bergegas keluar dari kamarnya mengendap seperti pencuri. Namun ketika jarak tempuh menuju pintu itu sudah dekat dan saat itu pula terdengar suara.

"Sayang, mau kemana?"

Ya ampun, kenapa dia bangun sepagi ini sih! Ardella menggerutu dalam hatinya.

Ardella pun melirik ke belakang mendapati seorang pria yang sudah berpakaian rapi menggunakan kemeja putih dilengkapi dengan jas berwarna hitam. Rambut yang tertata rapi masih ada sedikit percikkan air disana dipadu dengan wangi parfum khas seorang pria.

Ah, kenapa bisa tampan begitu sih!

Melihat Ardella melamun tanpa menjawab pertanyaannya. Kelvin menyerngitkan dahinya.

"Sayang, mau kemana?"

Ardella seketika tersadar dari lamunannya.

"A-ak-aku ... mau berangkat sekolah kak," jawabnya gelagapan.

Kelvin melihat tingkah Ardella sangat menggemaskan sekali membuat ia ingin segera bermain di atas ranjang dengan istri mungil itu.

Kelvin menghampiri Ardella, terlihat seringai senyum menghiasi wajahnya.

"Del, lain kali kamu jangan gelagapan begitu."

Hah, memangnya kenapa? aku kan, gugup gara-gara kamu yang secara tiba-tiba muncul seperti hantu.

Kelvin menyentuh kedua pipi Ardella dengan tangannya. Semakin dekat hingga terasa hembusan nafas menerpa wajah Ardella.

Cuupp ....

Benda kenyal itu mendarat di bibir imut Ardella. Semula Ardella memberontak namun Kelvin mulai memeluk tubuhnya. Terasa dua gunung kembar itu menempel di dada bidang Kelvin. Lagi-lagi tubuhnya menjalar panas, gunung kembar yang ukurannya sangat besar itu berhasil membuat si Joni miliknya berdiri.

Sentuhan lembut di bibir mungil itu. Suara decapan dengan nafas semakin memburu. Kelvin sangat menikmati bibir mungil itu yang akan menjadi candu bagi dirinya.

Ardella mulai kehabisan oksigen, dadanya terpompa sangat cepat dari batas normal. Kelvin yang menyadari segara melepaskan pagutannya.

Huh ...

Pasokan udara yang ia ambil sebelum kehabisan nafas. Kelvin yang melihat Ardella dengan nafas kian memburu, menahan tawanya.

Setelah di rasa pasokan udara yang masuk sudah cukup memulihkan kembali pernapasannya, Ardella memasang wajah cemberut.

"Hei, kenapa wajahmu ditekuk begitu?" tanya Kelvin.

"Tidak!" Seketika pipi Ardella berubah warna yang semula putih menjadi merah merona.

Kelvin tersenyum lalu berkata, " Kenapa begitu manis?"

"Apa sih kak!" teriaknya.

"Sudah, ayo berangkat!" sahut Kelvin menarik lengan Ardella.

Ardella mengikuti langkah Kelvin sampai keluar dari apartement itu. Kelvin membukakan pintu mobil diikuti Ardella masuk ke dalam mobil itu.

Saat keduanya sudah berada di mobil, Kelvin melirik Ardella namun gadis itu langsung memalingkan wajahnya ke arah jendela kaca mobil.

Lagi-lagi pria ini salah fokus, melihat gunung kembar yang membusung membuat kancing baju seragam itu hampir terlepas. Kelvin tidak suka melihat pemandangan itu karena pasti akan dilihat oleh sejumlah kaum pria di sekolah itu.

Terpaksa MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang