Lagi dan lagi seperti tertimpa ribuan bunga berhemparan menerpa hati Ardella. Senyum mengembang tercetak jelas di wajahnya mendengar ketulusan cinta yang terucap jelas dari mulut Kelvin.
Tolong sadarkan dia, jika Kelvin belum tentu benar-benar mencintainya?
Bukankah cinta tidak akan semudah itu untuk berpaling?
Hah? Apa yang dia katakan? Apa benar dia mencintaiku atau aku hanya salah dengar. Bagaimana mungkin dia mencintaiku tanpa tujuan terselubung. Gumamnya dalam hati.
"Maksud kakak?" Ardella menyerngitkan dahi menatap tidak percaya.
"Apa kurang jelas kejujuranku?"
"Bukan begitu kak, hanya saja?" Kalimatnya terjeda. Ia menghela nafas sedalam-dalamnya.
"Hanya saja apa?"
"Aku tidak yakin dengan ucapan cintamu kak."
"Apa perlu aku buktikan, jika detik, menit dan jam ini, tepat hari ini aku benar-benar mencintaimu."
"Benarkah?" Ardella masih dengan tatapan tidak percaya.
Kelvin mengangguk lalu mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka saling bergesekan.
"Kak, aku takut." Lirih Ardella kembali teringat kejadian semalam yang menimpa dirinya.
"Sutt ... jangan takut!"
"Tapi kak?"
"Percayalah padaku kali ini aku tidak akan menyakitimu."
Seketika benda kenyal itu menempel pada lawannya, saling berpagutan namun kali ini begitu lembut. Sentuhan yang selalu Ardella dambakan. Terbesit dalam hatinya mengenai pernyataan cinta Kelvin padanya.
Setelah beberapa menit, Ardella kesulitan bernafas. Kelvin melepaskan pagutannya.
"Jangan lupa nafas sayang, apa kau mau mati?" Ledeknya.
"Ih kakak apa si, aku kan masih belum terbiasa."
"Ya sudah makanya cepat sembuh, nanti akan ku ajari gimana caranya."
Ardella memasang wajah masam dan cemberut. Benar saja, ia masih belum terbiasa melakukan itu. Ciuman pertamanya saja hanya Kelvin yang berani melakukan itu dan Ardella tidak menolak sama sekali. Tubuhnya terlalu menikmati jika disentuh oleh pria me*um ini.
***
Sementara di balik pintu kamar itu, tampak seorang wanita bertumbuh tinggi, berkulit putih dengan rambut panjang terurai tampak begitu kesal melihat kemesraan Ardella dan Kelvin.
Wanita itu menghentakkan kakinya. Ia berlalu meninggalkan rumah sakit pergi menemui seseorang.
Tepat di sebuah danau yang sepi, seorang pria tengah berdiri di sana. Wanita itu menghampirinya.
"Hei, aku tidak puas dengan hasil kerjamu!"
"Memang ada apa nona? bukankah rencanaku telah berhasil?"
"Apa yang berhasil? nyatanya rencanamu semakin mempersulitku!"
"Memang apa yang sebenarnya terjadi nona?"
"Lihatlah!"
Wanita itu menunjukkan sebuah video yang sempat ia rekam saat Kelvin sedang berciuman dengan Ardella.
Melihat isi video itu, seketika raut wajah pria itu berubah menahan emosi.
Sialan! Umpatnya dalam hati menahan geram.
***
Flasback onPagi itu, setelah Ardella berlalu dari kamar Kelvin lalu memasuki kamarnya. Ia merebahkan diri di atas ranjang, ia melamun memikirkan kejadian yang menimpanya semalam. Sungguh malam yang sangat menyeramkan dalam hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikah
Teen FictionJangan lupa di follow kakak;) Warning! 18+ Seorang gadis yang masih duduk di bangku sekolah terpaksa harus menikah dengan pria kaya untuk melunasi hutang ayahnya. Kelvin Aditya Pratama seorang pria tampan berkulit putih susu, memiliki tubuh yang kek...