IMTK (5)

4.6K 130 1
                                        

Saat Rio tengah berlari dan berteriak, tiba-tiba Kelvin tersadar, ia beranjak bangun mendekati pria yang tengah memeluk Ardella.

"LEPASKAN!" bentak Kelvin.

Kelvin melayangkan sebuah pukulan tepat di hidung Riko hingga bocah ingusan itu tergeletak di lantai. Ardella menangis histeris, saat ini dirinya benar-benar sangat ketakutan.

Kelvin menginjak telapak tangan Riko tanpa ampun sampai Riko meringgis kesakitan. Namun itu tidak sebanding dengan perlakuannya terhadap Ardella, anggap saja balasan kecil jika sudah berani menyentuh apa yang sudah menjadi milik Kelvin.

"GUE BILANG SEKALI LAGI, JIKA LO MASIH BERANI MENYENTUH ARDELLA. GUE PASTIKAN LO AKAN MENYESAL SEUMUR HIDUP!"

Kelvin berlalu meninggalkan pria itu. Ia berjalan menghampiri Ardella, memeluk tubuh mungil itu sangat erat. Ardella semakin terisak kencang, Kelvin terus menciumi puncak kepala Ardella dan mengusap-usap punggungnya untuk memberikan ketenangan.

Tak berapa lama, petugas keamanan datang lalu membawa Riko yang sudah terkapar tak berdaya. Sementara itu, Kelvin membawa Ardella untuk kembali ke apartementnya.

Hari ini para siswa maupun siswi SMAN Mutiara dibubarkan. Mereka semua kembali ke rumah masing-masing.

Ardella terkulai lemas, wajahnya pucat, lengannya yang masih di perban kembali mengeluarkan darah karena ulah Riko yang memaksa untuk memeluk dirinya.

Kelvin menggendong Ardella membawa masuk ke dalam mobil. Setelah membaringkan tubuh Ardella di jok mobil, Kelvin pun beranjak kembali untuk melajukan mobilnya.

Ia terus meilirik Ardella di sampingnya.

"Dell ..."

Ardella menatap wajah pria di sampingnya. Wajah tampan yang saat ini penuh luka lebam dengan darah di sekitar sudut bibir dan pelipisnya. Ardella menyentuh sudut bibir Kelvin dengan jari tangannya.

"Kak, maafkan Della ..." sahutnya kembali terisak.

"Sudah tidak apa-apa sayang, jangan menangis!"

"Tapi kak ...." lirihnya.

"Aku tidak apa-apa kok," Ungkapnya mengulas senyum simpul.

"Tapi wajah kakak terluka," sahut Ardella menatap lekat wajah Kelvin.

"Sudah aku katakan, aku tidak apa-apa. Aku lebih terluka jika melihatmu seperti ini. Lihatlah bibirmu bengkak!"

Ardella teringat kembali kejadian yang menimpanya.

"Maafkan Della, kak."

"Sudahlah, aku hanya memintamu untuk menjaga apa yang seharusnya kamu jaga."

Ardella menangis tersedu, bukan seperti ini yang ia inginkan. Ia tidak pernah mau di sentuh oleh pria lain.

Ardella teringat perlakuan Riko pada dirinya. Sungguh tega pria yang sudah berani menyentuh dirinya di hadapan umum.

Sementara Kelvin terfokus pada jalanan. Ia merasa kecewa karena Ardella tidak melindungi dirinya. Bahkan dirinya saja yang menyandang status sebagai suaminya belum sempat menyentuh apa yang selama ini diharapkannya. Mungkin ia pernah menyentuhnya namun itu semua di bawah alam sadarnya.

Arrgghh ... Kelvin menggusar kepalanya ke belakang, ia bergumam " Sungguh sial hari ini."

Kenapa harus begini?

Ardella yang menyadari bahwa saat ini Kelvin sedang kecewa pada dirinya. Ia tidak berani menatap Kelvin. Ardella hanya menunduk, menyembunyikan kesedihannya.

Terpaksa MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang