Setelah satu jam berlalu Ardella terlelap dalam tidur akhirnya terbangun juga. Ia mulai membukakan matanya, sempat lupa bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit.
Ardella mengedarkan semua pandangannya ke setiap sudut ruangan itu, nampak sepi. Ia pun kembali teringat mengenai ungkapan cinta Kelvin padanya.
Apa benar dia mencintaiku?
Bagaimana jika nanti aku merasakan sakit hati?
Isshh kenapa semua ini begitu sulit! Apa yang harus aku lakukan? Gumamnya dalam hati.
Tak berapa lama Kelvin muncul dari balik pintu, melihat Ardella sedang menutupi wajah dengan kedua tangannya.
"Del, kamu sudah bangun?" tanya Kelvin berjalan menghampiri Ardella.
"Kakak?" Ardella tersadar dari lamunannya.
"Kenapa wajahmu terlihat bingung begitu?"
"Ah tidak kok," jawabnya menampakkan senyum simpul.
"Hemm, kata dokter kamu tidak boleh pulang!"
"Tapi aku mau pulang kak, aku tidak mau disini. Besok kan aku harus sekolah!"
Kelvin tersadar bahwa dia menikah dengan seorang gadis mungil yang masih duduk di bangku sekolah.
"Tapi?"
"Tidak mau, pokoknya aku mau pulang hari ini!" sahut Ardella merengek sebari melipat kedua tangannya di dada.
"Ya sudah baiklah, nanti kakak tanyakan dulu pada dokter!"
"Hah kakak?"
"Lah memang salah ya, kamu saja masih memanggilku kakak!"
"Ya sudah, kalau begitu aku harus panggil apa?" Tanya Ardella memajukan bibirnya.
"Hei gadis mungil, jangan seperti itu!" Protes Kelvin karena tidak tahan melihat bibir imut itu mengerucut.
"Memangnya kenapa?" tanya Ardella menatap Kelvin sebari terus mengerucutkan bibirnya yang tipis berwarna merah muda.
Cuupp....
Satu kecupan kilat berhasil mendarat di bibir mungil itu. Ardella terhenyak kaget, jantungnya terasa di pompa begitu cepat. Ardella melotot menatap Kelvin.
"Kenapa?" tanya Kelvin dengan seringai di wajahnya penuh kemenangan.
"Tidak!"
"Kau suka ya?" goda Kelvin.
"TIDAK!" teriak Ardella.
Kelvin tertawa melihat tingkah istri mungilnya itu. Hingga pintu kamar itu terbuka, bu Raisa, bu Laila dan pak Marwan menghampiri Ardella.
"Anakku apa kamu baik-baik saja?" tanya bu Laila.
Ardella hanya menjawab dengan sebuah anggukan lalu bu Laila memeluknya begitu pun dengan bu Raisa.
"Syukurlah Ardella kamu tidak apa-apa. Mungkin jika terjadi hal yang tidak diharapkan, ayah akan merasa bersalah pada ayahmu!" Sahut pak Marwan seketika menatap tajam pada Kelvin.
Sementara Kelvin hanya menelan ludahnya dalam-dalam ketika matanya saling bersitatap dengan ayahnya.
"Della tidak apa-apa kok ayah,"
Pak Marwan tersenyum lega. Kelvin memberanikan berbicara, ia memberitahu bahwa akan membawa Ardella pulang kembali ke apartementnya. Kedua orang tua Kelvin menyarankan untuk menanyakan terlebih dahulu pada dokter.
Kelvin pun berlalu dari kamar itu menuju ruangan dokter yang tadi memeriksa Ardella. Ia meminta izin untuk membawa gadis mungilnya itu pulang. Awalnya dokter tidak mengizinkan dan menyarankan untuk di rawat beberapa hari di rumah sakit tetapi Kelvin menceritakan jika istrinya merengek ingin pulang. Apalah daya dokter itu setelah mendengar cerita Kelvin akhirnya Ardella diperbolehkan pulang.
![](https://img.wattpad.com/cover/228081783-288-k316151.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikah
Teen FictionJangan lupa di follow kakak;) Warning! 18+ Seorang gadis yang masih duduk di bangku sekolah terpaksa harus menikah dengan pria kaya untuk melunasi hutang ayahnya. Kelvin Aditya Pratama seorang pria tampan berkulit putih susu, memiliki tubuh yang kek...