II. Condo

4.5K 459 67
                                    

New merasa sangat malu sekarang.

Bagaimana dirinya sendiri bisa-bisanya melupakan sosok seseorang yang memberikan proyek pemotretannya hari ini?! Walaupun Tay tidak mempermasalahkan hal tersebut terhadap dirinya, tetap saja New merasa ia sudah berlaku kurang ajar padanya.

Ngomong-ngomong soal Tay, New benar-benar tercengang terhadap dirinya sendiri—selama seumur hidupnya, baru kali ini New langsung dapat mengakrabkan diri dengan orang asing dalam waktu singkat. Bahkan, mereka dapat berbincang-bincang hampir tidak ada rasa canggung dengan satu sama lain.

New sudah sering mendengar publik sering membincangkan keluarga Vihokratana; sekadar membicarakan tentang kekayaannya ataupun paras mereka yang rupawan. Namun, New tidak pernah benar-benar tahu seperti apa rupa mereka karena ia tidak terlalu memedulikan orang lain.

Sekilas New teringat percakapannya dengan Tay di mobil. Sebenarnya, New bingung harus bagaimana ia membalas perkataan Tay. Walaupun kehidupan pribadi Tay tidak terlalu terkuak di hadapan publik, New tahu bahwa kekuasaan yang dimiliki keluarga Tay pasti didapatkan dengan usaha dan kerja keras yang teramat sangat—tak terkecuali Tay. Tidak mungkin perusahaan yang dimiliki mereka akan berkembang sangat besar jika hanya bersantai-santai, bukan?

Sekilas ia melihat raut wajah Tay di mobil, namun Tay menunjukkan ekspresi yang tidak bisa dibaca oleh New. New tidak terlalu mempermasalahkannya, ia merasa bahwa tidak harus benar-benar tahu kehidupan Tay. Mereka hanyalah dua individu yang bertemu akibat insiden kopi tumpah dan hujan. Namun, New merasa sedikit lega karena ia tidak perlu berlari-lari lagi untuk sampai ke Cherry Blossom Avenue. Ah, New teringat ia belum mengucapkan terima kasih kepada Tay.

New melirik Tay takut-takut, "S-sir Tay"

"Tay," potong Tay. Tiba-tiba langkahnya terhenti. New memandang Tay dengan tidak yakin. Tay menatap New lekat-lekat. Ia menatap mata kecokelatan New yang memperlihatkan sorot kebimbangan. Tay melanjutkan, "Aku tidak merasa nyaman dipanggil seperti itu olehmu. Kamu sudah kuanggap temanku."

New menghela napas, "Okay, Tay. Terima kasih atas tumpanganmu."

"No problem."

Mereka melanjutkan perjalanan ke situs pemotretan. Langit yang begitu cerah, burung-burung berkicauan, dan bunga sakura berjatuhan dimana-mana akibat tiupan angin yang sejuk. Untuk sesaat New terkesima. Baru pertama kali New melihat bunga sakura berjatuhan sejak ia pertama kali pindah ke London.

Tak lama, New langsung mengalihkan pandangannya karena staf pemotretan sudah memanggil dirinya. Dengan segera New mengambil kameranya dan memulai project photoshoot tersebut.

Tay mengikuti setiap pemotretan hari ini. Ia mencoba fokus terhadap project ini, namun perlahan-lahan matanya terpaku pada sosok fotografer yang sibuk memotret model photoshoot hari ini.

Entah mengapa, Tay merasa fotografer di hadapannya adalah sosok terindah yang pernah ia temui. Sosok tersebut memiliki jari yang lentik untuk memotret dengan kamera, poninya yang tertiup angin membuat wajah New terlihat jelas, yang menurut Tay terlihat tampan dan manis secara bersamaan.

New yang merasa bahwa hasil potretnya sudah cukup, mengakhiri sesi photoshoot hari itu. Kemudian New memeriksa hasil potretannya, dipilihnya yang menurutnya layak untuk dikumpulkan. Tiba-tiba, angin kencang menerpa New, membuatnya menoleh ke asal angin tiupan tersebut.

Matanya tidak sengaja terpaku dengan Tay yang sedang menikmati serpihan angin yang yang menerpa dirinya. Dirinya secara tidak sadar mengabdikan momen tersebut.

Tay yang merasa diperhatikan, kemudian menoleh kepada New dan tersenyum lebar. New masih tidak menyadari hal tersebut, dan memotret Tay. Sesungguhnya, New merasa bahwa hasil potretannya pada photoshoot session barusan tidak lebih indah dari Tay yang sedang menikmati dirinya menari dengan angin.

coincidental | taynewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang