New membenamkan dirinya dalam kolam permandian.
Tay membawanya ke Thermae Bath Spa, salah satu permandian termal paling terkenal di Bath.
Tay tahu New akan senang pergi ke tempat ini. Lihat saja, sekarang Tay membiarkan dirinya pasrah ditarik-tarik oleh New untuk mengelilingi setiap sudut tempat ini.
Ia bukannya tidak bisa menolak, hanya saja tenaga New tidak bisa ia lawan—tentu Tay tidak ingin mengakui hal ini.
New hampir saja membunuh Tay karena pelukan mautnya ketika ia melihat kolam permandian air panas. Tay masih bersyukur setidaknya ia tidak mati konyol dalam keadaan setengah telanjang.
Walaupun begitu, Tay tidak merasa kesal sama sekali. Bahkan, ia tertawa kecil melihat New yang mirip anak kecil yang baru pertama kali pergi ke disneyland.
New membeli dua tiket masuk dengan uang Tay karena yang sedari tadi Tay terus memaksa memberikan black card-nya kepada petugas kasir.
Tay mengadahkan wajahnya, ia melihat langit yang sebentar lagi gelap, untungnya mereka tepat waktu sampai di sana. Ia kemudian menyusul New membenamkan dirinya dalam kolam air panas.
Tay menyeka rambutnya yang basah, ia menyandarkan tubuhnya pada pinggir kolam sambil memejamkan mata.
Tay merasa rasa lelahnya langsung hilang seketika. Tay menghirup napas panjang. Ia merengangkan otot leher dan bahunya yang kaku.
Terlalu banyak yang terjadi hari ini. Pagi ini ia terbangun dengan keadaan hati yang kusut, kemudian melakukan kejar-kejaran dengan polisi sampai keluar kota, dan akhirnya pergi one-day tour dengan seseorang yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.
Omong-omong, Tay tidak melihat New di kolam. Pergi ke mana dia ?
Tay memalingkan wajahnya kesana kemari mencari sahabatnya tersebut, namun ia tetap tidak menemukannya. Baru saja ia bergerak dari posisinya, ia merasa kakinya di tarik sehingga wajahnya tenggelam.
Tay langsung menyeimbangkan tubuhnya timpang. Ia langsung beranjak ke permukaan kolam, namun tidak menemuka siapa-siapa. Sampai akhirnya, New muncul dari dalam kolam dan tertawa.
"Kapan kamu puas isengin aku ?" keluh Tay.
New menyeka poninya yang menutupi muka. "Kamu dulu sering isengin aku sekarang giliran aku, dong."
"Belum puas ?"
"Belum, dong." New menyandarkan tubuhnya tepat di sebelah Tay. Lalu ia menatap langit. "Langitnya cantik sekali."
Tay ikut mengadahkan wajahnya ke langit.
"Ini yang ingin aku tunjukkan kepadamu." New tersenyum mendengarnya. "Aku surfing di internet saat kamu marah di mobil."
"Habisnya," New memajukan bibirnya—cemberut. "Ada-ada saja kamu. Tidak ada orang yang sengaja melakukan kejar-kejaran dengan polisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
coincidental | taynew
Romance𝖈𝖔·𝖎𝖓·𝖈𝖎·𝖉𝖊𝖓𝖈𝖊 /𝖐ōˈ𝖎𝖓𝖘ə𝖉ə𝖓𝖘/ 𝕬 𝖗𝖊𝖒𝖆𝖗𝖐𝖆𝖇𝖑𝖊 𝖈𝖔𝖓𝖈𝖚𝖗𝖗𝖊𝖓𝖈𝖊 𝖔𝖋 𝖊𝖛𝖊𝖓𝖙𝖘 𝖔𝖗 𝖈𝖎𝖗𝖈𝖚𝖒𝖘𝖙𝖆𝖓𝖈𝖊𝖘 𝖜𝖎𝖙𝖍𝖔𝖚𝖙 𝖆𝖕𝖕𝖆𝖗𝖊𝖓𝖙 𝖈𝖆𝖚𝖘𝖆𝖑 𝖈𝖔𝖓𝖓𝖊𝖈𝖙𝖎𝖔𝖓. . WARNING ! There will be some mature...