"Joss dan ...Luke ?" New bertanya dengan lirih. "Kalian juga datang ?"
"Lama sekali kita tidak bertemu," Luke sengaja menyunggingkan senyuman lebar kepada New, dan tangannya bergerak untuk mengusap kepala New.
"Singkirkan tanganmu," New langsung menepis tangan Luke dengan kasar. "Kau tidak akan bisa memperlakukanku seenaknya saja."
"Calm down, kitten. Aku hanya berusaha untuk ramah."
"Jangan kurang ajar padanya, bangsat. Don't call him by names," Tay berujar penuh amarah. Tay hampir bergerak untuk menghajar mereka jika New tidak menahan lengannya. Tay berucap protes kepada New pelan, "Mereka baru saja melecehkanmu secara verbal !"
"Biarkan saja," New menghela napas kasar. "Tay, jangan lupa kalau aku ini juga pria. Aku juga bisa mengurus mereka sendiri."
Tay masih terlihat tidak setuju, dirinya takut jika mereka akan melakukan hal yang tidak-tidak terhadap kekasihnya. Tentunya Tay tidak ingin hal itu terjadi. Tidak saat New berada di sisinya.
"Kamu lupa aku bisa saja menghajar mereka ?" New berusaha membujuk Tay dengan sedikit candaan. "Aku saja bisa menghajarmu sampai mampus."
"Mmhmm," Tay menggumam pelan, nadanya terdengar main-main. "Menghajarku di mana dulu ?" Tentunya bukan di ranjang.
New langsung bingung. "...di tempat ?" Tidak butuh waktu lama hingga New sadar. "Tay, ini bukan waktunya untuk bercanda."
"Kamu sendiri yang memulainya duluan." Tay mendengus. "Aku tidak akan membiarkanmu mengurus ini sendirian."
"Tay."
"Please," Tay berujar sedikit memohon. "Biarkan aku menemanimu."
"I know my limitations, Tay," New membujuk Tay sekali lagi. "I'll be alright."
Tay itu keras kepala, dan ia juga tahu bahwa kekasihnya sekeras kepala dirinya. Tay tahu New tidak ingin merepotkannya lebih dari ini, walaupun Tay sama sekali tidak keberatan untuk membantunya. Ia ingin New mengandalkannya. Namun, bagaimanapun juga New tidak akan mengalah kepadanya.
"Kalian sudah selesai berbicara ?" Joss melipat kedua tangannya bosan. "Can you come with us, now ?"
"Kalau begitu, aku tunggu di dalam penginapan, okay ?" Tay mengambil beberapa barang dari mobil, kemudian memakaikan jaket yang ia ambil terhadap New. "Kamu pakai ini. Sebentar lagi dingin." Tay tersenyum kecil, lalu kakinya melangkah masuk ke dalam penginapan.
Begitu Tay menghilang dari pandangan New, ia kembali melihat ketiga orang tersebut dengan datar. "Kurasa kita tidak punya hal yang masih ingin diperbincangkan."
"I don't want this matter haunts me forever. I'll make this quick."
.
Malam itu, setelah Kayavine memapah New keluar dari tempat duduk mereka, Joss menggerutu pelan. Luke yang melihatnya hanya terkekeh, "Have you found your target ?"
"Si pria manis yang dibawa temannu itu," Joss meminum alkohol dari gelasnya yang masih penuh. "Fuck. Aku belum sempat melakukan apapun."
Luke menyandarkan tubuhnya ke sofa, kemudian melihat gelas-gelas yang New habiskan sebelum ia pergi. "You put drugs on him ?"
"Exactly," Joss tertawa. "Aku ingin mencicipinya, can I ?"
"Kurasa kau harus cari yang lain," Luke mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu. "He has been his target for so long already." Luke memperlihatkan foto Kayavine dan New dalam jumlah yang sangat banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
coincidental | taynew
Romance𝖈𝖔·𝖎𝖓·𝖈𝖎·𝖉𝖊𝖓𝖈𝖊 /𝖐ōˈ𝖎𝖓𝖘ə𝖉ə𝖓𝖘/ 𝕬 𝖗𝖊𝖒𝖆𝖗𝖐𝖆𝖇𝖑𝖊 𝖈𝖔𝖓𝖈𝖚𝖗𝖗𝖊𝖓𝖈𝖊 𝖔𝖋 𝖊𝖛𝖊𝖓𝖙𝖘 𝖔𝖗 𝖈𝖎𝖗𝖈𝖚𝖒𝖘𝖙𝖆𝖓𝖈𝖊𝖘 𝖜𝖎𝖙𝖍𝖔𝖚𝖙 𝖆𝖕𝖕𝖆𝖗𝖊𝖓𝖙 𝖈𝖆𝖚𝖘𝖆𝖑 𝖈𝖔𝖓𝖓𝖊𝖈𝖙𝖎𝖔𝖓. . WARNING ! There will be some mature...