XII. Confusion

2.5K 321 34
                                    

Apa yang kukatakan barusan ...?

New memutuskan untuk duduk di kursi ruang makan sambil menunggu Tay selesai memasak. Ia buru-buru berjalan menjauhi dapur untuk mengalihkan kerisauan hatinya.

Tay memang senang bercanda dengan dirinya, namun sepertinya kali ini Tay tidak bercanda dengannya. New tidak pernah menyangka bahwa Tay akan bertindak seperti itu.

Argh. New mengusap poninya ke belakang. Aku bingung banget.

Padahal New duluan yang bercanda-tetapi mengapa bisa seperti ini ?

Membayangkan dirinya bersanding dengan Tay, berpikir saja pun tidak. Memiki keberaniannya untuk melakukannya—apalagi.

Dengan diriku yang sekarang, New membatin. Apakah aku memiliki kepantasan ?

Tidak mungkin.

Jangan berharap terlalu tinggi, New. Jika kamu terjatuh lagi, kali ini akan lebih sakit dari yang pernah kau alami.

Tay.

Tawan Vihokratana. Seorang pria yang dapat mendapatkan segalanya hanya dengan menjentikkan jari, menyukai dirinya ?

Lucu sekali, New. Pria itu terlalu sempurna untuk melihat dirimu.

"New, the food's ready," Tay keluar dari dapur sambil membawa hotpot dan meletakkannya di meja makan. New langsung ikut membantu dengan mengambil peralatan makan. Kemudian, mereka berdua duduk berseberangan.

Tidak ada yang berani mengambil makanan duluan.

Tidak ada juga yang membuka obrolan terlebih dahulu.

Tay menatap New dengan intens, membuat New canggung bertatapan dengannya. Apa yang harus aku lakukan sekarang ?

Tak lama kemudian, Tay mengalihkan tatapan matanya dan mulai mengambil mangkok, menyendokkan sup panas yang masih menguarkan uap. Setelah ia rasa sudah cukup, Tay meletakkannya tepat di hadapan New. "Ini, buatmu."

"Oh ?" New menyembunyikan kegugupannya. "Thanks, Tay." New melihat Tay yang mengambil bagiannya.

New tidak mengerti. Tay terlihat terlalu kalem.

Apa aku yang terlalu berlebihan menanggapinya ? Pikiran New berkecamuk lagi.

New menyendokkan sup tersebut ke mulutnya. Tidak lupa ia meniupnya dulu—ia tidak seceroboh itu untuk membuat kekacauan. Seketika ia mencicipinya, New tertegun.

Tay menatapnya sambil memangku dagunya dengan tangan. Ia memiringkan kepalanya sedikit, lalu bertanya, "How is it ?"

"It is ...suprisingly delicious," New terperangah. Bagaimana aku tidak tahu Tay bisa memasak seenak ini ?

"Aku memasak untuk diriku sendiri selama beberapa tahun ini," jelas Tay. "Sejak aku tinggal di penthouse ini—tetapi aku tidak punya banyak waktu."

"You should cook more, really." New menyuapkan sup ke mulut sekali lagi. "Anyone would feel really lucky to taste your cooking." Dahi New sedikit merengut setelah kalimat itu keluar dari mulutnya—ada rasa ketidaksukaan yang menjalar dalam dirinya.

Tay tersenyum simpul. Then, you should feel lucky—cause you're the first.

Sayangnya, New tidak bisa mendengar suara hati Tay. Kerutan di dahinya juga tidak kunjung hilang. Hatinya masih tidak terasa nyaman—dengan alasan yang ia tidak ketahui.

Pikirannya bergejolak. Pasti ada alasan untuk setiap rasa tidak suka, bukan ? Tiba-tiba, omongan Off tentang Tay terputar di kepalanya.

"Someone's jealous~"

coincidental | taynewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang