Sesi briefing berjalan dengan tenang kembali.
Tay dan New kembali duduk dengan menahan rasa malu akibat kelakukan Off, berharap agar briefing terkutuk ini cepat selesai.
Berkat Off, Tay dan New sudah bersikap seperti sedia kala dengan satu sama lain, namun mereka dilema untuk mengutukinya atau berterima kasih dengannya karena kejadian tadi.
Setelah keluar dari ruangan, Tay menghela napas lega. Setidaknya kami tidak bersikap kaku lagi.
Tay memutuskan untuk menunggu New di depan ruang briefing. Ketika ia melihat New keluar dari ruangan, ia langsung menepuk bahu New.
New menoleh ke arah Tay. Sebelum Tay sempat berbicara, suara seorang pria terdengar memanggil New. "Neeeww !"
Pria tersebut berlari kecil menuju New. New yang melihatnya langsung terlihat bersemangat sambil menghampirinya. "Guuunn !"
Keduanya berpelukan. Tay menatap mereka dengan datar. Tak lama kemudian Off merangkul bahu Tay sambil menatap mereka.
"Aku kangen banget sama kamuuu," ucap Gun tanpa melepaskan pelukannya pada New.
"Aku juga kangen bangeett. Sudah lama sekali aku tidak melihatmu di London. Bagaimana kabarmu ?" New kemudian melonggarkan pelukannya sambil menatap wajah Gun.
"Very very greaaatt. World tour pameran lukisanku laris manis. Aku bahkan tidak menyangka bahwa orang-orang akan menikmati karya-karyaku," ujar Gun dengan semangat.
New langsung memberikan selamat kepada Gun. Ia ikut bahagia mendengar kesuksesan temannya tersebut.
Ehem. Off dan Tay berdeham secara bersamaan. Mereka sudah cukup dijadikan makhluk tak kasat mata sama kedua insan ini. Kedua pria yang sedang bercengkrama ini akhirnya menoleh dan menyengir.
Gun memberikan tatapan menyebalkannya pada Tay dan semakin mengeratkan pelukannya pada New. "Kalau iri, bilang. "
Gun menjulurkan lidahnya untuk mengejek Tay. Dahi Tay mulai berkerut kesal, ingin sekali rasanya menjauhkan sahabatnya dari pelukan mahluk setan di depannya.
Setelah puas memanas-manasi Tay, akhirnya Gun melepaskan pelukannya dan menghampiri Off.
"Love, i miss you so much." Gun mencium pipi kanan dan kirinya, memberikan kecupan sekilas di bibirnya, serta memeluknya erat.
"I miss you too, dear. Tetapi aku lihat kamu lebih kangen ketemu New daripada aku ?" Tay ingin muntah melihat wajah Off yang sengaja ditekuk ke bawah. C'mon, man. Kita sudah hampir tiga puluh tahun.
Gun tertawa. Ia menyentuh wajah Off dengan kedua tangannya lalu menatapnya dalam. "Kan aku setiap hari telponan dan vidcall sama kamu, sementara aku jarang sekali berkomunikasi dengan New. Jelas aku lebih kangen sama New."
Perkataan Gun membuat Off semakin cemberut, walau ia tahu tunangannya ini sedang berpura-pura ngambek. Gun sangat senang menjahilinya, karena menurut Gun wajah cemberut Off sangat jelek; sekali-kali ia ingin menjadi lebih tampan dari Off.
Tay dan New menatap ke arah pasangan yang baru selesai mengakhiri masa hubungan jarak jauhnya dengan bosan. Mereka melihat kedua orang di depannya bergantian menciumi wajah pasangannya dengan suasana lovey-dovey.
Tay merasa matanya mulai iritasi. Ia menyenggol lengan New, memberi kode untuk pergi. New mengangguk dan segera melangkahkan kaki untuk pergi dari situ. Baru saja membalikkan badan, Gun berujar kepada mereka berdua. "Hey, let's have lunch together."
.
Dan disinilah mereka berempat.
Dua mobil terparkirkan di depan Restoran Clos Maggiore. Tay pergi bersama New mengikuti mobil Off, sedangkan Off pergi bersama Gun—tunangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
coincidental | taynew
Romance𝖈𝖔·𝖎𝖓·𝖈𝖎·𝖉𝖊𝖓𝖈𝖊 /𝖐ōˈ𝖎𝖓𝖘ə𝖉ə𝖓𝖘/ 𝕬 𝖗𝖊𝖒𝖆𝖗𝖐𝖆𝖇𝖑𝖊 𝖈𝖔𝖓𝖈𝖚𝖗𝖗𝖊𝖓𝖈𝖊 𝖔𝖋 𝖊𝖛𝖊𝖓𝖙𝖘 𝖔𝖗 𝖈𝖎𝖗𝖈𝖚𝖒𝖘𝖙𝖆𝖓𝖈𝖊𝖘 𝖜𝖎𝖙𝖍𝖔𝖚𝖙 𝖆𝖕𝖕𝖆𝖗𝖊𝖓𝖙 𝖈𝖆𝖚𝖘𝖆𝖑 𝖈𝖔𝖓𝖓𝖊𝖈𝖙𝖎𝖔𝖓. . WARNING ! There will be some mature...