XVIII. Mess

3.1K 304 78
                                        

New sudah mempunyai seorang putra—hanya sebatas ini informasi yang dapat Tay cerna.

New bisa hamil ? Tidak mungkin. Kekasihnya sendiri yang berkata bahwa dia tidak memiliki rahim. New mengadopsi seorang anak ? TUNGGU DULU ! Anak itu terlalu mirip—bahkan seluruh fitur wajah Pluem hampir semuanya milik New. Jangan-jangan New tidak sengaja menghamili seseorang ? Seorang wanita ? Lelaki yang memiliki rahim ? Ah, tidak mungkin. Walaupun kasusnya pernah ada di dunia, namun sangatlah langka. Bahkan dapat dihitung oleh jari. New berkata bahwa dia hanya pernah berpacaran sekali—jangan-jangan ?

Kepala Tay tiba-tiba berdenyut. Rasanya pusing.

Tay tidak mau peduli lagi dari mana anak itu berasal. Sekarang, di mana sosok mahkluk yang melahirkan anak ini ? DIA MENINGGALKAN NEW SENDIRIAN ?

"Sayang," Tay berkata lagi. "Aku akan tetap bersamamu walaupun kamu sudah ...sudah punya anak sekalipun."

"Hah ?" New melongo melihat raut wajah sang kekasih yang sangat serius.

"Aku akan meminta izin Ratu Inggris untuk menyewa FBI." Aku sendiri yang akan memastikannya.

"Buat apa ?" Firasat New mulai tidak enak.

"Mencari orang yang meninggalkanmu sendiri dengan seorang anak kecil yang sangat lucu ini ! Kurang ajar—"

"TUNGGU DULU ! Aku hanya bercanda ! Dan, siapa yang meninggalkanku ?" New bingung. "Tenang dulu. Aku dan Pluem hanya mengerjaimu."

New tidak tahu Tay akan menanggapinya seserius itu, dan—masih belum percaya, sepertinya.

"Aku serius. Pluem hanya sepupuku."

Sepupu ? Otak Tay tiba-tiba terasa konslet. Mengapa tidak terpikirkan, ya ?

Tiba-tiba terdengar ketukan dari luar kamar. Tay membuka pintu—Pluem sudah menunggu mereka di depan sana. "Halo, Paman. Namaku Pluem Purim. Umurku tujuh tahun. Salam kenal !"

Pluem adalah sepupu New. Tidak ada yang percaya awalnya, namun begitulah kenyataannya. New sendiri juga bingung, mengapa wajahnya sangat mirip dengan Pluem, membuatnya sering disalahpahami sebagai mahasiswa sekaligus Papa muda tampan yang sayang terhadap anak ketika Pluem secara tidak sengaja terdampar di gerbang universitasnya dulu. Jika ditanya bagaimana, New juga ingin tahu; sungguh sebuah keajaiban bagi anak balita berumur empat tahun sendirian menghampirinya.

"Lho, Pluem ?!" New berteriak kaget sambil menghampiri anak balita itu di gerbang universitasnya. "Di mana Daddy sama Mommy kamu ?"

"PAPAAAAA !" Pluem memeluknya dengan senang. Teriakannya sungguh menggelegar dan cempreng. Para mahasiswa dan mahasiswi di sekitar langsung menolehkan kepala ke arah mereka.

Oh, tidak. Ini akan berakhir buruk. 

Dan, dia benar.

Keesokan harinya, New dijadikan seorang tersangka sebagai seorang ayah dari balita lucu yang menghampirinya kemarin. Bahkan para dosen yang mengajarnya bertanya mengenai sepupu jahilnya tersebut.

"Bukan, Pak. Dia sepupu saya..." ucap New untuk yang kesekian kalinya.

"Kamu berani bohong sama saya ? Wajah kalian duplikat begitu ! Bahkan dia memanggilmu papa. Kalau tidak ingin mengakuinya sebagai anak, tidak usah buat ! Dasar anak muda tidak bertanggung jawab."

Tapi anak itu memang jahil, New dilema ingin merecoki dosennya atau diam saja, telinganya lama-lama panas juga.

Di sinilah New sadar, mau sebagaimana keras dia membenarkannya, tidak akan ada yang percaya.

coincidental | taynewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang