Kenzie membuka matanya malas ketika alarmnya berbunyi untuk ke sekian kalinya, mematikannya dengan kasar, melirik ke arah jarum jam sebentar sebelum kembali memejamkan kedua matanya.
'masih ada waktu' batin kenzie.
Baru beberapa saat Kenzie memejamkan matanya, suara pintu kamar terbuka terdengar di telinga Kenzie tapi dia masih enggan membuka kedua matanya.
"baby, bangun. Nanti kamu telat, baby." suara lembut mommy-nya dan elusan lembut di rambutnya membuat Kenzie dengan terpaksa membuka kedua matanya.
Tersenyum manis kepada mommy-nya seraya memeluk perut wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini dengan erat.
Shella tersenyum seraya terus mengelus rambut lembut anaknya.
"sekarang kamu mandi ya, baby."
"iya mom" Kenzie melepas pelukannya lalu bangkit dari ranjangnya dan berjalan malas ke kamar mandi.
••••••••
"pagi semuanya." ucap Kenzie sedikit keras begitu dia memasuki ruang makan yang luas, semua anggota keluarganya sudah berkumpul di meja makan.
"kenapa pakai tangga, baby? Bukannya sudah daddy bilang pakai lift saja." ucap daddynya begitu Kenzie sudah duduk di samping Eric, membuat Kenzie menatap daddynya dengan tatapan memelas.
"maaf dad, aku lupa."
"hmm... Kali ini aja daddy maafin, lain kali jangan diulangi lagi baby. Mengerti?" ujar Eric mencium kening Kenzie.
"iya, dad. Aku mengerti." jawab Kenzie diam-diam merasa lega. Untunglah Daddynya tidak marah kepadanya, dia tidak ingin lagi di hukum karena melanggar peraturan yang sudah di buat keluarganya.
Yah... Setidaknya untuk sekarang, karena dia cukup jera setelah di hukum keluarganya dan tidak berniat untuk melanggar peraturan lagi dalam waktu dekat.
Di kurung di dalam kamar selama 2 minggu dengan tangan kanan yang di rantai di tiang ranjang dan juga infus yang terpasang di tangan kirinya, membuat Kenzie harus berpikir ulang kalau ingin melanggar peraturan lagi.
Dan alasan kenapa dia harus di hukum saat itu adalah karena Kenzie mencoba kabur saat tengah malam yang saat itu sedang turun salju, tubuh Kenzie yang memang dari awal lemah tidak bisa melawan dinginnya udara saat itu.
Meski tubuhnya sudah menunjukkan tanda-tanda drop, Kenzie tetap berusaha untuk keluar dari area mansion tapi keburu di tangkap oleh bodyguard yang melihatnya dari CCTV.
Dia kan cuma ingin ke cafe yang di bicarakan banyak orang.
Para maid segera menyiapkan makanan di meja makan dengan rapi, Kenzie menatap malas makanan di depannya. Sebenarnya dia tidak selera makan sekarang, pinginnya dia cuma mau makan roti dan selai tapi karena semua keluarganya sedang menatapnya, apa boleh buat.
"kamu harus makan, baby. " perintah Opanya dengan nada tegas, tidak mau dibantah. Begitu dia melihat tatapan cucu bungsunya itu yang melihat makanan di depannya dengan malas.
"baik opa." Kenzie menaruh makanan di piringnya dengan porsi sedikit, tiba-tiba daddynya menaruh sesendok besar sayur ke piringnya.
Kenzie menatap Eric dengan tatapan kaget, dia benar-benar benci sayur. Dan sekarang dia harus menghabiskan sayur sebanyak ini?!
"habiskan, baby" ujar Eric.
Kenzie hanya mengangguk dengan diam, tau kalau dia tidak bisa melawan. Daripada dia di hukum lagi bukan?
Lalu hanya ada keheningan karena memang keluarganya tidak membolehkan ada yang berbicara saat makan.
"Ayo baby, kakak yang akan mengantarmu." Ucap Samuel begitu Kenzie sudah selesai makan, Kenzie mengangguk dan segera bangkit dengan membawa tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective family
Teen Fiction( PERHATIAN! KENZIE DISINI COWOK JADI JANGAN NANYA LAGI YA KALAU PERLU LANGSUNG CEK DI BAB VISUAL ANAK2 AJA😉) selama hidup kenzie, rasanya dia tidak akan pernah bisa lepas dari keluarganya. apa-apa serba di larang. bahkan sahabatnya pun sama overp...