Samuel menggendong Kenzie ke kamarnya yang didominasi warna hitam dan putih, dari dulu kakaknya itu hanya suka 2 warna saja, hitam atau putih. Makanya pakaiannya paling banyak 2 warna itu sisanya warna cokelat atau abu-abu.
Samuel mendudukkan Kenzie di ujung tempat tidurnya dan merendahkan dirinya sampai sejajar dengan Kenzie. Kenzie mencoba memberanikan diri menatap mata Samuel, hatinya mengatakan dia akan berada dalam bahaya kalau memancing kemarahan Samuel hari ini.
"kamu mau kabur lagi? Bukannya sudah kakak bilang tunggu kakak pulang baru ke taman belakang?" ucap Samuel dingin, dia memang tadi ditelpon Kenzie ketika masih di kantor dan ingin pergi ke taman belakang sendiri karena tidak ada orang di rumah selain bodyguard dan pelayan.
Samuel sudah menyuruh Kenzie kalau mau ke taman belakang ditemani bodyguard tapi adiknya itu menolak berkali-kali dengan keras kepala, dan akhirnya Samuel menyuruh Kenzie untuk menunggunya pulang tapi adiknya itu malah menyeret Austin yang sudah seperti mayat hidup untuk menemaninya.
Samuel tidak bisa mempercayai Austin kalau keadaannya seperti itu karena Austin pasti akan kesusahan sendiri setelah bergadang berhari-hari. Dan pastinya Kenzie tau kalau itu bisa dijadikannya jalan untuk kabur.
"ma-maaf, kak. Kenzie salah." ucap Kenzie lirih seraya menundukkan kepalanya takut. Tangan Samuel memegang dagu Kenzie membuat Kenzie kembali menatap matanya.
"jangan mencoba menguji kesabaran kakak, baby. Kalau kamu ketauan kabur lagi, hukumanmu akan lebih parah dari yang dulu." ucap Samuel dingin sambil menggenggam pergelangan tangan kanan Kenzie. Kenzie terdiam, kakaknya benar-benar menakutkan.
"paham?" Kenzie masih saja diam, dia tidak bisa menjawab pertanyaan kakaknya karena mendadak otaknya nge-blank, memikirkan hukuman yang mungkin saja akan diterima.
Bagaimana kalau dia disuruh masuk ke kandang singa peliharaan kakaknya itu? Tidak, tidak, kak Samuel nggak setega itu dengannya. Atau bagaimana dia disuruh ke tempat horror seperti yang ada di film-film lalu dikurung sendirian? Ini sepertinya lebih mungkin, karena Samuel sangat tau kalau Kenzie itu sangat takut dengan yang berbau horror.
Kenzie yang terdiam tidak bisa menjawab membuat Samuel mencengkram pergelangan tangan kanan Kenzie dengan kuat membuat Kenzie langsung tersadar dan berteriak kesakitan.
"akh! Sakit, kak! Le-lepas hiks"
"kakak pernah bilangkan kalau kakak bertanya kamu harus menjawabnya, baby." ucap Samuel semakin kuat mencengkram pergelangan tangan Kenzie membuat Kenzie semakin kesakitan, pasti pergelangan tangannya akan memar.
"i-iya, kak. Hiks Ken-Kenzie hiks paham hiks" Ucap Kenzie lirih, Samuel melepaskan cengkramannya dan membawa pergelangan tangan kanan Kenzie yang berbekas ke bibirnya, menciumnya dengan lembut.
"maaf, baby." Samuel memeluk Kenzie seraya mengelus punggung adiknya itu, Kenzie masih saja sesenggukkan menangis. Kakaknya ini kalau sudah marah benar-benar tidak berbelas kasihan sama sekali.
"jangan menangis lagi, baby." Samuel berucap lembut.
"hiks sa-sakit, kak. Tangan hiks Kenzie hiks sa-sakit hiks" ucap Kenzie lirih sambil mengangkat tangan kanannya, memperlihatkan pergelangan tangannya yang memerah.
Samuel memegang tangan kanan Kenzie dengan lembut dan sebelah tangannya lagi mengelus rambut adiknya itu.
"hm, kakak obati ya."
Kenzie membalas dengan menganggukkan kepalanya sambil air matanya terus mengalir. Begitu Samuel mencoba melepaskan pelukannya tapi Kenzie malah memeluknya dengan erat.
"baby, lepas dulu. Kakak mau panggil pelayan dulu, sayang." Samuel mengelus rambut Kenzie.
"hiks nggak mau hiks"
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective family
Teen Fiction( PERHATIAN! KENZIE DISINI COWOK JADI JANGAN NANYA LAGI YA KALAU PERLU LANGSUNG CEK DI BAB VISUAL ANAK2 AJA😉) selama hidup kenzie, rasanya dia tidak akan pernah bisa lepas dari keluarganya. apa-apa serba di larang. bahkan sahabatnya pun sama overp...