"Kenzie!" teriak seorang anak kecil laki-laki dengan heboh begitu dia melihat temannya turun dari dalam mobil dibantu ibunya.
"Gavin!" balas Kenzie tersenyum lebar seraya melambaikan tangannya, merasa senang melihat teman bermainnya juga akan sekolah di sekolah yang sama dengannya.
Gavin segera berlari menuju Kenzie, tidak memperdulikan ayahnya yang memperingatkannya untuk tidak berlari dengan cepat mengingat kalau anaknya itu ceroboh sekali. Lionel hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku anaknya yang hiperaktif dan berjalan mengikuti anaknya untuk menyapa keluarga dari tuannya itu.
Gavin langsung memeluk Kenzie begitu dia berada di dekat Kenzie, dia lebih tinggi sedikit dari Kenzie. Kenzie membalas pelukan Gavin seraya tertawa riang.
"Selamat pagi nona." sapa Lionel hangat kepada Shella yang sedang tersenyum melihat tingkah laku anaknya dan Gavin. Shella mengalihkan perhatiannya kepada Lionel, membalas tersenyum dengan ramah.
"Selamat pagi juga, Lionel." balas Shella ramah, dia sudah mengenal Lionel selama 15 tahun semenjak pria yang lebih muda 2 tahun darinya ini menjadi sekretaris pribadi papanya. Lionel adalah sosok yang bisa dibilang perfeksionis, membuat dirinya menjadi orang yang paling diandalkan Xander. Tidak hanya perfeksionis, Lionel juga memiliki pribadi yang hangat kepada orang-orang yang dikenalnya tapi tidak untuk orang asing.
"Papa, papa!" panggil Gavin dengan tidak sabaran, Lionel menunduk untuk menatap anaknya yang sedang menggandeng tangan Kenzie. Mereka berdua kelihatan imut sekali kalau seperti ini, tidak tidak sebenarnya hanya Kenzie saja yang imut. Dia tidak bisa menyebut anaknya sendiri imut ketika ingatan-ingatan masalah yang disebabkan Gavin selama ini terus berputar di ingatannya.
Ugh... Mengingatnya saja sudah membuat Lionel menghela nafas berat, dia terbilang jarang sekali mengeluh tentang apapun, meskipun sebanyak apapun pekerjaannya dia tidak pernah mengeluh tapi kalau menyangkut kelakuan anaknya itu rasanya Lionel ingin angkat tangan saja.
Tapi meski begitu dia masih menyayangi anak kandungnya itu.
"Ada apa boy?" tanya Lionel.
"Nanti Kenzie menginap di rumah kita ya, pa?" ucap Gavin sambil tersenyum menampakkan gigi depannya yang bolong satu di tengah karena habis dicabut kemarin. Mengingat hebohnya Gavin di dokter gigi kemarin membuat Lionel menghela nafas pelan. Teriakan anaknya kemarin rasanya melebihi suara ibunya yang merupakan bekas penyanyi pada waktu dulu yang kini beralih menjadi pemilik restoran bintang lima di Spanyol.
Lionel menoleh ke arah Shella, "nona, apa boleh tuan muda Kenzie menginap?" tanya Lionel.
Shella tersenyum ragu, sebenarnya dia juga ingin mengizinkan tapi masalahnya adalah suaminya. Eric sangat ketat kalau itu menyangkut Kenzie apalagi kalau keluar dari mansion. Meskipun orang itu adalah Lionel, yang merupakan orang kepercayaan papanya -Xander- selama 15 tahun.
Kenzie mendongak menatap mommy-nya dengan mata berbinar ketika Shella tidak juga kunjung menjawab. Dia sangat ingin menginap di rumah Gavin karena sudah 2 tahun dia tidak pernah lagi menginap di rumah Gavin, saat itu dia masih berumur 6 tahun ketika pertama kali menginap di rumah Gavin.
Shella yang melihat tatapan anaknya yang sarat akan permohonan menghela nafas, semoga saja Eric tidak marah nanti.
"Ya, boleh baby. Tapi hanya untuk semalam saja ya, Lionel. Aku takut kalau suamiku akan marah." ucap Shella, suaranya memelan di akhir kalimat.
Kenzie tersenyum senang seraya menatap Gavin yang juga ikut tersenyum. Lionel mengangguk.
"Baiklah, nona. Saya akan menjaga tuan muda Kenzie dengan baik." ucap Lionel.
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective family
Teen Fiction( PERHATIAN! KENZIE DISINI COWOK JADI JANGAN NANYA LAGI YA KALAU PERLU LANGSUNG CEK DI BAB VISUAL ANAK2 AJA😉) selama hidup kenzie, rasanya dia tidak akan pernah bisa lepas dari keluarganya. apa-apa serba di larang. bahkan sahabatnya pun sama overp...